Selasa, 18 November 2014, Shintani Naoyuki seorang staf ahli politik di kedutaan besar Jepang untuk Indonesia mengunjungi Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Kunjungan ini dalam rangka feedback dari kedutaan Jepang karena Diniyyah Puteri menjadikan negara Jepang salah satu negara wajib yang dikunjungi dalam peningkatkan wawasan peserta didik.
Program kunjungan ke Jepang ini sudah berlangsung sejak tahun 2005 lalu. Hal tersebut bermula ketika pemerintahan Jepang mengundang pimpinan pondok pesantren untuk menjalin kerjasama dalam meningkatkan pendidikan. Namun, dari sekian banyak pondok pesantren yang diundang, Diniyyah Puterilah yang sangat sering datang ke negeri Sakura itu. Bahkan sekarang sudah menjadi program wajib.
Peserta yang menghadiri pertemuan ialah seluruh santriwati, mahasiswi, guru, dan karyawan yang sudah pernah pergi ke Jepang. Turut serta para santriwati yang akan berangkat ke negeri matahari terbit di awal tahun 2015 nanti.
Pertemuan yang berlangsung di aula Zainuddin Labay El Yunusi tersebut dibuka oleh pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammady SE, Akt, M.Si. Setelah itu pemutaran video tentang perkembangan teknologi di Jepang oleh Shintani. Seluruh hadirin seperti terhipnotis melihat bagian demi bagian video tersebut. Disana digambarkan begitu bersahajanya orang Jepang, hingga mereka bisa mendapatkan air bersih dimana saja. Bahkan air kran yang mengalir ke rumah-rumah penduduk, langsung bisa dikonsumsi tanpa dimasak.
Kemudian, bagaimana inovasi orang Jepang hingga tercipta robot. Mulai dari robot mainan sampai robot yang dapat membantu pekerjaan manusia. Benar-benar luar biasa. Belum lagi, karya anak-anak Jepang dalam membuat kerajinan tangan. Seperti aksesoris HP, hingga gantungan kunci. Mulai dari harga yang murah sampai puluhan juta. Intinya video itu menggambarkan hasil karya orang Jepang yang begitu mengagumkan.
“Saya sangat terkesan dengan keramahan orang Jepang. Terlihat pikiran orang Jepang itu maju, segala sesuatu ditata dengan sebaik mungkin. Tatanan kotanya juga menarik hati,” ujar Resmamita, santri kelas XI IPA I asal Kepulauan Riau.
“Jepang benar-benar mengagumkan. Banyak hal pelajaran yang kami dapatkan di sana. Salah satunya ketertiban orang Jepang dalam membuang sampah. Orang Jepang begitu cinta kebersihan. Sekarang kami sudah mencoba mengaplikasikannya di sekolah,” terang Yusneli Safari, wakil kesiswaan MA KMI Diniyyah Puteri.
Ketua STIT Diniyyah Puteri, Syarifatul Hayati, Lc, MA turut menyatakan bangga terhadap mahasiswinya yang sudah ikut field study ke Jepang, hingga bisa memberikan good culture di kampus setelah kembalinya mereka dari sana. Satu hal lagi kebahagiaannya ialah, para mahasiswi berangkat ke negeri matahari terbit itu dengan biaya sendiri. Karena 90 % mahasiswi STIT Diniyyah Puteri sudah bekerja di lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.
Semoga dengan adanya kunjungan tersebut membuat Diniyyah Puteri semakin maju dan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. (Lelen Sartika Woyla/Mahasiswi STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang)