Sudah pernah ngebayangin gimana hidup di pesantren nggak? Pernah ya? Kesan pertamanya apa? Pasti yang ada di pikiran orang-orang, belajarnya ilmu agama aja terus, jorok, dan ketinggalan zaman. Tapi ternyata pendapat itu salah besar, dan melenceng jauh.

            Ternyata hidup di pesantren itu menyenangkan. Pesantren itu gak cuma belajar ilmu agama aja kok, karena Allah juga udah memerintahkan agar manusia mencari nafkah, ya salah satunya jalan belajar ilmu dunia. Kalau dibilang jorok, gak juga tuh, pesantren juga rapi, dan di sana menerapkan salah satu hadis Rasulullah, yaitu annadzopatuminalimaan, kebersihan itu sebagian dari iman.

            Siapa bilang di pesantren itu ketingglan zaman? Di pesantren itu juga belajar ilmu pengetahuan kok, dan nggak salah kalau anak pesantren bisa ikut lomba sains, lomba debat bahasa Inggris, dan inilah kelebihan anak pesantren lainnya yaitu lomba debat bahasa Arab.

            Dulu banyak orang orang tua yang lebih memilih memasukkan anaknya ke pesantren gara-gara anaknya nakal, tapi itu ternyata pilihan yang salah, karena ternyata kadang kala anak yang dimasukkan ke pesantren dengan terpaksa itu, dia akan menjadi semakin tertekan dan semakin ngelunjak sifat keras di dalam dirinya. Kejadian salah niat beginilah yang membuat anak semakin prustasi?

            Pesantren memang tempat yang cocok untuk tempat melindungi anak dari kenakalan remaja zaman sekarang. Bayangkan sekarang sudah sangat banyak anak muda yang terpengaruh dalam kenakalan remaja, dan pergaulan bebas, termasuk narkoba. Sudah sangat banyak anak-anak sekolah yang terlibat dalam penggunaan narkoba, dan akhirnya putus sekolah. Coba banyangkan apakah di pesantren ada anak-anak yang dikeluarkan dari sekolah gara-gara narkoba? Jika ada, sungguh itu suatu aib besar. Nggak jarang ada orang tua yang rela berpisah jauh dari anaknya, hanya demi anaknya masuk pesantren. Kalo dipikir-pikir mana ada orang tua yang rela jauh dari anaknya, semua orang tua itu sayang sama anaknya, tapi karena dan demi masa depan anak, mereka rela memasukkan anaknya ke pesantren dan berpisah untuk beberapa tahun.

Orangtuaku sendiri pernah bilang “Anak yang disekolahkan di pesantren itu bukan mereka dibuang, atau mereka nakal, ataupun mereka dihukum, tetapi karena orangtuanya sayang kepada mereka. Di sanalah mereka ditempa dan mencari jati diri mereka, dan itu semua karena orangtuanya sayang kepada mereka.” Itulah ungkapan salah satu orang tua, dari sekian ribu orang tua yang memasukkan anaknya ke pesantren.

            Hidup di pesantren itu mengajarkan hidup mandiri dan hidup sederhana. Mengapa demikian? Ya karena di pesantren itu semua yang kita lakukan itu sendiri, mulai dari bangun tidur, dan sampai tidur lagi semua aktifitas dilakukan dengan mandiri, karena di sinilah tempatnya melatih hidup mandiri, tanpa adanya seorang pembantu yang selalu siap melayani keperluan si majikan. Hidup di pesantren memang sederhana, tapi mengasikkan, gimana nggak gitu coba? Kita hidup dan tinggal sama-sama dan itu artinya kita nggak boleh egois, dan pastinya kecerdasan emosianal kita terlatih dengan sendirinya. Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, karena itu diperlukan untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dan berhasil dalam kepemimpinannya. Dan nggak jarang alumni dari pesantren bisa menjadi orang yang berpengauh di dunia.

            Hmm, ternyata hidup di pesantren itu tidak menyeramkan seperti yang dibayangkan ya. Dari pesantren, kita taklukkan dunia dan meraih surga. (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri)