(Hidayatul Fadhilla/MA KMI Diniyyah Puteri)
Lapar berpelukan makan
Miskin berpijakan berlian
Haus berpayungkan hujan
Panas di bawah dedaunan
Merdeka teriak mereka ribuan
Putih lusuh terpoles kotoran
Ulah tangan tak berbaikan
Kami kaya tak berdaya
Tunasnya meronta tak terlepaskan
Maju gemetar cari pegangan
Bersiram janji harapan
Cinta kokoh acar mimpi
(Ghania Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri-Dinteen)
Cobalah sebentar saja
Kau merenungkan kembali
Makna hidup ini
Makna di balik suka dan duka
Sesungguhnya hidup
Tak pernah berdusta
Hanya manusia yang jarang bertanya
Tentang takdir itu
Bila waktu dapat diatur sendiri
Pasti kan kucari
Dimanakah alam nan penuh ampunan-Mu
Tanpa disertai kemegahan Fana
(Nisa’ul’Afifah/MA KMI Diniyyah Puteri)
Detak rasa terbuai ke angan
Menapak ke relung kesekian
Kelopaknya ternganga mempesona
Terombanglah yang terkubur
Meriah kembang telah nyata
Tapi berbeda dengan hatinya
Hanya satu yang seperti senjang
Udara dalam awang-awang
(Nadia Salami/MA KMI Diniyyah Puteri)
Otakku menyuruh telinga
Untuk mencari sumber suara
Mataku pun ikut membantu
Otakku memerintahkan stop!
Itu dia!
Apa yang sedang dipegangnya
Apa yang dilafazdkan olehnya
Merdu, begitu mempesona
Aku tahu
Aku sadar
Aku mengerti
Inilah wahyu Illahi
Satu satunya penyejuk hati
Al Qur’an si pengobat hati
(Eka Fitriani/MA KMI Diniyyah Puteri)
Kubunuh jantungku
Di bawah sakura Maret
Aku dalam tangan Tuhan
Berjalan dalam hitam
Berusaha mengaspal nurani, lalu terpijak
Resonansi tanpa irama
Mencari dalam kelambu
Dengan nada abstrak
Menuju kaki-kaki syurga di bumi.