1930450 1261327070547279 1677988452680721327 n

“Tidak pun kita menjadi guru di kelas, setidaknya kita menjadi guru di rumah untuk mendidik anak-anak kita, karena tugas seorang wanita yang akan menjadi ibu”. Itulah kata-kata yang sampai saat ini tetap diingat oleh Rasyidah Z. Day, S.Psi.I yang lahir di Kamang Hilir, 16 Mei 1987. Kata-kata dari Alm. Zul Ihsan Day, ayah dari wanita cantik yang akrab disapa bu Iras, masih diingat sampai saat ini. Karena kata-kata ini yang membuat bu Iras merasakan betapa mulia menjadi seorang guru, meski pada mulanya tidak pernah terbayangkan olehnya akan menjalani profesi tersebut.

Terlahir sebagai puteri keempat dari pasangan Alm. Zul Ihsan Day dan Tisliar, bu Iras sekarang memikul jabatan sebagai Kepala SMP Diniyyah Puteri. Tentunya itu semua tidak lepas dari usaha dan juga pendidikan yang ia tempuh selama ini. Mulai dari SDN 32 Gadang Baso, MTsN Kamang, MAN Model Bukittinggi, dan S1 Psikologi Islam IAIN Imam Bonjol Padang. Di samping menjalankan kuliah, ia juga mengikuti aktivitas organisasi yang ada di kampus, diantaranya menjadi anggota HMJ Psikologi Islam serta menjadi anggota FKPS Fakultas Ushuluddin.

          Menjadi terapis, itulah cita-cita mulia yang dimilikinya. Sebuah tujuan mulia guna membantu setiap orang yang memang membutuhkan bantuan terapi dalam setiap kondisi permasalahan dalam hidupnya. Psikologi perkembangan Jw. Santrock dan Elizabeth dan Hurlock, dan Ihya ‘Ulumuddin Imam Al Ghazali, adalah buku favorit yang pernah ia baca. Adapun tokoh idolanya adalah Rasulullah SAW karena beliau adalah sebaik-baik manusia yang membuat wanita begitu berharga di mata umat manusia.  

“Usaha dengan kemampuan terbaik dan ikhlas mengharap ridha Allah SWT,” inilah motto hidup bu Iras dalam menjalankan kehidupan. Usaha yang akan membuat kita mendapat hasil yang terbaik. Adapun impian terbesar beliau adalah melanjutkan S2, naik Haji ke tanah suci Makkah, dan yang paling penting meraih ridha Allah SWT.

Disamping itu, bu Iras juga memilki negara impian yang akan dikunjungi. Spanyol (Andalusia) tujuan negara pertama, karena di sana ia ingin mempelajari sejarah peradaban Islam guna menambah ilmu pengetahuan selain pergi travelling. Negara selanjutnya adalah Jepang, untuk melihat dan mempelajari sistem pendidikan serta budaya negara itu dalam mendidik anak-anak. Tak lupa Makkah dan Madinah, untuk merasakan bagaimana perjuangan Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam. (Fitri Yeni/Diniyyah News Reporter)