Masa Orientasi Siswa atau disingkat MOS merupakan kegiatan  yang umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru yang bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah beserta budaya, dan tata tertib di dalamnya. Selain hal-hal yang berkaitan dengan sekolah, MOS juga bertujuan untuk membangun ketahanan mental, meningkatkan disiplin, mempererat tali persaudaraan serta mengarahkan siswa untuk memilih ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

            MOS dijumpai hampir di setiap sekolah SMP atau SMA, baik negeri maupun swasta saat tahun ajaran baru. Beragam kegiatan yang dilakukan saat acara ini, mulai dari acara di dalam kelas seperti pengenalan guru dan organisasi sekolah, metode belajar, dan jenis-jenis ekstrakulikuler yang dapat dipilih siswa, hingga acara di luar kelas seperti latihan baris-berbaris dan upacara bendera. Selain itu juga berbagai hal yang harus dikerjakan siswa seperti membuat barang-barang yang kadang bisa dikatakan aneh.

            Bagi sebagian orang, MOS bisa dikatakan masa yang menakutkan. Hal itu disebabkan karena saat MOS, banyak dijumpai hal-hal baru yang tak ada di sekolah sebelumnya. Selain itu, juga banyak menerima tantangan dari pengurus OSIS. Kadang kita disuruh membuat hal yang macam-macam dan mereka bersikap marah-marah seperti tak mengenal kita. Tujuannya untuk menguji sejauh mana ketahanan kita. Hal inilah yang banyak membuat kita takut dan bosan.

            Namun semua itu tak lepas dari tujuan yang mulia untuk mendidik dan mengarahkan kita ke arah yang lebih baik, serta membangun karakter kita yang sesuai dengan basis sekolah agar kita mudah beradaptasi nantinya. Seperti di Diniyyah Puteri contohnya. Hal utama yang diajarkan adalah memperkenalkan santrinya tentang lingkungan sekolah dan asrama, serta membangun karakter santri sesuai dengan visi-misi yang diharapkan dengan tujuan memperbaiki akhlak santrinya kedepan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

            Santri baru dididik dengan training-training motivasi dan diajarkan mulai dari kehidupan di asrama seperti cara melipat selimut, memasang lilit, merapikan lemari, melipat pakaian, dan bagaimana sikap sopan santun kepada orang yang lebih tua dan masih banyak lagi. Kalau di lingkungan sekolah, santrinya diajarkan cara belajar yang efektif dan dilatih untuk bermimpi besar, serta masih banyak lagi.

            Jadi, MOS memang terasa bosan jika kita tak terbiasa hidup mandiri dan kurang terbuka dengan hal baru. Namun dengan adanya MOS, kita bisa mendapatkan banyak pengalaman yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, jalani MOS itu dengan bahagia dan ikhlas.

(Nesa Maharani/MA KMI Diniyyah Puteri)