masa yang tersisa

Saudaraku, kini kita telah memasuki tahun 1438 H. Betapa hari demi hari, minggu, bulan, dan tahun silih berganti tanpa terasa. Nafas kita terus berjalan menuntun kita ke pintu kematian.

Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita. Tanpa kita sadari, sesungguhnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati. Baru kemaren rasanya kita jadi anak kecil, lalu menjadi remaja, dewasa dan berkeluarga, hingga kini telah berusia senja.

Sungguh. Umur kita yang tersisa pada hari ini sungguh tak ternilai harganya. Sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita. Karena itu, jika hari ini telah berlalu tapi tiada amal kebaikan yang kita lakukan, maka kita jadi manusia yang merugi.

Karena itu janganlah pernah tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua. Jangan pula terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.

Selagi ada masa tersisa, teruslah berkata baik dan berbuat baik. Walau tak banyak orang yang mengenali kita, tapi amal kebaikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan.

Sesekali cobalah mengenang jalan hidup yang selama ini telah kita lewati. Berapa banyak kebaikan yang telah kita perbuat? Berapa banyak manfaat yang kita berikan pada orang-orang di lingkungan sekitar kita?  

Saudaraku, semoga kita mampu menfaatkan waktu yang tersisa untuk selalu berbuat  kebaikan. Amin.