1 November nanti adalah hari yang istimewa bagi Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Perguruan yang didirikan oleh Rahmah ElYunusiyah, pejuang pendidikan dari Ranah Minang itu genap berusia 90 tahun. Berbagai acara telah dipersiapkan untuk menyambut moment spesial tersebut yang akan dihelat mulai dari 26 Oktober hingga 3 November 2013. Rangkaian acaranya adalah sebagai berikut: pemungutan sampah sepanjang jalan mulai dari Lembah Anai hingga Kelok Berbunga, syukuran atas penghargaan Bintang Mahaputra Adiprana yang diraih Rahmah Elyunusiyah, Seminar Ekonomi Syariah dan Edukasi Publik, Lomba Karyawan antar unit, Pawai Taaruf melewati jalan-jalan utama kota Padang Panjang, Resepsi Milad ke 90 tahun Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Pentas Seni dan ditutup dengan Temu Kangen Alumni Diniyyah Puteri. Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Mentri Agama, Drs. Suryadharma Ali dijadwalkan akan hadir. Terkait hal itu, masalah fisik juga menjadi perhatian serius dari pihak Perguruan. Gedung-gedung sudah dicat dan dihiasi oleh petugas sehingga semakin indah ketika dipandang. Berbagai rapat persiapan menyambut Milad juga telah diselenggarakan. (Fauzul Izmi/Reporter Diniyyah News)
Ditahun ajaran baru 2013/2014, Diniyyah Menengah Pertama (DMP) dan MA Kuliyatul Mu’alimat El Islamiyah (MA KMI) lounching seragam baru. Tingkat DMP warna seragamnya perpaduan hijau muda dan tua serta lilit kuning, sedangkan tingkat MA KMI warna merah muda dan lilit pink. Para santriwati memakai seragam ini hari Senin dan Selasa.
Tidak ketinggalan pula santriwati juga memakai sepatu yang sama dengan warna bajunya. Tingkat DMP memakai sepatu warna hijau, sedangkan MA KMI warna pink. Para santriwati dengan senang hati memakai seragam itu ke sekolah. Jadi, santriwati Diniyyah Puteri Padang Panjang kini memiliki tiga baju seragam. Gaya yes, sekolah oke.(Lelen Sartika Woyla/ Reporter Diniyyah Puteri)
Kamis, 10 Oktober 2013, seluruh mahasiswi STIT hadir di kampus dalam rangka mengikuti kegiatan Senat Mahasiswa (SEMA). Sebelum kegiatan dimulai, beberapa orang mahasiswi membaca Al-quran secara bergiliran. Sedangkan yang lainnya menyimak bacaan tersebut. Ini rutin dilakukan sebelum kegiatan dimulai, tujuannya untuk memperbaiki bacaan Al-Quraan mahasiswi.
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan penyelenggaraan jenazah. Mulai dari hal yang dilakukan ketika menghadapi orang yang sedang sakaratul maut, hingga orang tersebut meninggal kemudian dikuburkan. Materi itu disampaikan dan diperagakan di depan kelas oleh Ustad Yendri Junaidi Lc, MA selaku pembantu ketua III.
“Sangat senang dengan adanya program ini, sehingga kita menjadi tahu. Apalagi saya dulunya alumni SMK. Jadi lebih bisa menggali ilmu agama di STIT Diniyyah Puteri khususnya yang hari ini program dari SEMA sangat luar biasa,” ujar Aisyah Martuti mahasiswi semester tujuh.
Setelah penjelasan yang panjang, mahasiswi bebas bertanya seputar penyelenggaraan jenazah dan hal-hal penting yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Kegiatan SEMA berlangsung setiap hari kamis, dihadiri oleh semua mahasiswi dan setiap minggunya materi atau pembahasan selalu bertukar untuk memperkaya wawasan mahasiswi STIT Diniyyah Puteri. Semoga SEMA STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang semakin sukses. (Lelen Sartika Woyla/Reporter Diniyyah News)
Mulai tanggal 5 hingga 13 Oktober 2013, seluruh santriwati Diniyyah Puteri Padang Panjang mengikuti ujian Mid Semester. Para santriwati menyiapkan diri sebaik mungkin untuk ujian tersebut. Mereka berangkat ke sekolah hanya membawa alat tulis yang akan digunakan selama ujian. Tidak diperkenankan membawa buku cetak atau buku-buku lain yang berhubungan dengan ujian. Alasan sekolah tidak mengizinkan membawa buku tersebut adalah agar para peserta ujian mempersiapkan diri dengan baik di asramanya. Sehingga pada saat hari ujian, mereka siap bertarung menghadapi soal-soal. Bentuk ujian kali ini tidak ada pilihan A,B,C,D, tetapi semuanya essay. Jadi santriwati harus mengembangkan jawaban mereka. “Ujian kali ini benar-benar tertantang. Kita harus benar-benar mengusai materi dan mempersiapkan diri lebih baik,” ujar Dika, santriwati kelas 12 IPA MA KMI.
Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang sangat menjujung tinggi nilai kejujuran. Salah satunya terbukti dengan kejujuran santriwati dalam menjawab pertanyaan. Hukum pecat di tempat atau drop out bagi santriwati yang ketahuan mencontek dalam ujian apapun diberlakukan sampai saat ini. Namun bukan hanya itu yang mereka khawatirkan, mereka takut sifat curang mereka dibalas dengan azab yang pedih oleh Allah SWT. Semoga santriwati Diniyyah Puteri terus semangat dan tetap istiqomah. (Lelen Sartika Woyla/Reporter Diniyyah News)
Diniyyah Menengah Pertama (DMP) terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satunya dengan memperkenalkan alat peraga kepada siswa. Guru bidang studi IPS, Busmartazuar,SPd mengatakan bahwa alat peraga fungsinya untuk memancing keingintahuan siswa terhadap pelajaran. Setelah siswa terpancing maka saya baru menerangkan materi kepada siswa. Keberadaan alat peraga sangat membantu guru di kelas. Menurut guru yang pernah meraih juara dalam lomba guru disiplin yang diadakan PGRI(Persatuan Guru Republik Indonesia) ini alat peraga adalah kebutuhan pokok bagi guru. Jika tidak, siswa akan mudah jenuh belajar di kelas. Apalagi jika metode mengajar guru berbentuk ceramah. Siswa akan bosan dan mudah mengantuk. Dalam proses belajar mengajar saya sudah terbiasa membawa alat peraga. Ketika ditanyakan tentang kurikulum 2013, beliau berpendapat bahwa Diniyyah Puteri paling siap dalam menerapkan kurikulum terbaru tersebut. Alasannya konsep awal kurikulum sudah diberikan kepada Diniyyah Puteri oleh tim perancang kurikulum 2013 dari pusat. Selain itu pakar pendidikan karakter, Munif Chatib sudah 2 tahun bekerjasama dengan perguruan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan dari waktu ke waktu. Buktinya pun sudah banyak dengan rentetan prestasi yang ditorehkan oleh siswa kita. Malahan kita sudah menggunakan metode MI(Multiple Intelligence) serta ilmu Parenting dalam mendidik anak. Jangan heran jika di sekolah kami banyak tempat belajar siswa seperti di alam, di teras, di pendopo, di tangga sekolah, lapangan futsal, kebun dan lain-lain, tutupnya kemudian. Fauzul Izmi/Reporter Diniyyah News