Memasuki hari kedua, mahasiswi STIT Diniyyah Puteri yang melakukan Pogram Praktek Lapangan (PPL) di MTsN Padang Panjang,sudah mulai mengajar di kelas. Masing-masing mahasiswi PPL mendapatkan satu orang guru pembimbing, sesuai dengan bidang study yang akan diajarkan. Seperti Dewi Sariati, mahasiswi STIT Diniyyah Puteri semester 7 yang dibimbing oleh Bapak Muhammad Satar, S.Pdi, mendapat amanah mengajarkan Akidah Akhlak. Kesempatan diberikan dengan baik oleh guru pembimbing kepada mahasiswi yang dibinanya.
“Benar-benar beruntung kita kuliah di STIT Diniyyah Puteri, karena berbagai ilmu yang didapat dari kampus biru tersebut. Seperti public speaking, micro teaching dan sebagainya. Apalagi dengan pengalaman kita sering membimbing santriwati di asrama, benar-benar membantu kita saat praktek ini,” tutur Anisma Wati, mahasiswi PPL STIT Diniyyah Puteri. Semoga para mahasiswi yang mengikuti program PPL dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan bisa memberikan yang terbaik. (Lelen Sartika Woyla/Reporter Diniyyah News)
Kamis,4 Januari 2014, santriwati Diniyyah Puteri merima rapor semester 1 tahun ajaran 2013/2014, dan disusul oleh liburan semester selama 1 Minggu. Pertemuan yang juga dihadiri oleh orang tua santri tersebut bukan hanya dalam rangka penerimaaan rapor, tetapi juga pengumuman prestasi-prestasi yang sudah diperoleh oleh santri.
Pengumuman para penulis terbaik periode bulan Juni-Desember 2013 juga tidak terlewatkan. Penulis terbaik ini bukan hanya berdasarkan tulisan yang paling banyak keluar di media massa, tetapi juga mereka yang semangat dalam menulis. Karena kadang kala banyak dari santri yang bisa menulis, tetapi tidak bersemangat dalam berkarya.
Para penulis terbaik yang menerima sertifikat serta voucher belanja di Amanah Mart (mini market Diniyyah Puteri) ini berasal dari santri MA KMI yakni Safira Widastika, Nadia Salami, Nesa Maharani, Nisa’ul Afifah, Ainul Mardhiyah, Amimma Nurti Lusdiana, dan Annisa Amalia. Tetapi bukan hanya santri MA KMI yang mendapatkan kesempatan ini, ternyata santri MTs DMP dan SMP juga meraihnya, nama-namanya yaitu Ayu Putri Puspita Dewi, Alifia, Siti Nurlaila Lubis, Afifah Kurnia Noviandri, Zahiya Afifah, Adhiya Inayah, dan Tazkia Noor El Houda. Berbagai tulisan yang sudah mereka tulis dimuat di media massa, mulai dari puisi, cerpen, artikel dan juga berita. Para penulis muda dari Diniyyah Puteri ini tidak berdasarkan tingkatan kelas atau umur. Bahkan mereka yang baru kelas 1 SMP di Diniyyah Puteri sudah bisa menjadi penulis terbaik bulanan.
Di samping itu, Diniyyah Puteri juga memilih penulis terbaik sepanjang tahun 2013, yaitu Wulan Sardiana. Santri yang duduk di kelas XII IPS ini memiliki banyak prestasi terutama di bidang menulis sepanjang tahun 2013. Salah satunya juara 2 lomba menulis cerpen di koran Singgalang. Beberapa tulisannya, seperti cerpen, puisi, artikel, dimuat di beberapa media massa daerah. Selain itu, santri yang menggemari sastra ini juga sudah menyelesaikan novel pertamanya yang tak lama lagi akan segera diluncurkan.
Para santri yang suka menulis juga merasa bersyukur dan sangat berterima kasih kepada koran Singgalang, karena sudah menjadi sarana bagi santri Diniyyah Puteri untuk berkreatifitas di bidang menulis. (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri)
Selasa, 24 Desember 2014, 7 orang reporter Diniyyah Teen Magazine (Dinteen) dengan seorang guru pembimbing mengunjungi surau bersejarah. Ada dua surau yang dikunjungi. Pertama, Surau Lubuk Bauk di desa Lubuk Bauk Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Kedua, Masjid Asasi yang terletak di daerah Gunuang, Padang Panjang yang telah berusia lebih kurang 400 tahun.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka, penguatan argumen para reporter Dinteen dalam mengikuti lomba menulis feature dari Kementrian Agama Sumatera Barat. Para reporter terlihat bersemangat dan antusias dengan kunjungan tersebut.
“Kunjungan yang bermanfaat, banyak juga ilmunya. Kalau bisa sering-sering ada kunjungan seperti ini,” ujar Siti Nurlaila Lubis kelas IX MTs DMP. Semoga para reporter mendapatkan wawasan dan ilmu yang bermanfaat dari studi lapangan yang mereka jalani, serta hasil yang memuaskan dari lomba yang mereka ikuti.(Lelen Sartika Woyla, Reporter Diniyyah News)
19 November 2013 yang lalu, 2 orang santri Diniyyah Puteri berangkat menuju Eropa bersama Pimpinan Perguruan Dinyyah Puteri, ibu Fauziah Fauzan El M, SE, Akt, M.Si. Mereka berangkat dari Padang dengan tujuan pertama yaitu Amsterdam, Belanda. Tapi sebelumnya transit dulu di Jakarta, dan dilanjutkan di Negara jiran Malaysia. Pada saat itu Belanda berada pada musim dingin, bahkan suhu sampai 4°C di siang hari.
Hari pertama di Negara Belanda, mereka jalan-jalan ke kampung Petani. Di sana terdapat banyak kincir angin dan para petani yang bertani bunga tulip. Tapi sayangnya saat itu sedang musim dingin, jadi nggak bisa liat bunga tulip. Perjalanan dilanjutkan ke gedung perlemen. Gedung ini seperti gedung DPR di Indonesia. Tapi bedanya semua orang bebas masuk. Kegiatan berikutnya adalah Amsterdam University. Mereka bertemu orang Indonesia yang kuliah di di sana. Tak lupa Leiden university juga dikunjungi. Mereka sempat mampir ke kantin kampus tersebut. Ternyata kantin di luar negeri itu berbeda jauh dengan kantin kita. Semua mahasiswa yang ada di dalam kantin tidak ada yang ribut dan tidak ada yang nongkrong. Semuanya fokus pada urusan masing-masing, dan di sela-sela makan mereka juga belajar serta mengerjakan tugas. Hari ketiga, mereka juga sempat mengunjungi sekolah Indonesia, dan lebih bahagianya mereka ketemu alumni Diniyyah Puteri yang tinggal di Negara yang sempat menjajah Indonesia selama lebih kurang 3 abad itu.
Hari keempat di Eropa, santri Diniyyah Puteri berangkat menuju Jerman, dan tinggal di rumah orang Indonesia plus orang Minang yaitu bu Elsi yang asli Bukittinggi. Mereka dijamu istimewa, dibawa jalan-jalan ke pasar malam Jerman yang namanya Dom. Sewaktu di Jerman, suhu semakin rendah, bahkan pernah mencapai titik -4°C. Berikutnya mereka ke Hamburg University. Di sana mereka disuguhi acara penampilan dari fakultas Asia Arab.
Belanda dan Jerman sudah terlewatkan, negara terakhir yang akan mereka jelajahi yaitu Perancis. Setelah menghabiskan waktu selama 7 jam di dalam kereta, mereka sampai juga di Negara fashion itu. Pada malam hari, mereka langsung ke menara Eiffel dan naik ke atasnya untuk melihat keindahan kota Paris. Kampus selanjutnya yakni Sorbone University tidak lupa dijelajahi. Lalu, kegiatan berikutnya adalah mengunjungi museum Louvre, yakni museum terbesar di dunia. Di museum ini mereka melihat lukisan asli Monalisa dan juga peninggalan-peninggalan Islam. Tapi mereka nggak mungkin menjelajahi semuanya, karena untuk menjelajahi museum yang amat besar ini membutuhkan waktu yang lama.
Musium Louvre adalah akhir dari perjalanan mereka kali ini. Setelah perjalanan lebih kurang dua minggu, tentunya bisa membawa banyak ilmu, berpikiran internasional, mengetahui perkembangan dunia, mengetahui universitas kelas dunia, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Semoga santri Diniyyah Puteri kian sukses kedepannya. (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri)
Kamis, 12 Desember 2013. Senat Mahasiswa (SEMA) STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, laksanakan agenda mingguan. Pada minggu kedua bulan Desember ini kegiatan SEMA diisi oleh bapak Taufik Rahman S. Pd ketua Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat STIT Diniyyah Puteri. Pada kesempatan itu dia menyampaikan materi yang berjudul waktu. Sebagaimana dalam surat Al-Ashr menjelaskan tentang waktu. Waktu itu dibagi atas tiga. Pertama, waktu yang telah berlalu. Kedua, waktu yang sekarang. Ketiga, waktu yang akan datang. Semua manusia akan merugi dengan waktu tersebut jika tidak digunakan untuk amal soleh.
Dosen yang mengajar mata kuliah materi PAI ini juga memotivasi para mahasiswi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, agar tidak menyesal dikemudian hari. Disamping itu, dia juga menyampaikan kepada seluruh mahasiswi untuk mempunyai semangat meneliti dan kalau bisa penelitian tersebut bermanfaat bagi orang banyak. Karena di Diniyyah Puteri ada divisi Diniyyah Researc Centre, jadi mahasiswi bisa juga belajar di sana. Setelah itu bagi mahasiswi yang ingin bertanya dipersilahkan untuk menambah wawasan.
“Sangat menarik materi hari ini, walaupun waktunya singkat, tapi penyampaiannya padat. Sehingga bisa menambah wawasan kita,” ujar Resti Chairunnisa, Mahasiswi semester satu STIT Diniyyah Puteri. Semoga kegiatan SEMA terus memberikan pencerahan kepada seluruh mahasiswi STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang. Amiin. (Lelen Sartika Woyla, Diniyyah News Reporter)