Padang Panjang, Singgalang

Puluhan pengahafal Al Qur’an (hafidz) kembali diwisuda oleh Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan. Mereka berasal dari kalangan santri, dosen, guru, dan karyawan. Para hafidz juga menerima hadiah jutaan rupiah.

“Para penghafal Al Qur’an diwisuda bersamaan denngan resepsi Milad ke-89 Diniyyah Puteri pekan lalu. Aada puluhan Hafidz yang dinyatakan lulus dengan hafalan mereka yang bervariasi dari 3 juz hingga 30 juz. Latar belakang pun bervariasi pula, mulai dari murid Madrasah Ibtidaiyah (setingkat sekolah dasar) sampai kepada karyawan,” terang juru bicara Perguruan Diniyyah Puteri Ahmad Rifai kepada Singgalang, Kamis (8/11), di Padang Panjang.

Untuk Santri tingkat Madrasah Tsanawiyah Diniyyah Menengah Pertama (MTs-DMP) adalah 20 pengahafl Qur’an yang diwisuda dengan peringkat hafalan tertinggi diraih Mayola Andika, santri kelas IX dengan hafalan sebanyak 9 juz, diikuti Radiatam Mardiah dan Deni Kurniati sebanyak 8 juz masing-masingnya, Faizatun Nadia (7 juz), Sukma Suci (6 juz), Anggia Suryani dan Tesi Ramadhani masing-masingnya 4 juz. Selebihnya 13 orang santri MTs DMP lainnya memiliki hafalan 3 juz.

Untuk tingkat Madrasah Aliyah Kulliyatul Muallimat El-Islamiyah (MA KMI) diwisuda sebanyak 51 orang. Hafalan tertinggi diraih Nur Azmita sebanyak 13 juz, disusul Iznillah Dara Feoja (12 juz), Sherli Devani, Ezi Fadillah, Neli Lailiyyatul Alfina, Annisa Fauziah, Ratna Syafri, Fiska Juliantasari dan Zsa-Zsa Indah Fadhillah meraih 11 juz. Novi Novera dan Netria Susanti 9 juz, Muthiah (7 juz). Kemudian santri yang meraih hafalan 5 juz sebanyak 11 orang, empat juz sebanyak enam orang dan tiga juz 22 orang.

Tidak hanya santri, guru, karyawan, dan dosen juga ada yang diwisuda, diantaranya guru MI. REY atas nama Siti Hawa (5 juz), Marniati (2 juz) dan Sayfialdi (3 juz). Guru MTs DMP, Siti Nuraisyah Lubis (5 juz) dan Juliwati (3 juz). Karyawan/staf STIT Diniyyah Puteri atas nama Sulastri (3 juz). Dosen STIT, yang juga Pembantu Ketua II STIT Diniyyah Puteri, Beni Firdaus MA, meraih 15 juz. Manager Penginapan Wisma Syahidah, Donal Syasmansyah 2 juz.

Khusus penghafal Al Qur’an terbaik diraih Firda Aulia dan Najmiyaturrusdyi yang mencapai 30 juz. Keduanya adalah guru Tahfidz di Divisi Diniyyah Tahfidzul Qur’an (DTQ).

“Total yang diwisuda untuk MTs DMP dan MA KMI sebanyak 71 orang. Sementara untuk guru dan karyawan sebanyak 16 orang,” terangnya.

Siswa MI El Yunusiyyah (REY) yang diwisuda tahfidz sebanyak 13 orang, juga berpartisipasi dalam hafalan Al Qur’an. Hafalan tertinggi diraih oleh Abdul Aziz Hidayat (3 juz), Faris Syah Bana, Afifah Khairiyah Rusli, dan Hafiz Maulana Mubarok masing-masing 2 juz. Muhammad Luthfi Arrasyid (2,5 juz). Selebihnya satu setengah juz.

Hadiah bagi yang hafal 30 juz diberikan oleh Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan adalah berupa uang tunai 1,5 juta.

Sementara untuk santri yang mencapai 13 juz atas nama Nurul Azmita, santri MA KMI memperoleh Rp 1 juta, selanjutnya Rp 750 ribu untuk peraih hafalan 9 juz dan Rp 500 ribu bagi yang meraih hafalan 3 juz untuk santri MI El Rahmah Yunusiyyah.

juara kebersihan kelas 8b

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DI DINIYYAH

Padang Panjang, Singgalang

Setiap anak dilahirkan juara. Dengan demikian, tidak ada anak yang dilahirkan dalam keadaan bodoh. Cara orangtua mendidik anak, menjadi penentu apakah kehebatan anak itu bisa dieksplorasi.

Demikian pokok-pokok pikiran yang dirangkum dari seminar nasional pendidikan menjadi Gurunya Manusia, digelar Diniyyah Training Center (DTC), Sabtu (4/6), di aula Perguruan Diniyyah Puteri dengan narasumber CEO Lazuardi Next Munif Chatib dan Pimpinan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan.

“Guru harus memandang setiap anak dilahirkan juara, kita juga harus mampu memahami kemampuan dalam arti luas. Kembangkan kemampuan anak, lalu kuburlah ketidakmampuannya. Jangan pernah memberi hukuman fisik, “ujar Lazuardi.

Dikatakan, untuk menjadi gurunya manusia, maka guru harus mampu berperan sebagai agen pengubah kondisi siswanya, dari negatif menjadi kondisi positif. Berhentilah menjadi guru yang digelari killer dan ditakuti, katanya.

Sementara itu. Fauziah menekankan perlunya belajar menjadi ibu, sehingga anak-anaknya bisa menjadi anak idaman.

“Ada 12 gaya populer dalam mendidik anak yang dilakukan orangtua, yakni memerintah, mencap, membandingkan, meremehkan, mengancam, menyalahkan, menasehati, membohongi, mengkritik, menghibur, menganalisa dan menyindir,” sebut Fauziah.

Dari pengalamannya mengasuh santri di Diniyyah Puteri dan berbagai pengalaman di dunia pendidikan, Fauziah mencermati beberapa indikasi anak bermasalah dan langsung menjadi siswa bermasalah, yakni suka membantah/melawan, tidak mau bicara, prestasi rendah, terlibat geng, bolos, tawuran, tidak mau peduli, melanggar aturan, berbicara kasar dan tidak sopan.

Zizi – sapaan akrab Fauziah Fauzan -, menawarkan solusi untuk mengatasi itu dengan istilah HP ku-3. “HP ku-3 terdiri harga diri, positif (pikiran, tujuan dan tindakan), kasih sayangku, kelembutanku, dan ketegasanku,” katanya.

Juru bicara Perguruan Diniyyah Puteri, Ahmad Rifai, kepada Singgalang, Minggu (5/6) mengatakan, seminar diikuti 140 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Sumbar,terdiri dari orangtua santri, guru pada beragam lembaga pendidikan, dan pemerhati pendidikan.

Pendidikan Karakter Harus Jelas dan Terukur

PARENTING

Padang Panjang, Singgalang

Pendidikan karakter harus jelas dan terukur. Bila tidak, maka percuma saja digembar-gemborkan. Di Perguruan Diniyyah Puteri , Padang Panjang, pendidikan karakter disejalankan dengan pendidikan keorangtuaan dan guru.

“Salah satu perubahan fenomenal dalam pelaksanaan penidikan di Diniyyah Puteri, penerapan pendidikan karakter yang jelas dan terukur, penerapan teknik parenting (keorangtuaan) efektif sebagai pola asuh dan komunikasi bagi murid, santri dan mahasiswi, serta penerapan multiple intelligences dalam mengembangkan potensi murid, santri, dan mahasiswi. Jangan heran kalau kita mengantarkan anak ke Diniyyah Puteri, kita tidak akan menemukan kelas unggul. Karena di sini semua anak diperlakukan menjadi manusia unggul sesuai dengan minat dan bakatnya,” ujar Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan, kepada Singgalang, Minggu (29/5), di ruangan kerjanya.

Dikatakan, guna mencapai tujuan pembelajaran yang tepat, santri dibimbing untuk memiliki rasa percaya diri tinggi terhadap potensi diri mereka masing-masing, namun juga menghargai potensi dan bakat teman-temannya. Mungkin, imbuhnya, inilah satu-satunya sekolah di Indonesia yang telah menyiapkan anak didiknya dengan blue print rancangan masa depan, sampai dengan 25 tahun mendatang.

Bila di sekolah kebanyakan terjadi kasta yang seolah menganggap kelas IPA adalah kumpulan orang pintar, tekan Zizi-sapaan akrab Fauziah Fauzan, maka di Diniyyah Puteri akan ditemukan betapa pedenya santri yang juara umum dengan nilai rata-rata sembilan memilih dengan pasti jurusan IPS, karena ia ingin menjadi diplomat tahun 2033.

Atau, imbuhnya, kita akan tercengang dengan jawaban santri yang ingin menjadi ulama dunia dan akan menghasilkan kitab tafsir dalam lima bahasa yang dipasarkan di 20 negara pada tahun 2030. Juga ada santri yang penuh yakin ingin menjadi pakar desainer pakaian muslimah dan ingin mendirikan butik pakaian muslim terbesar di Paris 2027.

“Dalam mengawal penerapan multiple intellegences dalam proses pendidikan dan menjalankan kurikulum sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dini yyah Puteri telah menggandeng konsultan pendidikan kelas dunia. Worldnext View yang memiliki kepakaran dalam membantu sekolah biasa akhirnya menjadi sekolah berprestasi tingkat dunia, “ kata Zizi lagi.

Kiprah Perguruan Diniyyah Puteri sebagai laboratorium pengembangan SDM dan reformasi pendidikan kian terlihat jelas. Pesantren yang memiliki lembaga pendidikan format dari tingkat Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, MTs. DMP, MA-KMI dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), telah mencapai banyak prestasi di tingkat propinsi, nasional bahkan internasional.

RA Diniyyah Puteri, satu-satunya RA di Sumatera Barat yang memiliki kelas tahfidz Al Qur’an. Sehingga murid RA Diniyyah Puteri memiliki hafalan Qur’an satu juz dan selalu mendominasi dalam lomba tahfidz tingkat kanak-kanak. Murid MI Diniyyah Puteri tahun ini memenangkan lomba Pasiad Nasional sehingga mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke Kharisma Bangsa, sekolah paraih juara olimpiade sains dunia terbanyak di Indonesia.

Tingkat MTs DMP dan MA KMI mempu meraih banyak prestasi dalam berbagai lomba di tingkat lokal, regional. Bahkan tahun ini dua santri KMI mampu menempati posisi nilai UN terbaik propinsi. Santri kelas X KMI insya Allah akan praktik mengajar tahfidz di sejumlah sekolah dasar di Malaysia pada bulan Juli mendatang. Demikian pula mahasiswa STIT Diniyyah Puteri yang insya Allah September mendatang akan mengikuti ajang kompetensi debat bahasa Arab tingkat ASEAN.

Guna mengembangkan keahliannya kepada masyarakat luas. Perguruan Diniyyah Puteri, Sabtu (4/6) mendatang, akan menggelar seminar nasional bertajuk Aplikasi Teknik Parenting di Sekolah dan Rumah. Narasumbernya terdiri dari Munif Chatib dan Fauziah Fauzan. Munif Chatib, penulis buku best seller “Sekolahnya Manusia.” Buku itu dalam dua tahun mengalami 48 kali cetak.

IKD SERAHKAN BEASISWA RP 46 JUTA

Padang Panjang, Singgalang

Rapat akbar Ikatan Keluarga Diniyyah (IKD) menghasilkan berbagai rekomendasi. Selain itu, melalui wadah organisasi para alumni itu, diserahkan pula bantuan beasiswa senilai Rp 46 juta.

“Kegiatan rapat akbar IKD ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad ke-89 Perguruan Diniyyah Puteri. Sekitar 700 alumni hadir kembali di sekolah mereka untuk mengikuti serangkaian kegiatan, termasuk menyerahkan bantuan beasiswa,” ujar Ketua Panitia Milad Syarifatul Hayati, kemarin, di Padang Panjang.

Dikatakan, bantuan beasiswa itu berasal dari berbagai sumber, di antaranya BRI Jakarta sebesar Rp 15 Juta, perusahaan kosmetik turut hadir di Diniyyah Puteri Rp 20 Juta, serta keuntungan penjualan pakaian seragam alumni yang dikoordinir IKD Jakarta Rp 6 Juta. Pada Kamis malam, IKD juga melakukan pelelangan, ku tart sebanyak dua tahap dengan total penjualan Rp 11 Juta.

Pada pertemuan itu, menurut Syafrifatul, para pengurus IKD dari berbagai daerah, semisal Jakarta, Lmapung, Medan, Pekanbaru, Jambi, Malaysia, Bengkulu dan Padang tampil memberikan pokok-pokok pikiran mereka.

Sebanyak yang memujikan pesatnya kemajuan pengelolaan lembaga pendidikan yang didirikan Rahmah El Yunusiyyah pada 1 November 1923 itu, banyak pula yang menyampaikan saran-saran untuk percepatan proses peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan.

“Tingginya minat para orangtua untk menyekolahkan anaknya ke Diniyyah Puteri, mestinya diiringi dengan peningkatan daya tampung. Semakin banyak anak yang diterima, tentu semakin luas pula jumlah masyarakat yang bisa mendapatkan layanan pendidikan berkualitas khas Diniyyah Puteri ini,” saran pengurus IKD dari Pekanbaru dan Bengkulu.

Para alumni juga menyarankan agar Diniyyah Puteri juga membuat program khusus untuk pengembangan seni tilawatil Quran, guna menindaklanjuti sukses yang telah diraih lewat program mencetak penghafal (hafidz) Quran.

Nurhayati Subakat, pemilik perusahaan kosmetik Wardah yang juga alumni Diniyyah Puteri angkatan 1973 turut hadir pada rapat akbar IKD itu. Dia tampil sebagai pembicara kunci untk berbagai pengalaman kepada rekan-rekannya dan berbagi sukses atas usaha yang dilakukannya mengembangkan Wardah yang kini telah bertengger di posisi teratas perusahaan kosmetik di Indonesia versi Majalah Swa.

Kendati Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang tidak membuka cabang di kota manapun, namun para alumni mengaku, mereka mendirikan berbagai lembaga pendidikan dengan tetap menggunakan nama Diniyyah Puteri sebagai wujud dari kebanggaan mereka terhadap lembaga pendidikan yang telah membesarkannya.

Kini terdapat tiga lembaga pendidikan yang menggunakan nama Diniyyah Puteri, yakni di Lampung, Pekanbaru (Riau), dan Muaro Bungo (Jambi). IKD di Kota Medan juga mengaku mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak (TK) dengan memakai nama Rahmah El-Yunusiyyah.

 

You are here: Home News and Events