prosesi wisuda DTQ 089

118 Perempuan Penghafal Al Quran

Menghafal Al Quran butuh kesungguhan. Kurikulum dan anjuran saja tidaklah cukup. Perlu pembelajaran berketerusan.

Inilah yang dilakukan Diniyyah Tahfidzul Quran (DTQ), sebuah divisi otonom di lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, terhadap ratusan santri, guru dan karyawan di lingkungan pesantren khusus puteri terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Guna memberi apresiasi terhadap santri yang memiliki hafalan Al Quran tertinggi dan terbaik, dilakukan melalui seleksi khusus selama 14 hari, akhirnya 118 santriwati dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diwisuda sebagai penghafal Al Quran tertinggi dan terbaik. Acara wisudanya digelar pada 30 Juli 2011.

Direktur DTC Idris Al Hafidz kepada Singgalang, kemarin menjelaskan, seiring dengan telah diwisudanya 118 santri penghafal Al Quran itu, pihaknya bertekad, pada wisuda mendatang, para wisudawati dapat ditingkatkan. Beragam program inovatif pun terus ditingkatkan.

“Kami punya obsesi, jummlah penghafal Al Quran tidak hanya meningkat di Perguruan Diniyyah Puteri saja. Tetapi mencakup Sumatera Barat, Indonesia dan Asia Tenggara. Kami juga bertekad untuk menjadikan Padang Panjang sebagai sentral pembentukan penghafal (tahfidz) Al Quran tingkat nasional,” ujar Idris.

Diakui, sejak diresmikan oleh Imam Besar Masjidil Haram Syekh As-Syuraim tiga tahun silam, tepatnya tanggal 29 Juli 2008, DTC telah mencetak para santri penghafal Al Quran, di antaranya ada yang mendapat beasiswa Rp 200 Juta dari Kementrian Agama RI dengan hafalan 12 juz. Ada juga yang lulus di ITB dengan tinggi hafalan hingga 15 juz.

Kalau tahun sebelumnya, wisuda tahfidz hanya diperuntukkan guru dan karyawan di lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri yang dinilai dari tingkat hafalan dari terendah hingga tertinggi, maka kini, ditingkatkan hingga ke level santri juga.

Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan, SE, Akt, M. Si mengakui bangga atas prestasi yang diraih santrinya di bidang penghafalan Al Quran atas bimbingan DTQ itu. “Kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada DTQ. Dalam tiga bulan belakangan, mereka berhasil membina para santri menjadi hafidzah pemula,” tegasnya.

Fauziah menegaskan, DTQ tidak hanya berkiprah di Diniyyah Puteri, tetapi juga melakukan pembinaan di berbagai sekolah di Indonesia dan Malaysia. Tamu-tamu dari Malaysia yang hampir setiap hari mampir di Diniyyah Puteri , katanya, selalu memberi apresiasi positif atas kinerja DTQ.

“Insya Allah Desember ini, DTQ kembali akan memberi training tahfidz Al Quran di salah satu sekolah menengah Malaysi dengan format Camp Al Quran,” ujar muslimah enerjik dari Padang Panjang itu.

Secara terpisah, Wakil Direktur DTQ, Sri Astuti Al Hafidzah, merinci, para santri yang meraih peringkat hafalan terbanyak dengan nilai tertinggi pada wisuda kali ini adalah Nurul Azmita dengan tinggi hafalan empat juz, dususul Ezi Fadhilla (3 juz), Muthiah (2 juz) dan Desi Ramadanti (1 juz), mereka memperoleh hadiah uang tunai Rp 1 juta.

“Santri yang memiliki hafalan di atas lima juz sengaja tidak dilibatkan pada wisuda kali ini,” katanya.

Menurut alumni Sekolah Tinggi Al Hikmah Jakarta ini, levelisasi hafalan santri yang diwisuda itu antara lain meliputi santri yang memiliki hafalan 1 juz mencapai 80 orang.

Sedangkan 2 juz sebanyak 20 orang, 3 juz 17 orang dan 4 juz 1 orang. Sebenarnya ada beberapa orang santri kami yang mencapai hafalan 10 juz, tapi sengaja tidak diikutsertakan dalam wisdua ini.

Selama prosesi wisuda, pemberian sertifikat kepada 118 orang santri dilakukan oleh Pimpinan perguruan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan dan Kepala Sekolah MA KMI Diniyyah Puteri, Yulizawarti dalam waktr bersamaan di Aula Perguruan Diniyyah Puteri.

Kepala Humas Perguruan Diniyyah Puteri, Ahmad Rifa’i menegaskan, program tahfidz adalah paket unggulan dalam mencetak generasi muslimah berakhlak mulia.

Kepada santri tahfidz, dalam minggu ini akan dikukuhkan sebagai Duta Tahfidz dari Diniyyah Puteri untuk mengisi ceramah Ramadhan di kampungnya masing-masing yang tersebar di delapan provinsi di Indonesia.

Tahun ini Diniyyah Puteri menurunkan dua tim berbeda, Duta Daiyah dan Duta Tahfidz yang akan mengisi ceramah Ramadhan dengan topik berbeda.

“Satu tantangan hidup mulia bersama Al Quran. Khusus Duta Daiyah tampil dengan topik jujur membawa berkah untuk bangsa. Pekan ini mereka memasuki masa pelatihan dan pembekalan bersama DTC,” kata Ahmad.