(Laya Avi Salsabila/MTs. DMP Diniyyah Puteri)
Awalnya semua terasa indah
Gelagat tawa pecah dimana mana
Semua bersenandung riang
Tetapi itu hanya sementara
Seperti terlontar oleh peluru
Tawa itu bungkam seketika
Kesenangan meluap menipis lenyap
Auman waktu menyergap cepat
Membuat hati terasa berat
Pintaku hanya satu
Jauhi dia dari diriku
Dan kesedihan itu berlalu
(Laya Avi Salsabila/MTs DMP Diniyyah Puteri)
Andai aku tak bertemunya
Tak akan ada gundah gulana
Hati yang sakit pun pasti sirna
Memuai menjadi bahagia
Tapi, ku tak kuasa menahannya
Dia ada di memori yang ceria
Dia telah berbaur seutuhnya
Dan setelah dia sirna
Semua berkabut duka
Akankah raga ini dapat pulih sedia kala
Atau hanya terpuruk di dalamnya
(Aisha Asnan/MTs DMP Diniyyah Puteri)
Di kota kabut ini
Aku bernyanyi seorang diri
Di tengah dinginnya malam hari
Aku menangis
Di kota kabut ini
Semuanya bermula di sini
Meratap nasib yang kian menyedihkan
Aku benci
Dan di kota kabut ini
Tiada yang menemani
Cukup sampai di sini
Biarkan aku pergi
(Maulidia Parasmita Rozi/MAS KMI Diniyyah Puteri)
Hembusan angin menyambar bersama jasadku
Hening tanpa hembusan
Telunjuk itu menjauh dari jasadku
Bagai bangku biru yang kosong
Aku di sini menunggu
Tapi kau tetap acuhkanku
Matamu melewati pandanganku
Sekarang aku tahu kau benar-benar mengacuhkanku
Wahai awan, wahai angin
Datanglah kemari, jemput aku
Agar dia bahagia
Musnahkanlah aku
(Laya Avi Salsabila/MTs DMP Diniyyah Puteri)
Di saat matahari merasa diri ini sendiri
Bintang bersandar di atas langit
Bumi ini merana
Terpana pada bintang
Mengapa selalu menang
Sedangkan kami di dalamnya harus berjuang
Mendekik ngeri takut mereka beradu
Air pun juga mulai memberontak
Aku takut ia marah
Hari berganti begitu cepat
Seakan semua berlari mengejar
Entah apa yang terjadi di depan sana
Semoga itu bukan kebinasaan