IMG 8843

Padang Panjang -Hampir setahun belakang, pemandian kolam lubuk mata kucing, sebagai aset wisata Kota Padang Panjang, kembali diperkenalkan Diniyyah Training Centre (DTC) Diniyyah Puteri kepada klien atau mitra trainingnya.

Ahmad Rifa’i selaku Direktur Operasional DTC, menjelaskan komitmen ini sebagai tanggungjawab promosi pariwisata bahwa setiap agenda training kami menjadikan lahan kolam pemandian Lubuk Mata Kucing sebagai salah satu arena bermain untuk outbound.

            “Sebelumnya, hampir tujuh tahun belakang, kami selalu menyewa Lapangan INS Kayu Tanam, Kawasan Puncak Malibou Anai, Pulau Sikuai atau di Lawang untuk kegiatan outbound bersama klien kami dari berbagai instansi pemerintah, seperti, BUMN, Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, Sekolah, penyelenggara Pemilu, seperti KPU,” kata Ahmad.

            Namun  sekarang DTC tidak perlu membawa peserta ke luar kota, semua kegiatan training dan Outbound epenuhnya dilaksanakan di Padang Panjang. Apapun fasilitas sarana dan prasaran yang ada kami manfaatkan.

            Sebagaimana diakui Ahmad, khusus pemandian Lubuk Mata Kucing, beberapa kliennya yang rata-rata owner (pemilik) sekolah ternama di Jakarta, Banten, Tangerang, Lampung dan Jambi, sengaja dibawa ke sini untuk bermain outbound Smart Cano.

Selain itu, DTC juga memperkenalkan kembali air terjun tujuh tingkat di wilayah batas kota Padang Panjang tepatnya arah ke Lembah Anai. Beberapa klien juga sengaja dibawa untuk menikmati pemandangan alam dan hutan yang terlihat masih asri. Termasuk air terjunnya yang sangat ramai jumlahnya. Pun area kosong di Kampung Manggis tak luput digunakan DTC sebagai lokasi permainan War Game-Air Soft Gun untuk klien dari Jakarta.

Disamping itu, Fauziah Fauzan SE, Akt, Msi, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri menambahkan bahwa Perguruan Diniyyah Puteri sedang merintis wahana bermain baru, bernama Diniyyah Agro Wisata(DAW). Lokasi ini berada diatas tanah milik Perguruan sendiri.

“Rencananya untuk proses pembelajaran biologi santri, outbound, camping ground menanam padi, menangkap dan membakar ikan, bermain lumpur, Tubbing ( Semi arung jeram), melukis, memetik tebu, memandikan kerbau, yang semuanya dibentuk dalam keadaan alami,”paparnya.

            Menurutnya, trend terbaru orang-orang perkotaan ingin kembali ke suasana alam. “Jadi mereka ingin menikmati suasana yang damai, tenang, alami. Kalau kita berada di sini, terlihat hamparan padi yang menguning, petani yang bekerja diladang, aliran sungai lubuk mata kucing yang masih asri diiringi gemerciknya, nyanyian hewan seperti jangkrik dan kodok yang bersahutan. Lahan ini ditepi sungai dan dipagari oleh tebing yang tinggi juga menambah keindahan alamnya.  Inilah yang diburu dan dicari orang,” tukasnya.

            DTC merupakan lembaga training profesional dari Padang Panjang yang termasuk aktif melakukan kegiatan training ke pelbagai penjuru di Sumatera dan Jawa. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan sekelas PT Semen Padang, dua kali mempercayai lembaga ini untuk membina dan membentuk mental kerja karyawan baru perusahan papan atas tersebut. Di Riau, PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), pabrik pembuat kertas kelas dunia tiga kali berturut-turut mengundang DTC ke Pangkalan Kerinci untuk program CSR mereka.

Sementara jajaran instansi pemerintah tidak terhitung jumlahnya yang turut menggandeng DTC sebagai mitra pengembangan diri. Mulai KPPT Padang Panjang, BKD Padang Pajang, BAPPEDA, PDAM, KPU, IAIN/STAIN, STIKES, Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi, Perbankan, Kementrian Agama, Dinas Pendidikan, Perusahaan Media Cetak Harian Singgalang dan hingga klien yang di luar Sumbar. ( Ahmad/DTC)