Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) adalah sastrawan dan juga negarawan yang lahir di Maninjau, Sumatera Barat. Wafat di Jakarta, 24 Juli 1981. Beliau tak hanya dikenal di Indonesia, namun telah dikagumi oleh negara-negara Asia Tenggara bahkan dunia. Jasa-jasanya tetap dikenal masyarakat banyak serta telah mendapat gelar Pahlawan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 8 November 2011
Sebagian dari kita mungkin ada yang belum mengetahui keberadaan Museum Buya Hamka di Sungai Batang, kecamatan Tanjung Raya, Maninjau. Dibangun tahun 2000, dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Pemda setempat serta Gubernur Sumbar saat itu. Bangunan yang didirikan menyerupai rumah adat Minangkabau seperti tanduk kerbau juga ukiran khas Minang. Dibuka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 3 sore. Di depan bangunan Museum tersedia tempat penjualan souvenir, dan di samping tempat souvenir, ada tempat penjualan buku-buku karya Buya Hamka sendiri.
Tak hanya turis lokal saja yang mengunjungi Museum ini, bahkan warga Malaysia yang dominan datang berkunjung. Bantuan pun juga banyak diterima dari Negara Jiran ini. Tak kalah, warga Singapura serta Brunei Darussalam juga menjadi pengunjung museum ini.
Koleksi dalam Museum cukup beragam, meliputi foto-foto, buku-buku, dan tempat tidur buya Hamka dengan kelambunya. Ada juga aneka penghargaan yang didapatkan oleh Buya Hamka di berbagai aktivitas serta acara-acara, baju wisuda saat mendapat kelulusan di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir dan Universitas Kebangsaan Malaysia menjadi Doktor Honoris Causa.
Saat berkunjung ke sana, saya naik tangga terlebih dahulu, registrasi, lalu mengisi daftar tamu. Terasa ada kebanggaan melihat peninggalan orang besar yang berasal dari Minang ini. Warga Malaysia pun juga menjadi tamu saat saya hadir di sana. (Nisa’ul Afifah/MA KMI Diniyyah Puteri)