“Menjadi pemimpin bukanlah hal mudah.” Hal inilah yang terbesit di benak para peserta Training Leadership Camp (TLC) angkatan kedua. Para peserta tersebut merupakan santriwati kelas VIII MTs.DMP-SMP Diniyyah Puteri. Selama kegiatan training leadership camp berlangsung, para santri dilatih untuk menjadi leader yang baik, yang tidak hanya mementingkan diri sendiri. Selain itu, para santri juga dilatih untuk menjadi pemimpin berintegritas tinggi. Karena memang Indonesia tengah membutuhkan pemimpin yang tak hanya berorasi ketika hendak pemilu saja, tetapi memang berkomitmen terhadap apa yang telah dikatakan.
Acara Training Leadership Camp dimulai pada tanggal 17 hingga 19 Februari 2014 di Perguruan Diniyyah Puteri. Adapun coach yang melatih para peserta adalah, ibu Fauziah Fauzan yang merupakan pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri. Di hari pertama kegiatan tersebut, para santri dipertemukan langsung dengan para leader di kota Padang Panjang. Tepat pukul 08:00 WIB, para santri sudah hadir di gedung pertemuan DPRD Padang Panjang untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan pemimpin rakyat di tempat tersebut. Beragam pertanyaan dilontarkan para santri kepada ibu Busmawati, S.Pd yang menjabat sebagai wakil ketua DPRD, beliau menggantikan bapak ketua DPRD yang berhalangan hadir pada saat itu. Para santri bertanya layaknya seorang pemimpin daerah kepada wakil rakyat. Mereka berusaha memastikan jika jawaban atas pertanyaan yang mereka lontarkan sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan.
Setelah bertemu dengan para leader di kantor DPRD, para santri lantas mengunjungi Balai Kota Padang Panjang. Di tempat tersebut, mereka disambut oleh bapak wakil walikota, yaitu bapak Dr. Mawardi. Tak hanya bapak wakil walikota yang hadir, bapak kepala Dinas Pendidikan dan bapak kepala Departemen Agama Padang Panjang turut hadir untuk berdiskusi langsung dengan para santri kelas VIII MTs DMP-SMP Diniyyah Puteri.
Tetapi sayang, dengan berbagai rangkaian acara dan aturan yang harus diikuti selama kegiatan training leadership, di akhir pelantikan hanya 11 orang peserta yang lolos. Hal tersebut disebabkan kegagalan para peserta untuk menjaga silent time yang telah ditetapkan. Meskipun 104 orang peserta belum lolos dan harus mengulang di waktu yang telah ditetapkan, mereka tetaplah para leader yang bertanggung jawab terhadap kesalahan dan komitmen terhadap aturan. (Resti Chairunisa/Reporter Diniyyah News)