Dra. Yasmaida
Bahagia Mengajar dan Hobi Menulis
Perempuan yang akrab dipanggil Bu Yas ini lahir di Ladang Laweh, 24 Juni 1963. Istri dari Sudirman, BA ini menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1976 di SDN Ladang Laweh. Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikan di SMPN Batipuh pada tahun 1979, Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di SMAN Padang Panjang, tahun 1982. Setamatnya SMA, beliau melanjutkan pendidikan ke FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Tahun 1985-1995, saat berada di bangku kuliah, Bu Yas aktif menulis dan membuat majalah dinding. Tak hanya itu, ia juga ikut serta dalam berbagai organisasi-organisasi mahasiswa. Saat itu jugalah ia mulai mengajar di SMA Muhammadiyah Padang Panjang dengan mata pelajaran Sosiologi dan Bahasa Indonesia. Ia juga pernah mengajar di MTs Muhammadiyah dengan mata pelajaran IPS. Tahun 1995-2010 Bu Yas mengajar di SMK Cendana Padang Panjang.
Menjadi seorang guru merupakan suatu kebanggaan bagi Bu Yas karena dapat mengantarkan anak didiknya sukses dan mempunyai sikap yang baik sehingga mereka bisa terus melanjutkan pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi. Ia juga senang karena banyak anak didik beliau yang sudah sukses dan menyebar ke berbagai daerah. Baik dalam negeri maupun luar negeri.
Tahun 1989 Bu Yas sudah berada di Diniyyah Puteri sebagai guru Bahasa Indonesia sampai sekarang. Selama mengajar, ternyata banyak suka duka yang ia alami. Banyak pengorbanan dan perjuangan dalam mendidik santri agar bisa sukses. Salah satunya prestasi santri dalam menulis artikel, cerpen dan puisi. Alhamdulillah, ada santri yang berhasil meraih prestasi ke tingkat Provinsi, Bahkan ada yang berhasil mengikuti lomba debat dan menulis cerpen sampai ke tingkat Nasional. Selain itu, pada tahun 2008 mata pelajaran Bahasa Indonesia termasuk nilai rata-rata paling tinggi dalam UN di antara mata pelajaran lain. Saat mengajar Bu Yas sangat senang akan respon anak-anak yang di luar dugaan. Sangat aktif, kooperatif, rasa ingin tahunya sangat tinggi, kejujurannya nomor satu, apapun yang tidak mereka ketahui mereka langsung bertanya.
Sejak kuliah, ibu yang memiliki 7 orang anak ini hobi menulis. Sampai sekarang hobi itu terus ditekuninya. Ia juga pernah menulis di Koran Semangat. Beberapa tahun hobi itu pernah terhenti, lalu timbul motivasi dari Pimpinan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan yang mengatakan agar seorang guru harus berkarya. Bu Yas merasa tertantang, apalagi ia merupakan guru Bahasa Indonesia. Ia juga ingin memberikan contoh yang baik kepada santri-santri agar bisa mengikuti jejaknya dalam menulis. Setelah mendapatkan motivasi, Bu Yas kembali aktif lagi dalam menulis. Di awal tahun 2022 ini, puluhan esai beliau yang sudah terbit di Harian Singgalang dijadikan sebuah buku yang berjudul ‘Nostalgia Pengabdian’.
Menjadi seorang guru bagi Bu Yas sangat mulia meskipun sejak awal pengabdiannya hingga kini tak kunjung berstatus PNS. Bagi beliau, sebuah kebahagiaan yang amat besar bisa mendidik siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa. Guru juga mempunyai tanggung jawab yang besar, bukan hanya kepada siswa tetapi tanggung jawab kepada Allah.
“Semoga Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang terus berinovasi melahirkan generasi-generasi unggul ke depannya untuk menaklukkan dunia meraih surga,” ucap Bu Yas di akhir wawancara. (Syifa Khaira Najwa/Diniyyah News)