Santri kelas dua belas yang satu ini sangat gemar menulis. Nama lengkapnya Amimma Nurti Lusdiana. Dia mencintai dunia tulis menulis semenjak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Semasa di SMP, berbagai prestasi menulis telah ia raih. Diantaranya juara 1 menulis puisi, juara harapan 1 lomba menulis puisi, juara 3 menulis cerpen dalam rangka perayaan Maulid Nabi.
Sekarang sudah puluhan tulisannya terbit di media cetak berupa artikel, opini, berita, cerpen dan cerbung.
Diary merupakan temannya yang paling setia menerima segala tulisannya. Dari sana jugalah awalnya ia terinspirasi untuk mempublikasikan tulisan. Ketika melanjutkan pendidikan di MA KMI Diniyyah Puteri, ia langsung bergabung dengan klub menulis. Kini lebih kurang dua tahun sudah digelutinya dunia tersebut.
Jum’at, di sela libur sekolah, Amimma mengisi waktunya dengan mengajar ekskul menulis di Madrasah Ibtidaiyyah Rahmah El Yunusiyyah, dibawah bimbingan Pak Riki Eka Putra yang merupakan guru ekskulnya di MA KMI Diniyyah Puteri.
“Seru banget bisa ngajarin adik-adik di MI. Ternyata mereka berbakat dan juga hebat. Selain itu mereka juga mau diatur. Mengajar mereka juga sebagai tambahan latihan bagi diri Amima sendiri,” ujar dara energik ini.
Impian Amimma dalam dunia tulis menulis yakni ingin membuat novel motivasi. Semoga ketika membaca novelnya, orang akan punya semangat yang tinggi dan selalu punya motivasi untuk terus maju. Ia juga mengatakan salah satu yang memotivasinya untuk menulis ialah, ingin berdakwah melalui tulisan. Apalagi seorang wanita, kalau berdakwah melalui mimbar, terkadang banyak kendala dan ada batasannya. Jadi menulis bisa dijadikan wadah untuk berdakwah. Kita doakan semoga Amimma tetap semangat dan dapat mencapai impiannya dan juga bisa menginspirasi orang banyak. (Lelen Sartika Woyla/reporter Diniyyah News)
Memasuki tahun ajaran baru 2013/2014, Diniyyah Puteri menambahkan program baru yang berkaitan dengan pengembangan bahasa. Jika sebelumnya sudah ada English Fluency Day, maka kali ini diadakan Dauroh Lughoh Arabiyah alias pelatihan bahasa Arab. Dalam seminggu, program ini berlangsung selama 3 hari, mulai dari hari Rabu hingga Jumat pagi sebelum pelajaran sekolah dimulai, tepatnya pukul 06.20 hingga pukul 07.10. Uniknya, para pengajar adalah santriwati pilihan kelas 11 dan 12 MA KMI yang sudah mendapatkan pelatihan bahasa Arab sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk melatih santri senior agar tidak hanya fasih berbahasa tapi juga bisa mengajar. Peserta pelatihan tentu saja seluruh santriwati mulai dari kelas 7 MTs DMP hingga 12 MA KMI.
Adapun tujuan diadakannya program ini adalah untuk meningkatkan pengembangan bahasa Arab seperti halnya bahasa Inggris. Karena di Diniyyah Puteri bagi santri yang tidak berbicara dalam bahasa Arab atau Inggris akan diberi hukuman.
“Program bahasa ini sangat bagus untuk pengembangan santri yang membutuhkan aktivitas lain di antara padatnya kegiatan asrama,” komentar santri kelas 11 IPA 1, Ovi Sania Fahren. Dizha Alawiyah, santri kelas 11 IPS 1 turut menambahkan, “Program ini membuat santri lebih banyak mendapatkan mufradat alias kosa kata baru dalam bahasa Arab dan sangat bermanfaat bagi santri yang kedepannya ingin melanjutkan studi ke Timur Tengah.”
Dengan program ini, diharapkan santri dapat lebih fasih berbicara dalam bahasa Arab di samping bahasa Inggris yang memang sudah menjadi bahasa internasional dan harus dipelajari sejak dini. Santri juga mulai dibiasakan untuk berbicara bilingual setiap hari hingga akhirnya menjadi kebiasaan di masa depan. (Qurrota Aini/reporter Diniyyah News)
118 Perempuan Penghafal Al Quran
Menghafal Al Quran butuh kesungguhan. Kurikulum dan anjuran saja tidaklah cukup. Perlu pembelajaran berketerusan.
Inilah yang dilakukan Diniyyah Tahfidzul Quran (DTQ), sebuah divisi otonom di lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, terhadap ratusan santri, guru dan karyawan di lingkungan pesantren khusus puteri terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Guna memberi apresiasi terhadap santri yang memiliki hafalan Al Quran tertinggi dan terbaik, dilakukan melalui seleksi khusus selama 14 hari, akhirnya 118 santriwati dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diwisuda sebagai penghafal Al Quran tertinggi dan terbaik. Acara wisudanya digelar pada 30 Juli 2011.
Direktur DTC Idris Al Hafidz kepada Singgalang, kemarin menjelaskan, seiring dengan telah diwisudanya 118 santri penghafal Al Quran itu, pihaknya bertekad, pada wisuda mendatang, para wisudawati dapat ditingkatkan. Beragam program inovatif pun terus ditingkatkan.
“Kami punya obsesi, jummlah penghafal Al Quran tidak hanya meningkat di Perguruan Diniyyah Puteri saja. Tetapi mencakup Sumatera Barat, Indonesia dan Asia Tenggara. Kami juga bertekad untuk menjadikan Padang Panjang sebagai sentral pembentukan penghafal (tahfidz) Al Quran tingkat nasional,” ujar Idris.
Diakui, sejak diresmikan oleh Imam Besar Masjidil Haram Syekh As-Syuraim tiga tahun silam, tepatnya tanggal 29 Juli 2008, DTC telah mencetak para santri penghafal Al Quran, di antaranya ada yang mendapat beasiswa Rp 200 Juta dari Kementrian Agama RI dengan hafalan 12 juz. Ada juga yang lulus di ITB dengan tinggi hafalan hingga 15 juz.
Kalau tahun sebelumnya, wisuda tahfidz hanya diperuntukkan guru dan karyawan di lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri yang dinilai dari tingkat hafalan dari terendah hingga tertinggi, maka kini, ditingkatkan hingga ke level santri juga.
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan, SE, Akt, M. Si mengakui bangga atas prestasi yang diraih santrinya di bidang penghafalan Al Quran atas bimbingan DTQ itu. “Kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada DTQ. Dalam tiga bulan belakangan, mereka berhasil membina para santri menjadi hafidzah pemula,” tegasnya.
Fauziah menegaskan, DTQ tidak hanya berkiprah di Diniyyah Puteri, tetapi juga melakukan pembinaan di berbagai sekolah di Indonesia dan Malaysia. Tamu-tamu dari Malaysia yang hampir setiap hari mampir di Diniyyah Puteri , katanya, selalu memberi apresiasi positif atas kinerja DTQ.
“Insya Allah Desember ini, DTQ kembali akan memberi training tahfidz Al Quran di salah satu sekolah menengah Malaysi dengan format Camp Al Quran,” ujar muslimah enerjik dari Padang Panjang itu.
Secara terpisah, Wakil Direktur DTQ, Sri Astuti Al Hafidzah, merinci, para santri yang meraih peringkat hafalan terbanyak dengan nilai tertinggi pada wisuda kali ini adalah Nurul Azmita dengan tinggi hafalan empat juz, dususul Ezi Fadhilla (3 juz), Muthiah (2 juz) dan Desi Ramadanti (1 juz), mereka memperoleh hadiah uang tunai Rp 1 juta.
“Santri yang memiliki hafalan di atas lima juz sengaja tidak dilibatkan pada wisuda kali ini,” katanya.
Menurut alumni Sekolah Tinggi Al Hikmah Jakarta ini, levelisasi hafalan santri yang diwisuda itu antara lain meliputi santri yang memiliki hafalan 1 juz mencapai 80 orang.
Sedangkan 2 juz sebanyak 20 orang, 3 juz 17 orang dan 4 juz 1 orang. Sebenarnya ada beberapa orang santri kami yang mencapai hafalan 10 juz, tapi sengaja tidak diikutsertakan dalam wisdua ini.
Selama prosesi wisuda, pemberian sertifikat kepada 118 orang santri dilakukan oleh Pimpinan perguruan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan dan Kepala Sekolah MA KMI Diniyyah Puteri, Yulizawarti dalam waktr bersamaan di Aula Perguruan Diniyyah Puteri.
Kepala Humas Perguruan Diniyyah Puteri, Ahmad Rifa’i menegaskan, program tahfidz adalah paket unggulan dalam mencetak generasi muslimah berakhlak mulia.
Kepada santri tahfidz, dalam minggu ini akan dikukuhkan sebagai Duta Tahfidz dari Diniyyah Puteri untuk mengisi ceramah Ramadhan di kampungnya masing-masing yang tersebar di delapan provinsi di Indonesia.
Tahun ini Diniyyah Puteri menurunkan dua tim berbeda, Duta Daiyah dan Duta Tahfidz yang akan mengisi ceramah Ramadhan dengan topik berbeda.
“Satu tantangan hidup mulia bersama Al Quran. Khusus Duta Daiyah tampil dengan topik jujur membawa berkah untuk bangsa. Pekan ini mereka memasuki masa pelatihan dan pembekalan bersama DTC,” kata Ahmad.
Siswi Diniyyah Antusias Belajar jurnalistik
Padang Panjang, Singgalang
Minat santri di lingkungan Perguruan Diniyyah Puterri untuk belajar jurnalistik, ternyata sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan kesungguhan mereka dalam mengikuti materi demi materi yang disajikan pada kegiatan pelatihan jurnalistik.
“Jadi penulis itu mudah. Kunci utamanya adalah niat baik. Setelah itu disusul dengan menulis apa saja yang ada di sekitar kita. Kalau sudah ditulis, segera saja kirim ke media massa. Dimuat atau tidak, jangan pernah dirisaukan,” ujar Penanggungjawab Singgalang Masuk Sekolah (SMS), Eriandi, Jumat (18/2), saat berbicara di hadapan 30-an santri dalam program Pelatihan Jurnalistik yang diadakan di Ruangan Biru komplek Diniyyah Puteri Padang Panjang.
Selain Eriandi, kegiatan yang melibatkan siswi Diniyyah Puteri menengah Pertama (DMP) setingkat Madrasah Tsanawiyah, Kulliyatul Mualimat El-Islamiyah (KMI) setingkat Madrasah Aliyah, mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Rahmah El-Yunusiyyah dan beberapa guru itu, juga menghadirkan Wartawan Singgalang Padang Panjang dan Tanah Datar, Musriadi Musanif, sebagai trainer dan narasumber.
Selaku koran yang senang menciptakan penulis dan wartawan profesional, sebut Eriandi, Harian Singgalang selalu membuka pintu selebar-lebarnya untuk datangnya penulis baru, termasuk dari lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri.
“Saya menantang, kalau selama ini SMS dominan diisi siswa-siswi di Kota Padang, maka di masa mendatang siswa Diniyyah Puteri harus ikut berkontribusi,” tantang Eriandi.
Karya tulis siswi Diniyyah Puteri jelas akan menambah warna baru dinamika karya siswa Sumbar melalui media SMS. Mulailah dari sekarang. Jadi penulis itu enak.
Kepala Divisi Humas Perguruan Diniyyah Puteri, Ahmad Rifa’i mengakui, pimpinan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan, selalu memberi apresiasi positif terhadap semua kegiatan yang bisa mengembangkan bakat dan minat siswa, termasuk di bidang kejurnalistikan.
“Harian Singgalang adalah media yang cukup berpengaruh di tengah-tengah masyarakat. Komitmen Singgalang untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri orang Minang serta sikap konsistennya dalam memelihara Islam dari berbagai perusak, sudah tak perlu diragukan lagi. Inilah alasan kami untuk selalu bermitra dengan Singgalang dalam segala hal terkait publikasi dan jurnalistik,” Ahmad.
Usai mengikuti materi dan motivasi dari Eriandi, siswi dan mahasiswi itu langsung membuat karya jurnalistik di bawah asuhan Musriadi Musanif, “Semua hasil karya mereka sudah bagus. Umumnya layak muat untuk media massa. Karya salah seorang peserta pelatihan, pada saat itu juga langsung dimuat portal berita www.pewarta-indonesia.com,” terangnya.
KERJASAMA DENGAN MALAYSIA KIAN DIPERERAT
Padang Panjang, Singgalang
Sebanyak 80 anak dari 50 yang direncanakan semula, berhasil mengikuti pelatihan menghafal Al Qur’an. Mereka adalah generasi muda Perak, Malaysia, yang turut menikmati hasil kerjasama Diniyyah Puteri Padang Panjang dengan Sekolah Menengah Agama Al Islamiyah-Diniyyah, Kampung Lalang, Padang Rengas, Perak.
Kegiatan yang mendatangkan pelatih dari tim Diniyyah Tahfidzul Qur’an (DTQ), sebuah divisi khusus di lingkungan Perguruan Diniyyah Putri itu, ditutup Menteri Hukum dan HAM Malaysia, Nazrey Abdul Aziz, pada pertengahan Desember 2012 lalu.
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Fauziah Fauzan, Senin (14/1) menyebut, terobosan kerjasama yang dilakukan Diniyyah Puteri dengan Sekolah Menengah di Perak itu, sesuai dengan pengakuan Nazrey, mampu mendahului gagasan-gagasan penyatuan budaya dua negara serumpun yang telah kerap diwacanakan.
Ketua Yayasan SMA Ad-Diniyyah Perak, YDP Toh Maharaja Indera Dato Hj. Kahiruddin bin Hj. Arshad menyatakan program yang digelar bukan lah sekedar pengisi waktu liburan anak-anak sekolah di Perak, tetapi juga memiliki makna penting bagi menjalin hubungan kerjasama kedua sekolah di dua negara serumpun.
“SMA Ad-Diniyyah sebenarnya memiliki hubungan kerjasama dengan Perguruan Diniyyah sejak 1948 silam. Kerjasama itu sempat terputus karena berbagai hal. Kini, kerjasama tersebut bisa dijalin kembali lewat program Tahfidz,” katanya.
Pendiri SMA Ad-Diniyyah Perak, Datin Sakinah Junaid, sebenarnya adalah alumni Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Perak.
Selain pendiri, guru pertama sekolah itu kebanyakan juga berasal dari tamatan Perguruan Diniyyah Puteri, termasuk diantaranya Datin Aisyah Ghani yang dikenal sebagai mantan Menteri Sosial Malaysia.
Tim DTQ Diniyyah Puteri yang langsung memberi pembinaan pada program kali ini terdiri dari Idris Al-Hafidz, Roni Fatihan, Endang Kusmita, Rahayu Susanti dan Syafrialdi. Tim dipimpin langsung Fauziah Fauzan.
“Kegiatan berlangsung selama tiga pekan. Pesertanya jauh melampaui target, yakni mencapai 80 orang. Semula direncanankan hanya 50 orang. Di akhir pelatihan, tim berhasil mencatat sejumlah anak yang telah hafal Al Qur’an , dua orang hafal lima juz atas nama Nur Alisa Husna dan Nurain, hafal empat juz atas nama Muhammad Anuar dan Aisyah binti Zaidul Khisam, “ terang Roni.