Dalius Djamal
Kesetiaan Mengabdi di Diniyyah Puteri
Wanita yang akrab dipanggil Bu Del ini lahir di Pariangan pada tanggal 7 Juli 1955. Alumni Diniyyah Puteri Padang Panjang yang mengawali pendidikan Sekolah Rakyat di kampungnya. Saat itu metode belajarnya hanya menggunakan alat tulis yang berasal dari batu.
Bu Del mengetahui Diniyyah Puteri dari ayahnya, seorang pedagang yang sering mengantarkan bawang dari kampungnya ke Pasar Usang yakni pasar Padang Panjang pada zaman dahulu. Ayahnya sering shalat di Masjid Asliyah yang jaraknya dekat dengan rumah Bunda Rahmah. Ketika itu Bunda Rahmah sering melakukan open house, ayah Bu Del ikut serta. Selesai shalat Jumat beliau langsung pergi ke rumah Bunda Rahmah dan mengutarakan bahwasanya ia ingin sekali anaknya melanjutkan pendidikan di Diniyyah Puteri. Beliau menanyakan langsung bagaimana cara masuk Diniyyah Puteri ke Bunda Rahmah. Singkat cerita akhirnya Bu Del didaftarkan untuk masuk oleh ayahnya ke tingkat DMP. Ternyata Bu Del merupakan orang pertama dari kampungnya untuk yang melanjutkan pendidikan di Diniyyah Puteri.
Awalnya Bu Del bercita-cita menjadi seorang bidan. Namun, ternyata beliau ditakdirkan untuk melanjutkan pendidikan di Diniyyah Puteri. Tahun 1969 beliau memulai pendidikan DMP. Peraturan zaman dahulu menamatkan DMP adalah 4 tahun, dilanjutkan dengan KMI, dan pendidikan terakhir beliau di FDI atau yang sekarang dikenal dengan STIT. Bu Del mengambil Jurusan Ushuludin. Setamat KMI beliau langsung mengajar dan menjadi guru di Diniyyah Puteri. Beliau juga kuliah sambil bekerja. Apapun bidang yang ada di Diniyyah Puteri beliau geluti, seperti mengajar kitab hadits, tahsin/tahfidz, tafsir, akidah akhlak, tataboga, dan lain sebagainya.
Tahun 1975 Bu Del mulai mendampingi Pimpinan Diniyyah Puteri yang kedua setelah Bunda Rahmah yakni ibu Isnaniah Shaleh. Beliau juga mengurus masalah administrasi di kantor FDI/STIT, menjadi guru DMP, KMI maupun menjadi pembimbing di asrama santri. Bu Isnaniah dan Bu Del kemana–mana selalu bersama. Tahun 1990 beliau melakukan perjalanan untuk urusan Diniyyah Puteri ke Padang, lalu terjadilah kecelakaan maut yang merenggut nyawa Bu Isnaniah Shaleh hingga beliau langsung meninggal ditempat. Pada saat itu Bu Del mengalami koma selama 4 hari serta mengalami patah tulang di bagian tangannya serta gigi dibagian bawan rontok semua, bibir pun dijahit.
Setelah kejadian itu Bu Del tetap mengajar dan bekerja di Diniyyah Puteri. Killer merupakan julukan para santri untuk Bu Del karena beliau terkenal tegas dan disiplin di setiap kegiatannya. Bagi beliau, apapun pekerjaan harus tuntas dilakukan.
Kini Bu Del masih mengabdi di Diniyyah Puteri. Menata bunga dan bercocok tanam menjadi hobinya sampai saat ini. Beliau juga tim Adiwiyata MTsS DMP Diniyyah Puteri. Beliau berpesan bahwa seorang wanita harus betul-betul menjadi seseorang yang cakap dan aktif, jangan sia-siakan waktu. Kalau ada kesempatan ambil karena kesempatan tak datang dua kali maka dari itu manfaatkan waktu sebaik-baik mungkin. Jadilah generasi emas yang mampu membanggakan bangsa dan negara, juga menjadi wanita tangguh, wanita mandiri, dan wanita sholehah hingga bisa menempuh kesuksesan dunia dan akhirat karena Allah Swt. (Syifa Khaira Najwa/Diniyyah News)