Rasa adalah akibat dari sebuah sebab. Rasa bukanlah sesuatu yang bisa datang secara tiba-tiba, tapi rasa itu datang dari kita yang menciptakannya dari berbagai jalan. Begitu juga dengan rasa senang, rasa yang selalu kita harapkan datang, bahkan ketika kita sedang mendapatkan suatu masalah. Kita selalu melakukan berbagai cara untuk menghadirkan rasa senang itu.
Namun, kebanyakan dari kita sangat susah menghadirkan rasa senang itu, terlebih saat sebuah beban berat datang. Kadang kita sering terpenjara oleh beban berat itu. Kita sering terbelenggu dan tidak bisa melakukan apa-apa, karena sebuah beban yang menghampiri, dan tak jarang hidup seseorang bisa terhenti karena beban tersebut.
Nah, maka dari itu menghadirkan rasa senang adalah suatu yang penting bagi hidup kita untuk memecah jeda hidup yang terasa membosankan. Bagaimana caranya agar kita tidak terbelenggu oleh beban itu? Ada suatu hal yang harus kita lakukan agar tidak berada dalam kehidupan yang suntuk dan membosankan karena suatu masalah atau beban. Hal tersebut adalah dengan tidak membiarkan menyerap segala persoalan. Keadaan sering kali kita kusut karena hati kita yang seperti spons yang menyerap segala hal, termasuk segala kesalahan dan penderitaan serta segala hal-hal yang negatif. Bahkan hati kita sering terusik karena suatu hal yang terlalu remeh dan bahkan sangat sepele.
Oleh sebab itu, kita harus memiliki prinsip yang selalu kita pegang teguh dan tidak tergoyahkan oleh apapun. Berbeda dengan orang yang berhati lemah atau tidak mempunnyai prinsip, karena bagi mereka menghadapi kesulitan hanyalah sesuatu yang membuatnya rasa takutnya bertambah.
Maka. Di saat hal-hal seperti ini mendera, tidak ada yang lebih kita butuhkan bagi diri kita selain menghadirkan rasa senang, hati riang dan perasaan yang lapang serta jiwa yang segar yang akan menolak segala persoalan-persoalan yang sepele. Nah, orang yang memiliki hati seperti inilah orang yang memiliki dirinya sendiri. (Yudrikul Khairat/MA KMI Diniyyah Puteri)