Bedah Buku Tunggu Aku di Surga

_MG_2656.jpeg

            Ketika berbicara tentang cinta, akan banyak pandangan mengenai cinta dari berbagai prespektif. Tapi cinta yang bagaimanakah yang akan membawa seseorang ke surga dan membuat seseorang lebih dekat kepada Rabbnya?

            Pertanyaan inilah yang dijawab oleh novel “Tunggu Aku di Surga” karya Fauziah Fauzan El Muhammady. Setelah diluncurkan 31 Oktober 2018 silam buku ini menarik banyak pembaca dan testimoni dari banyak pihak sehingga pada Kamis, 22 Desember buku ini kembali dibedah di Aula Zainuddin Labay El Yunusy. Acara bedah buku ini dimoderatori oleh Muhammad Subhan, Founder Kelas Menulis Daring Elipsis serta hadir sebagai pembedah, Bundo Nova, peneliti dan Founder Babaliak Ka Nagari dan Penulis buku, Fauziah Fauzan El Muhammady. Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas dan Kearsipan Kota Padang Panjang, Yan Kas Basri, SE, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dr. Dasril, S.Pd, M.Pd, dosen, guru, mahasiswa, serta masyarakat dari berbagai daerah.

            Bundo Nova, pembedah buku menyampaikan bahwa buku “Tunggu Aku di Surga” merupakan buku yang komplit. Di dalamnya terdapat rasa yang amat dalam yang dapat dirasakan oleh para pembacanya sehingga tidak heran banyak orang yang memutuskan untuk masuk Islam setelah mendengar syair-syair yang dimuat dalam buku ini.

            Bundo Nova juga menilai novel ini dari berbagai aspek. Mulai dari cover yang menunjukkan berbagai filosofi yang secara sekilas menggambarkan isi buku tersebut. Selain itu beliau juga mengupas nilai pendidikan dalam buku seperti rasa takut kepada Allah SWT serta rasa perjuangan yang digambarkan oleh Raisa, tokoh utama dalam cerita fiksi tersebut. Selanjutnya ia juga menguraikan tempat-tempat yang menjadi latar cerita.

            Fauziah Fauzan sebagai penulis buku turut menjelaskan proses kreatif penulisan novel Tunggu Aku di Surga. Menurutnya buku ini lahir dari banyaknya pengalaman mengenai cinta yang dihadapinya mulai dari semasa menjadi santri di Diniyyah Puteri hingga saat ia menjadi Dosen di salah satu Universitas di Jakarta.

               Lebih lanjut, Zizi, sapaan akrabnya turut menjelaskan pemilihan latar Diniyyah Puteri dan Thawalib yang menurutnya ini dikuatkan dengan hubungan antara Thawalib dan Diniyyah Puteri yang begitu mesra di masa silam. Bahkan ia juga bercerita bahwa ayahbeliau, Prof. Fauzan El Muhammady berasal dari Thawalib dan Ibunya Dra. Huda Hanum berasal dari Diniyyah Puteri sehingga pemilihan latar Diniyyah Puteri dan Thawalib menjadi sangat tepat.

            Selain nilai pendidikan dan edukasi, Buku ‘Tunggu Aku di Surga” turut memperkenalkan unsur-unsur budaya Minangkabau pada khalayak ramai. Menurut penuturan Bundo Nova, unsur budaya Minang diperkenalkan melalui tradisi-tradisi Minangkabau dalam pernikahan sehingga dalam buku ada penegasan adat basandi syara’ syara’ basandi kitabullah. Bundo Nova turut menyoroti karakter Raisa yang menggambarkan gadih Minang yang seutuhnya serta Rafi sebagai pemuda Minangkabau yang sejati dengan tidak menyalahi cinta dan menjadikan nafsu sebagai sandarannya tetapi menjadikan Allah dalam sandaran cintanya.

            Kegiatan ini dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta dan penulis. Nurhaimi, peserta asal Payakumbuh pada kesempatan ini memberikan apresiasinya pada buku tersebut. Ia menjelaskan bahwasanya ada tiga kekuatan dalam buku Tunggu Aku di Surga yaitu kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan.

            Sementara itu, Dr. Dasril, S.Pd,M.Pd berujar, “buku ini mempunyai dua kekuatan yaitu cinta dan semangat bersama Al-Qur’an. Saya berharap dengan buku ini memicu meledaknya literasi di Ranah Minangkabau serta literasi dengan sumber yang mendidik.

            Acara ditutup dengan penyerahan cendramata kepada moderator dan pembedah oleh Direktur Diniyyah Literacy Center, Fauzi Fauzan El Muhammady, S.Fils.I. (Tasya Sabila/Diniyyah News Reporter)