- Details
- Published on 07 September 2019
Acara Peresmian Museum Rahmah El Yunusiyyah dilaksanakan pada Senin, 26/8. Diresmikan langsung oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni Hilmar Farid, Ph.D. mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berhalangan hadir.
Meseum ini sebenarnya adalah sebuah rumah tua yang berada di Jalan Abdul Hamid Hakim, tepatnya di seberang Masjid Agung Ashliyah. Di sinilah dulunya Rahmah El Yunusiyyah lahir dan dibesarkan.
Ada tiga sebab didirikannya Museum Rahmah El Yunusiyyah ini yakni keinginan dari Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri yang sudah lama direncanakan, permintaan dari tokoh Malaysia yang berkunjung ke Diniyyah Puteri serta permintaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Padang Panjang.
Acara ini turut dihadiri oleh Pimpinan Perguruan Diniyah Puteri, Ketua Yayasan Rahmah El Yunusiyyah beserta pengurus yayasan, Wali Kota beserta unsur FORKOPIMDA dan OPD kota Padang Panjang, Ketua Umum Organisasi Alumni Diniyyah Puteri beserta para Alumni Diniyyah Puteri, Rombongan Kemah Budaya Nasional dan Tokoh Masyarakat, Ninik Mamak, Datuak-Datuak serta masyarakat sekitar.
Kepala Divisi Public Relation Perguruan Diniyyah Puteri, Ibu Syafrini Fitri, menjelaskan bahwa dalam Museum Rahmah El Yunusiyyah, masih bisa kita lihat kamar tidur beliau, lemari tua, perabotan, dan tempat tidur besi zaman dahulu milik keluarga beliau. Museum ini terdapat juga perpustakaan yang menyimpan koleksi buku-buku lama milik Bunda Rahmah El Yunusiyyah, galeri foto serta piagam penghargaan dari Presiden SBY dan BJ Habibie, fasilitas moving room tentang sejarah perjalanan kehidupan Bunda Rahmah, dan ruang belajar memakai lilit dan baju basiba. Lilit dan baju basiba adalah ciri khas pakaian Diniyyah Puteri. Jadi, pengunjung dari luar bisa menggunakan serta belajar memakai lilit di ruangan yang telah tersedia.
Tujuan didirikannya Museum Rahmah ini adalah untuk membangkitkan semangat dari semua kalangan khususnya para wanita agar lebih rajin lagi dalam belajar. Seperti yang sudah dilakukan oleh bunda Rahmah sendiri. Para wanita zaman sekarang dapat meneladani perjuangan Bunda Rahmah sebagai pendidik, bidan, sebagai tokoh perjuangan saat kemerdekaan, dan lain sebagainya.
“Semoga museum ini ramai dikunjungi baik dari kalangan pelajar Kota Padang Panjang, mahasiswa, dosen, termasuk dari luar negeri. Jadi, harapannya semoga museum itu dapat memberi manfaat dan banyak yang bisa diambil dari kisah perjalanan Bunda Rahmah dari dulu sampai sekarang,” jelas Ibu Syafrini Fitri saat ditemui di ruangan kerjanya. (CiciParamida/Diniyyah News)