di jepang

Oleh Ahmad Rifa’i

Trainer Diniyyah Training Centre Diniyyah Puteri Padang Panjang

                Kebanyakan siswa atau mahasiswa kerap gagal dalam menjawab soal saat menghadapi ujian tertulis. Bukan lantaran tidak menghafal atau mengulang pelajaran, namun lelah membolak balik halaman demi halaman buku catatannya. Tak jarang dalam situasi ini putus asa, lembaran lebih banyak kosong daripada terisi. Kegagalan dalam menjawab soal pada media ujian tertulis berujung pada pencapaian nilai hasil belajar yang rendah.  

Kegagalan siswa atau mahasiswa, dalam kasus ini, boleh jadi masih terjebak memakai metode kuno; mengulang kembali pelajaran tanpa membuat pokok pikiran pada sehelai kertas. Tidak ada catatan penting dan item penjelasan disana. Ada lagi, yang lebih parah, sengaja membaca atau menghafal materi pelajaran sampai lembaran catatan terakhir, tanpa ada ringkasannya.

Pada saat ini, dapat dibayangkan betapa kelabakan mereka untuk membuka semua buku catatannya dari berbagai mata kuliah yang diambil. Maka istilah SKS alias Sistem Kebut Semalam menjadi menu rutin mahasiswa saat musim ujian tiba; begadang semalam suntuk hanya demi mengulang dan menghafal pelajaran demi ulangan atau ujian yang akan dihadapi besok pagi.

Sebenarnya, dalam belajar apalagi mengulang pelajaran telah ditemukan rumus efektif meringkas pelajaran. Diperkenalkan pertama kali oleh Tony Buzan dalam bukunya, “ Mind Mapp”’ alias peta pikiran ditahun 1992. Setahun sebelum itu, penulis ternama Gren Gawith telah memperkenalkan serupa dalam bukunya yang berjudul ” Power Learning.” Enam tahun kemudian, tepatnya ditahun 1997, dua orang penulis keren,  Colin Rose dan Malcolm J Nicholl, menerbitkan karya yang hampir sama dalam buku mereka yang berjudul :” Accelerated Learning for The 21 st; Cara Belajar Cepat abad 21.”

ab

Buku itu menjelaskan bagaimana membuat ringkasan pelajaran yang tadinya dicatat menghabiskan puluhan lembar buku catatan, cukup hanya dalam bentuk satu helai kertas. Karena catatan tadi dirobah dalam bentuk skema dan gambar.    

Jika para penemu cara belajar cepat diatas kebanyakan dari daratan Amerika dan Eropa, sekarang kita berbangga, buku terbaru dalam kemasan islami hadir dengan lebih praktis dan mudah dipahami. Buku itu, memperkenalkan sistem belajar cepat dengan kombinasi membuat peta, gambar dan jadwal, dengan judul MAPPiCXS ( Mapping, Pictures dan Matrikulasi); Berpikir seperti Jenius.”

aa

Buku ini disusun oleh Prof. Sha’aya Othman, Guru Besar di Koleg University Islam Antar Bangsa Selangor Malaysia. Buku yang diterbitkan pada pertengahan Mei 2015 itu dinilai sukses membantu ratusan mahasiswa yang hampir Drop Out (DO) karena gagal dalam belajar, utamanya dalam mengulang pelajaran sebelum menghadapi ujian semester.

Saat berkunjung ke Perguruan Diniyyah Puteri juni 2015 silam, beliau mewakafkan ilmunya kepada trainer, guru dan ustadzah asrama. Amat menarik, karena teknik belajar ala peta pikiran itu, adalah berangkat dari pengalamannya sendiri yang terbukti berhasil. Tepat ditahun 1966 saat masih duduk di   Sekolah Dasar, jauh sebelum Tony Buzan membuat gagasan peta pikiran, Ia telah meraih berbagai nilai A untuk berbagai mata pelajaran sebelum masuk universitas, atau selama menjadi mahasiswa dengan metode ini.

Dalam bukunya, yang disambut hangat oleh banyak mahasiswa di Malaysia itu, beliau mengakui, saat itu sangat tidak mungkin dia dapat belajar dengan baik karena mata sebelah kiri buta sebelah dan sebelah kanan, nyaris serupa. Guru-guru di sekolah telah memvonis bahwa dia akan gagal dalam mengikuti pelajaran seperti siswa kebanyakan karena faktor tadi.

Dia tidak begitu mudah menyerah, guna memudahkan dirinya untuk dapat menyimak materi pelajaran dengan baik, dibuatlah sebuah skema gambar atau peta untuk mengingat poin-poin penting yang diterima dari sang guru. Strategi tadi, ternyata jitu dilakukan saat menghadapi ujian sekolah, dia mendapat nilai tertinggi di semua mata pelajaran.

Sebenarnya ada beberapa langkah untuk membuat ringkasan pelajaran agar mudah dipahami siswa atau mahasiswa menurut buku MAPPiCXS, antara lain; Pertama, peserta didik membuat lingkaran diatas seheli kertas kosong, sebagai topik pelajaran. Kemudian membuat garis dari lingkaran tadi menjadi beberapa garis, yang ini bisa disebut sub bab dari materi pelajaran. Selanjutnya, jika ada sub bab kedua, inilah yang dibagi lagi menjadi beberapa garis. Hasil akhirnya akan kelihatan seperti cabang pohon, atau silsilah atau ranji yang menyebar kemana-mana.

Kedua, gambar peta pikiran yang dilukis tadi, disisipi dengan gambar-gambar keterangan pendukung disamping peta tadi. Sedapatnya, pembuatan peta pikiran harus menggunakan pena berwarna agar lebih menarik dan saat dibaca, mata tidak mudah lelah atau mengantuk. Utamanya, tulisan harus ditulis jelas dan ringkas.

Ketiga, tetap memakai sistem pertama, tetapi, cabang tadi, dibagi ke dalam beberapa bentuk tabel jadwal atau matrik. Cara ini biasanya untuk mengulang pelajaran bahasa inggris atau grammar bahasa inggris yang   melingkupi, Verbs, Nouns, Sentencence, Adverbs, Adjectives, Pronouns dan lain-lain. Contoh penggunaan bahasa tadi akan lebih mudah dibuatkan dalam bentuk tabel diujung cabang-cabang tadi. Jadi lebih mudah dan sederhana ketika tampilan percakapan atau contoh kalimat dalam bentuk tabel dibanding dalam bentuk tulisan yang menghabiskan lima halaman buku.

bb

Sistem MAPPiXCS tidak hanya digunakan oleh siswa atau mahasiswa. Siapa saja dapat menggunakan teknik ini. Dosen dalam meresume bahan mengajar, guru, ustadz, atau manajemen sebuah perusahaan atau bahan untuk rapat dapat pula menerapkannya.

Jadi, dalam belajar, dan mengulang pelajaran, ada teknik tersendiri. bukan asal menghafal dan mencatat. Memang membuat lukisan atau gambar peta pikiran ini diawali dari sumber bahan catatan atau dari sebuah buku yang akan dibaca. Karenanya akan lebih cepat dengan teknik peta pikiran, karena  itu adalah semacam strategi untuk memahami pelajaran yang diterima dari guru dalam bentuk gambar yang mudah dipahami; biasanya kalau ditulis, bisa menghabiskan banyak halaman, tetapi dengan cara ini cukup satu lembar saja dituliskan. Tidak itu saja, untuk meringkas buku yang tebalnya sampai 200 halaman bisa hanya dalam satu lembar kertas folio. Hanya saja, teknik ini harus dilakukan secara serius bagi yang ingin sukses dalam menghadapi ujian dan yakin dia dengan cara ini siswa akan mendapatkan prestasi mencengangkan.

cca

Untuk mendapatkan keberkahan dalam belajar dan ujian, diakhir buku MAPPiXCS, penulisnya, membekali sebuah hadist yang cukup panjang, yakni sebuah kisah tentang doa untuk menguatkan hafalan. Hadist ini dijelaskan Ibnu Abbas dalam Sunnan Tarmidzi, tentang Ali Bin Abi Thalib yang mengadu kepada Rasulullah, bahwasanya hafalan Qur’annya hilang, lalu Rasululah memberikan resepnya, yakni sholat sunnat empat rakaat di malam Jumat dimana setiap rakaat setelah Al Fatihah, dibaca surat Yasin, surat Hamim Adhukhan, As Sajadah dan rakaat terakhir surat Muluk atau Tabaraka. Kemudian Rasulullah mengajarkan sejumput doa yang harus dibaca sehabis sholat.  Kemudian tidak sampai tiga kali jumat, Ali pun lancar kembali dalam mengulang hafalan Al Qurannya, beliaupun memberitahu Rasulullah akan hal itu. Hadis ini terbilang Hasan Gharib. (Kamis 30 Juli 2015)