Waktu merupakan hal sangat sulit dipahami. Kenapa? Coba bayangkan. Jika umur kita kini 12 tahun, pastilah tidak terasa perjalanan waktu tersebut hingga kini kita telah bisa berbicara, berjalan, makan, dan minum dengan benar.

Bagi anak-anak, waktu mereka biasanya hanya ada untuk bermain dengan teman-teman sebayanya atau menghabiskan waktu dengan bercengkrama bersama keluarga. Lain halnya dengan orang dewasa. Saat dewasa kita baru bisa mengetahui seberapa berharga waktu itu.

Bekerja bagi orang dewasa boleh dikatakan sebagai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak, istri, dan keluarganya. Namun sebagaimana positif, pastilah ada juga negatifnya. Bekerja memang dapat menghasilkan uang. Tapi waktu juga bisa menjadi pedang yang amat sangat tajam yang dapat mencabik-cabik kehidupan seseorang. Banyak orang tua menganggap bahwa dengan uang, anak mereka bisa menjadi anak yang baik dan berbudi pekerti. Bagi mereka. bekerjalah yang diprioritaskan agar dapat mencapai hal tersebut. Tapi, itu semua salah. Banyak anak-anak yang diberi istilah “broken home” karena orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan.

Maka dari itu, yang dapat kita pelajari dari permasalahan diatas adalah masalah menghargai waktu. Lihat! Hanya karena orang tua yang tidak menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya, sebagian penerus bangsa rusak olehnya. Nah, sekarang mau yang mana, waktu adalah uang atau waktu adalah pedang. (Aisha Asnan/MTs DMP Diniyyah Puteri)