Judul : My Big Dream
Penulis : Fauziah Fauzan
Penerbit : Diniyyah Research Centre
Tebal : 303 hal.
Cetakan : Kedua, Oktober 2013
Memiliki impian setinggi langit dan seluas samudera adalah hal yang tidak dilarang. Karena mimpi adalah gratis alias tidak bayar. Namun, bermimpi tanpa tahu apa usaha yang hendak dilakukan untuk menggapai impian tersebut sama saja dengan bohong. Begitu pula halnya yang terjadi dalam diri para remaja. Banyak dari mereka yang bermimpi untuk menjadi orang yang sukses dalam suatu bidang. Misalnya menjadi dokter, akuntan, ahli komputer, chef internasional, dan lain sebagainya. Tetapi, mereka bingung hendak sekolah di jurusan apa? Kuliah dimana, dan harus memiliki keterampilan tambahan apa?
Di dalam buku yang sangat layak dibaca oleh para remaja ini dijelaskan bagaimana meraih impian terbesar dalam hidup. Salah satu hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah kepercayaan diri. Seorang remaja harus berani dan percaya diri menentukan menjadi apa ia 10 tahun atau 15 tahun kedepan. Untuk itu harus dibuat Blue Print masa depan. Blue Print adalah cetak biru alias rancangan jadi yang akan dikerjakan segera. Adapun Blue Print masa depan adalah rancangan jadi potret diri di masa depan. Di dalam buku ini hal tersebut dijelaskan secara rinci oleh penulis. Berbagai informasi perguruan tinggi nasional dan internasional turut dijabarkan. Semuanya lengkap dengan penjelasan tentang jurusan serta peluang kerja yang akan dimasuki.
Kiranya, buku ini amat layak dimiliki oleh remaja yang masih bingung menjadi apa ia di masa depan serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menggapai mimpi tersebut. Dengan bahasa ala remaja, buku ini sangat mudah dipahami, hingga kedepannya semua remaja di Indonesia berani untuk bermimpi dan mengetahui bagaimana jalan menggapai impiannya tersebut. (Riki Eka Putra)
Judul : Mendidik Dengan Bahasa Cinta
Pengarang : Fauziah Fauzan & Eva Delva
Penerbit : Diniyyah Research Centre
Tebal buku : 111 halaman
Saat seseorang ingin menekuni sesuatu profesi, maka dibutuhkan pendidikan yang sesuai dengan profesi yang ia inginkan tersebut. Misalnya, saat seseorang ingin menjadi dokter, maka terlebih dahulu ia diharuskan menjalani pendidikan di fakultas kedokteran. Tapi, lain halnya menjadi orangtua. Jarang ada orang yang ingin belajar menjadi orang tua, sebelum ia hendak menempuh hidup berumah tangga. Sehingga ketika dikaruniakan seorang anak, mereka kewalahan. Akibatnya, terjadi beragam kesalahan dalam mendidik anak tersebut.
Harus diakui, sebagian besar orangtua akan mendidik anak-anak mereka seperti orangtua mereka mendidik dahulunya. Padahal, ada beragam kesalahan yang terkadang tak disadari telah dilakukan oleh orangtua di zaman dahulu. Di samping itu, zaman yang telah berubah menyebabkan beberapa metode mendidik yang dahulunya dianggap wajr-wajar saja menjadi tidak relevan lagi.
Dalam buku ini dijelaskan 13 macam kesalahan yang seringkali dilakukan oleh orangtua. Namun, seringkali hal itu dianggap bukan sebuah kesalahan. Mulai dari kebiasaan memerintah anak, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap/melabeli, mengancam, menasehati, membohongi, menghibur, mengkritik, menyindir, menganalisa, dan mengungkit. Disebabkan oleh kesalahan orangtua tersebut, si anak akhirnya menjadi pembangkang, mudah tersinggung, pemarah, tak betah di rumah dan bermacam sikap tak baik lainnya.
Buku ini memberikan solusi kepada setiap orangtua bagaimana mendidik dengan bahasa cinta. Sehingga sang anak merasa dihargai. Sebab, hanya yang memberi cinta yang akan dicintai. (Riki Eka putra)
Judul : Aku Datang Wahai Kekasih
Pengarang : Fauziah Fauzan
Penerbit : Diniyyah Research Centre
Tebal buku : 144 halaman
Menunaikan ibadah haji adalah kewajiban setiap muslim yang mampu. Namun, tak sedikit orang yang naik haji sekedar pergi jalan-jalan, tanpa mendapatkan hikmah yang memberikan perubahan pada hidupnya sepulang dari tanah suci.
Dalam buku Aku Datang Wahai Kekasih ini dijelaskan berbagai hikmah yang didapatkan oleh penulis selama menunaikan ibadah haji. Semua hikmah tersebut menggiring pembaca untuk turut merasakan bagaimana indahnya menunaikan rukun Islam kelima itu.
Di awal buku, penulis menceritakan bagaimana nenek yang sangat ia sayangi meninggal dunia di tanah suci. Padahal, waktu itu penulis belum tahu dimana itu Makkah, apa yang dinamakan naik haji, dan segala hal yang berkenaan dengan haji masih menjadi misteri baginya.
Di bagian berikutnya, dijelaskan bagaimana doa penulis di bulan Ramadhan 1427 H agar diberikan keberkahan oleh Allah swt untuk menunaikan ibadah haji. Hingga akhirnya, dengan keajaiban Tuhan, setelah Ramadhan berakhir, beliau mendapatkan calling visa untuk berangkat ke Arab Saudi guna menunaikan ibadah haji.
Saat menunaikan aneka rukun haji, saat itulah beragam kejadian yang di luar logika manusia terjadi pada diri penulis. Masing-masing kejadian yang tak terduga-duga itu disertai dengan ulasan hikmah yang terkandung di baliknya, sehingga amat bermanfaat bagi para pembaca.
Menariknya, di beberapa bagian buku ini turut disisipkan foto-foto penulis sewaktu berada di tanah suci, serta ada pula puisi-puisi yang menggambarkan kerinduan seorang hamba kepada pencipta-Nya. Sehingga setelah membaca buku ini, pembaca dengan sendirinya tersugesti memasang niat untuk secepatnya menunaikan ibadah haji. (Riki Eka Putra)
Still working on it.. Please wait patiently.. :)