maroko 1

Perguruan Diniyyah Puteri gencar menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan di luar negeri. Tahun 2016, tepatnya bulan Agustus, Diniyyah Puteri melaksanakan MoU dengan beberapa Perguruan Tinggi dan Lembaga Bahasa di Maroko. Kerjasama tersebut menjadi wadah bagi santri dan mahasiswi untuk mendapatkan pelatihan bahasa dan ilmu-ilmu keislaman yang memadai. MoU itu ditandatangani langsung oleh Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Ibu Fauziah Fauzan El-Muhammady, SE, Akt, M.Si dan Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammad V Rabat-Maroko. Penandatanganan tersebut dilaksanakan ketika delegasi Diniyyah Puteri berkunjung ke Maroko dalam sebuah misi ilmiah dan pendidikan.

            9 santri MAS KMI Diniyyah Puteri mengikuti program short course dan ilmu Keislaman di Maroko dari 4 Maret 2017 hingga 18 April 2017.

            “Program itu sebelumnya telah diikuti oleh Mahasiswi STIT Diniyyah Puteri pada tahun 2016 silam. Tahun ini santri kelas X dan XI MAS KMI Diniyyah Puteri berkesempatan untuk menambah wawasan mereka di Maroko. Semua santri yang ikutserta sangat antusias untuk mendalami ilmu Bahasa Arab dan Keislaman disini,” pungkas Resti Khairunnisa salah satu mahasiswi STIT yang diamanahkan untuk mendampingi santri selama di Maroko.

marko

            Resti menjelaskan kegiatan santri selama di Maroko cukup Padat. Santri belajar Bahasa Arab di pagi hari hingga sebelum masuk waktu Dzuhur. Selanjutnya mereka melakukan aktivitas pribadi dan muraja’ah Al-Qur’an. Kegiatan belajar dilanjutkan setelah Sholat Isya. Hampir setiap hari rutinitas tersebut dilakukan santri selama berada di Maroko.

Raisa Latifa, salah satu santri yang ikut serta dalam program short course tersebut mengutarakan kebahagiannya bisa datang ke Maroko.

            “Alhamdulillah senang sekali diberi kesempatan untuk belajar di Maroko. Negara ini sangat aman dan memiliki wawasan keilmuan yang luas. Banyak hal yang dapat kita pelajari disini. Saya dan teman-teman juga dapat menyaksikan langsung sejarah peradaban yang terbilang cukup lama. Saya berharap saat kembali ke Indonesia bisa berbagi pengalaman selama di sini dengan teman-teman,” tambahnya.

            Nasta Syahda Ulya, santri kelas XI MAS KMI berharap ilmu yang telah mereka dapatkan selama di Maroko bisa teraplikasikan dengan baik di negaranya, Indonesia. Ia pun berharap Bahasa Arab bisa menjadi salah satu bahasa keseharian santri di Diniyyah Puteri. (Jummiati Oktariana/ Diniyyah News Reporter)