19 November 2013 yang lalu, 2 orang santri Diniyyah Puteri berangkat menuju Eropa bersama Pimpinan Perguruan Dinyyah Puteri, ibu Fauziah Fauzan El M, SE, Akt, M.Si. Mereka berangkat dari Padang dengan tujuan pertama yaitu Amsterdam, Belanda. Tapi sebelumnya transit dulu di Jakarta, dan dilanjutkan di Negara jiran Malaysia. Pada saat itu Belanda berada pada musim dingin, bahkan suhu sampai 4°C di siang hari.
Hari pertama di Negara Belanda, mereka jalan-jalan ke kampung Petani. Di sana terdapat banyak kincir angin dan para petani yang bertani bunga tulip. Tapi sayangnya saat itu sedang musim dingin, jadi nggak bisa liat bunga tulip. Perjalanan dilanjutkan ke gedung perlemen. Gedung ini seperti gedung DPR di Indonesia. Tapi bedanya semua orang bebas masuk. Kegiatan berikutnya adalah Amsterdam University. Mereka bertemu orang Indonesia yang kuliah di di sana. Tak lupa Leiden university juga dikunjungi. Mereka sempat mampir ke kantin kampus tersebut. Ternyata kantin di luar negeri itu berbeda jauh dengan kantin kita. Semua mahasiswa yang ada di dalam kantin tidak ada yang ribut dan tidak ada yang nongkrong. Semuanya fokus pada urusan masing-masing, dan di sela-sela makan mereka juga belajar serta mengerjakan tugas. Hari ketiga, mereka juga sempat mengunjungi sekolah Indonesia, dan lebih bahagianya mereka ketemu alumni Diniyyah Puteri yang tinggal di Negara yang sempat menjajah Indonesia selama lebih kurang 3 abad itu.
Hari keempat di Eropa, santri Diniyyah Puteri berangkat menuju Jerman, dan tinggal di rumah orang Indonesia plus orang Minang yaitu bu Elsi yang asli Bukittinggi. Mereka dijamu istimewa, dibawa jalan-jalan ke pasar malam Jerman yang namanya Dom. Sewaktu di Jerman, suhu semakin rendah, bahkan pernah mencapai titik -4°C. Berikutnya mereka ke Hamburg University. Di sana mereka disuguhi acara penampilan dari fakultas Asia Arab.
Belanda dan Jerman sudah terlewatkan, negara terakhir yang akan mereka jelajahi yaitu Perancis. Setelah menghabiskan waktu selama 7 jam di dalam kereta, mereka sampai juga di Negara fashion itu. Pada malam hari, mereka langsung ke menara Eiffel dan naik ke atasnya untuk melihat keindahan kota Paris. Kampus selanjutnya yakni Sorbone University tidak lupa dijelajahi. Lalu, kegiatan berikutnya adalah mengunjungi museum Louvre, yakni museum terbesar di dunia. Di museum ini mereka melihat lukisan asli Monalisa dan juga peninggalan-peninggalan Islam. Tapi mereka nggak mungkin menjelajahi semuanya, karena untuk menjelajahi museum yang amat besar ini membutuhkan waktu yang lama.
Musium Louvre adalah akhir dari perjalanan mereka kali ini. Setelah perjalanan lebih kurang dua minggu, tentunya bisa membawa banyak ilmu, berpikiran internasional, mengetahui perkembangan dunia, mengetahui universitas kelas dunia, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Semoga santri Diniyyah Puteri kian sukses kedepannya. (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri)