Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri, diwajibkan mampu berbicara dengan Bahasa Arab. Setelah melaksanakan belajar dialog Bahasa Arab secara rutin setiap pagi hari Senin hingga Juma’t. Diikuti oleh seluruh mahasiswi semester satu di kampus STIT Diniyyah Puteri tersebut.
Pada hari Senin, 19 Januari 2015. Mahasiswi melaksanakan ujian dialog Bahasa Arab bersama ustadz Yendri Junaidi. Dilaksanakan di depan kampus STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang. Dimulai jam 07.00 WIB hingga 08.00 WIB. Ujian itu berupa ujian lisan, karena yang diharapkan adalah mahasiswi cakap berdialog Bahasa Arab. Sedangkan untuk belajar tulis menulis, sudah dipelajari dalam mata kuliah Bahasa Arab. Ujian tersebut diadakan setelah mahasiswi mempelajari 10 bentuk dialog percakapan sehari-hari. Tujuannya agar mahasiswa selalu mengingat dialog yang telah dipelajari dan mengamalkan dalam setiap aktivitas mereka. Serta mendidik mental mahasiswa menjadi lebih berani menghadapi ujian-ujian lisan. Terutama di kampus biru itu salah satu syarat lulusnya adalah apabila telah sukses mengikuti sidang skripsi dengan tiga bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Sitem ujian yang diberikan oleh Yendri Junaidi selaku penguji adalah dengan membentuk lingkaran. Seluruh peserta ujian berdiri dan membentuk lingkaran. Para musrifah (pembimbing) juga diikut sertakan dalam ujian itu. Mahasiswi terlihat tenggang, namun begitu antusias mengikuti ujian itu. Yendri Junaidi menguji dengan cara bertanya langsung menggunakan Bahasa Arab kepada masing-masing mahasiwa. Mahasiswa tidak hanya disuruh menjawab dengan Bahasa Arab yang telah dipelajari, namun juga menterjemahkan langsung apa yang di ungkapkan penguji.
Seluruh peserta ujian menghadapinya dengan penuh keseriusan. Meskipun ujian tersebut tidak mempengaruhi nilai mahasiswa dan juga tidak memberi hukuman bagi yang salah menjawab. “ awalnya saya begitu tegang dan takut, namun saat ujian berlangsung ternyata saya bisa menjawabnya. Teman-teman yang lain juga begitu mantap menjawabnya. Saya sangat senang, akhirnya mampu berbicara Bahasa Arab.” Ujar salah satu peserta ujian itu yang bernama Milna Hayana Sari mahasiswa semester 1 jurusan PAI asal Pariaman.
Siti Nur Khotimah yang merupakan salah satu musrifah dialog Bahasa Arab itu, merasa sangat bangga menjadi musrifah sekaligus mahasiswi kampus biru tersebut. Dosen-dosennya begitu perhatian terhadap mahasiswinya. Terbukti dengan diadakanya program belajar dialog bahasa arab ini. Program itu sangat menunjang mahasiswi menjadi aktif berbahasa arab tanpa memungut biaya sedikitpun. Mahasiswi yang akrab disapa Ima ini berharap program ini terus berlanjut dan dikembangkan lagi agar lebih menarik.
Mahasiswi berharap program ini menjadi program rutin di kampus STIT Diniyyah Puteri ini. Program yang tidak boleh dihilangkan dan dispelekan. Sehingga berbahasa Arab menjadi bahasa unggulan dan bahasa wajib dikampus itu.. Semoga kampus-kampus diluar sana yang berbasis Islam juga bisa menerapkan Bahasa Arab ini. Karena dengan kekayaan bahasa mahasisiwa bisa berbaur dengan negara-negara di dunia. (Jummiati Oktariana/Reporter Diniyyah Puteri)