capture-20130918-131129

“Dan Rasulullah saw pun menangis. Para sahabat pun menangis. Orang-orang shaleh sampai saat ini pun menangis. Mereka seakan tak kuasa harus berpisah dengan bulan yang penuh berkah ini. 'Ya Allah, pertemukan lagi kami dengan Ramadhan selanjutnya', begitulah do'a mereka.”

            Hari demi hari terus berlalu. Dan tanpa kita sadari, bulan Ramadhan akan segera pergi. Seakan baru kemaren kita bergembira menyambutnya, tetapi tak berapa lama lagi ia akan pergi meninggalkan kita. Sebagai manusia beriman, kita tentunya teramat sedih dan cemas dengan kepergian bulan Ramadhan. Sedih karena kita akan berpisah dengan bulan yang penuh mm berkah dan cemas karena kita tidak tahu apakah ini adalah Ramadhan kita yang terakhir kalinya.

            Salah satu hal yang sangat kita khawatirkan apakah ibadah yang kita kerjakan semenjak awal Ramadhan berhasil mendapatkan pahala yang berlipat ganda atau jangan-jangan kita seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW yakni golongan orang-orang yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga semata

            Di penghujung bulan Ramadhan ini, sudah selayaknya kita melakukan muhasabah diri. Sadarkah kita bahwa amalan kita masih sedikit? Sudahkan kita layak mendapatkan derajat taqwa atau semua itu masih jauh panggang dari api? Berapa banyak dan sebaik apakah amal ibadah yang telah kita kerjakan semenjak awal Ramadhan? Atau kita hanya bermalas-malasan seperti bulan-bulan sebelumnya.

            Di samping itu, berhasilkah mengkhatamkan kitab suci Al Quran, minimal satu kali, atau kita hanya membacanya beberapa baris saja, bahkan tidak ada sama sekali? Berapa banyak harta yang telah kita infakkan di jalan Allah SWT atau kita hanya sibuk membelanjakan harta tersebut di pusat-pusat perbelanjaan guna membeli beragam menu 'Pabukoan' dan berebut segala macam persiapan untuk kebutuhan merayakan hari raya Idul Fitri? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang dapat kita ajukan kepada diri kita sendiri dalam rangka bermuhasabah diri.

            Seperti yang kita ketahui, Ramadhan merupakan bulan yang penuh kerahmatan, keberkahan dan kemuliaan. Kepergiannya kini amat dirasakan dan akan ditangisi oleh seluruh umat Islam yang benar-benar menghayati dan memanfaatkan kedatangannya dengan melaksanakan berbagai ibadah, baik itu yang wajib dan ibadah sunah. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita merasa kepergiannya terasa biasa-biasa saja. Atau malah bergembira karena terbebas dari kewajiban berpuasa? Jika demikian, kita sepatutnya memohon ampun pada Allah SWT.

            Sungguh, di penghujung Ramadhan, setiap muslim sewajarnya bermuhasabah dan menilai diri terhadap ibadah puasa yang dilaksanakan. Apakah ibadah yang telah dikerjakan tersebut benar-benar telah mencapai ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT sehingga bisa menjadikan diri menjadi hamba yang berhasil meraih derajat nilai taqwa dan kembali kepada fitrah nan suci.

            Sebagaimana yang kita ketahui, ibadah puasa yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, kesungguhan dan istiqamah bukan saja meningkatkan keimanan, malah ia dapat menghapuskan dosa kesalahan yang lalu. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasululullah SAW bersabda, “Siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan serta mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka Allah SWT akan mengampunkan segala dosanya yang telah lalu”. (HR Bukhari).

            Istiqomah dalam melakukan amal ibadah memerlukan tahap keimanan dan ketakwaan yang tinggi agar segala amal soleh dapat diteruskan hasil pendidikan Ramadhan pada bulan-bulan yang lain. Sebab, seringkali apabila kita melangkah ke bulan Syawal, ibadah semakin berkurang dibandingkan sewaktu bulan Ramadhan, terutamanya di malam hari raya Idul Fitri yang tak jarang hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan tak berguna. Seakan bergembira ria dengan kepergian bulan Ramadhan yang sungguh mulia.

            Oleh sebab itu, marilah bersama-sama kita memanfaatkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan tahun ini dengan beristiqomah dalam melakukan ibadah dan amalan soleh. Tak lupa pula hendaknya diiringi dengan doa kepada Allah SWT supaya dipertemukan lagi dengan Ramadhan pada tahun depan. Sebab, tak ada yang tahu apakah kita masih hidup pada Ramadhan berikutnya. Bisa saja menjelang itu kita telah tutup usia, sehingga tak dapat lagi menikmati indahnya beribadah di bulan suci ini.

            Jika kita beristiqomah, maka Allah SWT menjanjikan tiga keistimewaan sepertimana dalam firman-Nya yang bermaksud, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan gembirakanlah mereka dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushilat : 30).

                        Kiranya, sebelum bulan yang mulia ini benar-benar pergi, bergegaslah untuk memperbanyak ibadah di waktu yang masih tersisa. Tetaplah bertahan dengan segala amalan yang dikerjakan sejak awal mula Ramadhan. Dan hendaklah senantiasa ditingkatkan karena di malam-malam terakhir ini terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bukan seperti yang terjadi selama ini, makin ke ujung Ramadhan, semangat kita untuk beribadah kian memudar.

            Usahlah diperturutkan hawa nafsu untuk mempersiapkan hari raya Idul Fitri yang tidak pada tempatnya. Layakkah kita bergembira ria dan merasa jadi seorang pemenang, sementara amal ibadah kita hanya sekedarnya saja? Sementara kita tidak tahu apakah ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita.

            Sungguh, Ramadhan yang tak ubahnya pemusatan latihan ini akan segera berakhir meninggalkan kita. Kita tidak tahu apakah kita termasuk golongan yang benar-benar terlatih sehingga mampu menghadapi rayuan syetan yang selalu berusaha mengajak untuk mengikuti jalannya. Kita juga tidak tahu apakah setelah Ramadhan, kita termasuk orang-orang yang tidak lagi mempertuhankan hawa nafsu dunia yang kelak hanya akan membawa kita ke jurang neraka.

            Karenanya, manfaatkanlah waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin. Hingga tak ada penyesalan yang timbul di hati kita setelah kepergiannya. Dan semoga saja rangkaian ibadah yang telah kita lakukan selama Ramadhan berlangsung akan mampu merubah kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Amin...

Wallahua'lam