“Pokoknya mau pulang, nggak mau puasa di sini,” ucap Tiara tidak kuat membendung air mata ketika mamanya menelpon di ruang informasi asrama. Tangisnya pun pecah. Kejadian yang sama pun dialami Lina, teman seasramanya yang juga kebetulan menerima telepon dari orang tuannya.
“Anak umi..., udah sayang, jangan nangis lagi. Ntar matanya bengkak lhoo...” ibu Mila, sang umi asrama berusaha menenangkan. Dia tak ingin santriwati menangis dan bersedih hati karena akan menjalani Ramadhan di asrama.
Memang berat bagi Tiara dan kawan-kawan menghadapi Ramadhan kali ini, tanpa papa dan mama di sisinya. Terlebih para santriwati baru yang baru beberapa minggu merasakan aura pesantren. Bagi Tiara, walaupun masuk pesantren keinginannya sendiri. Namun sekarang tekad baja itu mulai sedikit pupus karena waktu yang kian lama dia rasakan.
“Sahuurr....sahur...sahuuurr....sahur, bangun adekku sayaaang... jaaangan malas-malasan......, maaari kita hadapi... raaamadhan telah dataang.” Dengan irama iklan sebuah produk minuman di televisi, santri kelas XII begitu semangat mengumandangkan sahur membangunkan penghuni asrama pesantren Diniyyah Puteri. Para santriwati yang lainnya sibuk dengan berbagai aktifitas lainnya. Ada yang shalat tahajud di masjid, ada yang bersiap-siap mengambil sahur di dapur. Ada juga yang bersih-bersihin asrama.
Hm…., begitulah di asrama. Musti berani dan mandiri. Semua dikerjakan sendiri. Makan sendiri, minum sendiri, cuci piring sendiri, mandi sendiri, tidur juga sendiri. Eiisstt kalau tidur nggak kali... kan banyak teman di asrama, ada dua puluh orang plus ada umi asrama.
Masa di asrama adalah masa-masa paling indah. Apalagi ketika usia remaja, kalau tidak bisa mengontrol diri dengan baik maka akan menyesal di kemudian hari. Karena pergaulan remaja zaman sekarang banyak yang kurang baik untuk perkembangan pribadi. Di asrama diajarkan bagaimana memahami satu sama lainnya. Semua kondisi akan ditemukan, mulai dari hal yang disukai hingga hal yang tidak disukai. Hal yang paling utama sekali tantangan di asrama adalah berpisah dengan papa dan mama juga adik serta kakak. Kemudian baru masa penyesuaian dengan teman-teman asrama, umi asrama, masakan di asrama dan lingkungan sekitar. Pokoknya banyaklah.
Tapi kalau dilihat yang asyiknya tidak kalah pula. Berkumpul sambil cerita dan ketawa-ketawa bersama teman-teman paling tidak bisa dilupakan. Apalagi kalau sudah punya sahabat dekat yang seiya dan sekata, itu sudah seperti saudara kandung sendiri.
Ketika waktu sahur tiba, tidak akan terasa ngantuk karena suasana asrama selalu heboh saat sahur. Ada juga yang bertugas membangunkan sahur, baik dari kakak kelas maupun adik kelas dengan berbagai kreatifitas seperti sahur berdendang. Membuat sahur selalu terasa berwarna.
Waktu berbuka termasuk masa yang ditunggu-tunggu. Uniknya kalau tinggal di asrama bisa merasakan aneka perbukaan yang enak dan lezat. Karena antara santriwati yang satu dengan yang lainnya tentu ada menu perbukaan yang berbeda, jadi bisa saling berbagi dan mencoba. Coba kalau kita sendirian tentu tidak bisa merasakan perbukaan yang bervariasi kecuali dengan merogoh kocek yang dalam. Kalau di asrakan bisa nebeng.
Untuk sholat taraweh bisa melaksanakannya di berbagai mesjid yang ada di luar lingkungan asrama, dengan guru asrama. Namun ada aturan tertentu dan sesuai giliran asrama yang boleh untuk sholat di luar mesjid asrama. Ini juga menjadi hal istimewa, kenapa? Karena kalau di asrama, ibadah lebih terjaga. Kalau di rumah belum tentu, kadang pergi sholat ke masjid, atau tilawah Al-quran setiap habis sholat. Karena di asrama, maka dibuatkanlah program khusus untuk meningkatkan semangat beribadah para santriwati.
Jadi bagi anak asrama, bukan ide buruk untuk merasakan puasa bersama teman-teman di asrama. Kalau dengan orang tua, tentu hal itu sudah biasa. So, tidak perlu sedih lagi ya bagi anak asrama yang saat ini lagi jauh dari orang tuanya ketika puasa, kan orang tua di asrama ada, yaitu umi asrama juga punya saudara yang banyak yaitu teman seasrama. Terkadang ada isi asramanya dua puluh, kadang ada yang lima belas. Waah! Suatu hal yang menakjubkan memiliki saudara sekaligus banyak dalam seketika dan sama usia. Pasti akan sangat menyenangkan. Tetap semangat ya, semoga puasa di asrama menyenangkan. (Lelen Sartika Woyla/Diniyyah Puteri)