Kamis, 8 Januari 2015. Mahasiswi STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Diniyyah Puteri Padang Panjang, melaksanakan rapat PPM (Program Pengabdian Masyarakat). Peserta rapat merupakan mahasiswi semester VII jurusan PAI dan PGRA. Dilaksanakan di ruang biru kampus STIT Diniyyah Puteri, jam 08.00 WIB hingga jam 15.30 WIB. Rapat dipimpim oleh Taufik Rahman S. Pd.I., M. A., dosen STIT Diniyyah Puteri.
Rapat tersebut berupa coaching bagi mahasiswi sebelum melaksanakan PPM (Program Pengabdian Masyarakat). Coaching itu bertujuan untuk mempersiapkan dan mengatur rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Sehingga program tersebut berjalan teratur dan terarah. Lokasi PPM ditetapkan di Nagari Matur Kabupaten Lawang. Kegiatan PPM dilaksanakan selama 15 hari. Dimulai tanggal 11 Januari 2015 hingga 25 Januari 2015. Diikuti oleh 7 orang mahasiswi dari jurusan PAI dan 3 orang dari jurusan PGRA.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama PPM sesuai dengan talenta yang dimiliki mahasiswi. Diantaranya mengadakan training, mengajar tiga bahasa (Arab, Inggris dan Jepang), tahfizh, jurnalistik, aplikasi Management Pendidikan Islam di kantor Wali Nagari dan mengajar di sekolah dan MDA (Madrasah Diniyyah Awaliyah) dengan metode yang menarik. Setiap kegiatan telah ditentukan penanggung jawab dalam rapat tersebut. “Dengan adanya rapat coaching ini, mahasiswi menjadi lebih siap dan dari segi program juga lebih mantap. Karena programnya sudah terstruktur dengan baik, sehingga mahasiwi tidak kewalahan saat berada di lokasi,” ungkap Siska Margareta, mahasiswi semester VII jurusan PAI yang merupakan penanggung jawab kegiatan mengajar, perlombaan dan santunan dalam kegiatan PPM tersebut.
Semoga semua rencana kegiatan yang telah dipersiapkan dapat terlaksana dengan baik. Sehingga mahasiswi mampu mengaplikasikan ilmu dan talenta yang mereka miliki. Mahasiswi diharapkan bisa membawa nama baik kampus STIT Diniyyah Puteri. Memberikan kesan yang terbaik dan pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat serta mahasiswi dapat berbagi pengalaman selama PPM kepada juniornya di kampus.(Jummiati Oktariana/Reporter Diniyyah News)
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri, diwajibkan mampu berbicara dengan Bahasa Arab. Setelah melaksanakan belajar dialog Bahasa Arab secara rutin setiap pagi hari Senin hingga Juma’t. Diikuti oleh seluruh mahasiswi semester satu di kampus STIT Diniyyah Puteri tersebut.
Pada hari Senin, 19 Januari 2015. Mahasiswi melaksanakan ujian dialog Bahasa Arab bersama ustadz Yendri Junaidi. Dilaksanakan di depan kampus STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang. Dimulai jam 07.00 WIB hingga 08.00 WIB. Ujian itu berupa ujian lisan, karena yang diharapkan adalah mahasiswi cakap berdialog Bahasa Arab. Sedangkan untuk belajar tulis menulis, sudah dipelajari dalam mata kuliah Bahasa Arab. Ujian tersebut diadakan setelah mahasiswi mempelajari 10 bentuk dialog percakapan sehari-hari. Tujuannya agar mahasiswa selalu mengingat dialog yang telah dipelajari dan mengamalkan dalam setiap aktivitas mereka. Serta mendidik mental mahasiswa menjadi lebih berani menghadapi ujian-ujian lisan. Terutama di kampus biru itu salah satu syarat lulusnya adalah apabila telah sukses mengikuti sidang skripsi dengan tiga bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Sitem ujian yang diberikan oleh Yendri Junaidi selaku penguji adalah dengan membentuk lingkaran. Seluruh peserta ujian berdiri dan membentuk lingkaran. Para musrifah (pembimbing) juga diikut sertakan dalam ujian itu. Mahasiswi terlihat tenggang, namun begitu antusias mengikuti ujian itu. Yendri Junaidi menguji dengan cara bertanya langsung menggunakan Bahasa Arab kepada masing-masing mahasiwa. Mahasiswa tidak hanya disuruh menjawab dengan Bahasa Arab yang telah dipelajari, namun juga menterjemahkan langsung apa yang di ungkapkan penguji.
Seluruh peserta ujian menghadapinya dengan penuh keseriusan. Meskipun ujian tersebut tidak mempengaruhi nilai mahasiswa dan juga tidak memberi hukuman bagi yang salah menjawab. “ awalnya saya begitu tegang dan takut, namun saat ujian berlangsung ternyata saya bisa menjawabnya. Teman-teman yang lain juga begitu mantap menjawabnya. Saya sangat senang, akhirnya mampu berbicara Bahasa Arab.” Ujar salah satu peserta ujian itu yang bernama Milna Hayana Sari mahasiswa semester 1 jurusan PAI asal Pariaman.
Siti Nur Khotimah yang merupakan salah satu musrifah dialog Bahasa Arab itu, merasa sangat bangga menjadi musrifah sekaligus mahasiswi kampus biru tersebut. Dosen-dosennya begitu perhatian terhadap mahasiswinya. Terbukti dengan diadakanya program belajar dialog bahasa arab ini. Program itu sangat menunjang mahasiswi menjadi aktif berbahasa arab tanpa memungut biaya sedikitpun. Mahasiswi yang akrab disapa Ima ini berharap program ini terus berlanjut dan dikembangkan lagi agar lebih menarik.
Mahasiswi berharap program ini menjadi program rutin di kampus STIT Diniyyah Puteri ini. Program yang tidak boleh dihilangkan dan dispelekan. Sehingga berbahasa Arab menjadi bahasa unggulan dan bahasa wajib dikampus itu.. Semoga kampus-kampus diluar sana yang berbasis Islam juga bisa menerapkan Bahasa Arab ini. Karena dengan kekayaan bahasa mahasisiwa bisa berbaur dengan negara-negara di dunia. (Jummiati Oktariana/Reporter Diniyyah Puteri)
Kamis, 8 Januari 2015, siswa kelas VIII SMP Diniyyah Puteri Padang Panjang, belajar bahasa Arab di Pendopo. Belajar diluar kelas ini rutin dilakukan saat berlangsungnya mata pelajaran bahasa Arab khususnya Muthola’ah (berbicara bahasa Arab) tingkat MTs DMP dan SMP Diniyyah Puteri.
Pelajaran Bahasa Arab ini mempunyai tiga bagian, yaitu mendengar, menulis, dan berbicara. Untuk bagian menulis dan mendengar, dilakukan didalam kelas saja. Namun untuk bagian berbicara, aktifitas belajar lebih banyak dilakukan diluar kelas. Metode belajar diluar kelas ini bertujuan supaya para siswa semangat dan fresh saat belajar. Pengetahuan tentang bahasa Arab tidak hanya terpaku dengan menerima dan memahami materi saja, namun santri dituntut untuk langsung bisa praktek dalam keseharian.
Mata pelajaran ini butuh praktek langsung supaya santri bisa memahami bahasa Arab dengan sempurna. Setelah diberi bahan, kemudian dihafalkan dan langsung dinilai untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari. Metode belajar seperti ini juga meningkatkan kemampuan siswa dalam praktek bahasa Arab.
“Harapan kedepannya semoga dengan metode belajar diluar kelas ini bisa membuat siswa lebih memahami bahasa Arab secara baik, dan bisa digunakan dalam keseharian mereka,” ucap Najmiatul Rusydi, selaku guru mata pelajaran bahasa Arab.
“Senang sekali belajarnya, saya sangat suka belajar bahasa Arab. Dimanapun belajarnya saya suka, belajar kelas juga asyik karena kita lebih bisa mengeluarkan ekspresi sendiri dalam praktek berbahasa Arab,” komentar Yola Agustia, santri kelas VIII SMP Diniyyah Puteri. (Rahmi Yulianti/Diniyyah News Reporter)
Dalam beberapa waktu terkahir, seluruh mahasiswi semester I STIT Diniyyah PuteriPadang Panjang, belajar dialog bahasa Arab. Kegiatan rutin tersebut dilaksanakan setiap hari Senin hingga Kamis. Dimulai jam 07.00 WIB hingga jam 08.00 WIB.
Tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah untuk mempermudah mahasiswi berdialog dengan menggunakan bahasa Arab. Sebab, salah satu syarat lulus dari kampus biru itu harus mampu berbahasa Arab.Dalam pelaksanaannya, mahasiswi dibagi menjadi enam kelompok. Masing-masing dibimbing oleh seorang musrifah, yang merupakan mahasiswi aktif berbahasa Arab. Para musrifah tersebut dibina langsung oleh Ustadz Yendri Junaidi, dosen Bahasa Arab dan Ulumul Hadist STIT Diniyyah Puteri.
Kegiatan tersebut berlangsung dengan tertib dan menyenangkan. Seluruh mahasiswi sangat antusias mengikuti setiap proses pembelajarannya.
“Saya sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Dulu saya yang sama sekali tidak mengerti bahasa Arab, sekarang sudah sedikit terlatih berdialog, meskipun masih dibilang pasif,” ujar Reza Monika, mahasiswi STIT Diniyyah Puteri jurusan PGRA semester I asal Kec. X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Tismaniar, salah satu musrifah bahasa Arab dalam kegiatan itu ikut bangga. Selain bisa berbagi ilmu, juga dapat menambah ilmu-ilmu baru yang berhubungan dengan bahasa Arab. Semoga dengan kegiatan ini mahasiswi STIT Diniyyah Puteri menjadi mahasiswi aktif berbahasa Arab. Sehingga kelak menjadi pendidik yang berjiwa emas dan kaya akan bahasa.(Jummiati Oktariana/Diniyyah News Reporter)
Setiap sekolah mempunyai organisasi yang menaungi siswa-siswinya untuk berkembang dari segi kreatifitas maupun inovasi. Begitu juga yang dilakukan di sebuah sekolah di kota Padangpanjang yang dikenal dengan MA KMI Diniyyah Puteri. Sekolah yang berlabel pendidikan Islami ini juga membentuk suatu organisasi siswa intra sekolah atau dikenal oleh kalangan umum dengan OSIS, Namun di MA KMI nama tersebut berubah menjadi PKM. Karena, Madrasah Aliyah Kuliyyatul Mu’allimat El Islamiyah ini mendirikan suatu organisasi yang bernama Persatuan Kuliyyatul Mu’allimat. Inilah alasan kenapa nama OSIS di sekolah ini sedikit berbeda, namun tetap pada kinerja yang sama dengan OSIS-OSIS sekolah lainnya.
Selayaknya sebuah organisasi, pastilah memiliki program-program untuk menunjang kemajuan dari segi internal maupun eksternal organisasi. Salah satu program dari PKM adalah Malam Bina Iman dan Takwa atau MABIT yang telah beberapa kali diadakan, namun dengan inovasi-inovasi terbaru untuk memperbaiki kekurangan pada program yang telah dijalankan sebelumnya.
Acara MABIT ini diadakan pada hari Kamis, 08 Januari 2014 lalu karena mengingat Perguruan Diniyyah Puteri meliburkan santriwatinya pada hari Jum’at, sehingga program ini bisa dilaksanakan dengan maksimal. Acara ini diikuti oleh seluruh anggota PKM dan pengurus PKM yang langsung menjadi panitia pada acara ini. MABIT merupakan salah satu program dari Kementrian Agama PKM yang diketuai oleh seorang presiden yang bernama Hasnah Luthfa.
Acara dimulai dari pukul 20.30 WIB. Target yang hendak dicapai adalah 6 juz tilawah Qur’an dalam semalam. Bagi yang berhasil mencapai target atau yang melebihi target, lalu dites oleh panitia acara dan menjadi yang terbaik, maka akan mendapatkan penghargaan dari PKM sebagai Queen dan Princess Al Qur’an pada acara ini. MABIT ini dilaksanakan di masjid An Nur, komplek asrama Perguruan Diniyyah Puteri yang menjadi pusat kegiatan ibadah santriwati.
Rangkaian acara bermula dengan pembukaan yang dibuka oleh ketua panitia acara yaitu Menteri Agama PKM yakni Raden Kurnia Khaliska dan muhasabah yang dipimpin oleh Syifa Mardhatillah sebagai salah satu Menteri di PKM. Acara muhasabah ini menjadi inti penting acara MABIT yang dilaksanakan karena malam bina iman dan takwa diharapkan sebagai malam introspeksi diri terhadap masa lalu dan memperbaiki diri untuk masa depan yang lebih baik sehingga MABIT menjadi suatu malam renungan oleh santriwati MA KMI Diniyyah Puteri.
“Ingatkah bahwa kita masih sering membentak mereka yang selama ini mendoakan kita, wahai kawan, masih pantaskah kita membentak manusia agung yang mencintai kita. Dialah ibu kita,” ujar Syifa Mardhatillah dalam muhasabah diri yang diberikannya diselingi oleh video renungan yang seharusnya renungan-renungan ini kita lakukan setiap harinya.
Lalu, rangkaian acara berlanjut dengan tilawah Al Qur’an karena target yang begitu banyak. Kegiatan tilawah ini dilakukan di masjid yang mana aturannya adalah santriwati diharuskan untuk tidur dimasjid untuk mengistirahatkan diri jika kelelahan dengan tilawah yang dilakukan. Lalu pada jam 04.00 WIB diadakan shalat Tahajud bersama. Acara ini berlangsung hingga keesokan harinya dengan senam pagi, konsumsi pagi dan juga pengumuman pemenang tilawah terbanyak yang sebelumnya ditest terlebih dahulu lafal bacaan Qur’annya. Pemenang tersebut adalah Putri Lenggo Genny dari kelas X dan Sukma Suci dari kelas XI MA KMI. Nah, MABIT salah satu cara kita untuk mendekat diri kepada Allah SWT. Semoga kita termasuk dalam jajaran hamba-hamba-Nya yang mencintai dan dicintai-Nya. Amin… (Resmamita/MA KMI Diniyyah Puteri)