10705371 1467237663538285 442673574 n

Umi Ida, begitulah sapaan akrab sosok salah satu guru asrama Perguruan Diniyyah Puteri yang selalu ingin dekat dengan Al-Quran ini. Umi manis kelahiran Kuala Tungkal, 29 November 1992 ini menyelesaikan hafalan 30 juz pada saat baru berumur 17 tahun.

Membawa haji kedua orangtua, mungkin merupakan cita-cita setiap orang, karena dengan menunaikan ibadah haji itu lengkaplah Islamnya seseorang. Begitu juga sosok umi yang sangat menyukai pisang ini, berhaji bersama kedua orangtua adalah cita-cita tertingginya.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini memiliki hobi yang sungguh mulia, yaitu membaca Al-Quran. “Dengan membaca Al-Quran itu, hati menjadi tenang dan tentram,” ungkap umi yang menyukai warna biru ini, saat ditanya tentang hobi yang membuat orang berdecak kagum itu.

Menjadi seorang penghafal Al-Quran tidak membuat hidup umi hanya jalan di tempat saja. Buktinya beliau juga mengikuti berbagai lomba di berbagai daerah, mengikuti lomba tafsir Al-Quran tingkat provinsi Jambi, dan mengikuti MTQ Al-Quran 10 juz di Riau. Lebih hebatnya lagi, umi yang masih keturunan Jawa ini juara 1 lomba tahfiz 5 juz tingkat kabupaten Kuala Tungkal.

Setelah selesai menghafal 30 juz Al-Quran di pesantren al-Baqqatus shihat Kuala Tungkal, umi melanjutkan perjuangannya mondok di pesantren al Falah, Kediri. Di Kediri, umi yang memiliki adik perempuan dan laki-laki ini menetap selama 4 tahun. Selain mengulang hafalan, beliau juga belajar tafsir dan fiqih.

            “Umi merasakan begitu nikmatnya dekat Al-Quran setelah dulu ada teman umi yang mengatakan bahwa beliau sangat rindu membaca Al-Quran. Padahal di waktu Subuh dia udah tilawah bareng umi, sedangkan saat itu masih waktu Zuhur. Dari saat itulah umi merasa tersentuh, dan sangat merindukan Al-Quran setiap saat,” ungkap umi Ida mengakhiri wawancara, saat ditanya perasaannya bersama Al-Quran. (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri)