- Details
- Published on 04 July 2019
MTs. DMP menjadi satu-satunya sekolah asal Sumatera Barat yang mengikuti MYRES (Madrasah Young Researcher Super Camp) tahun 2019 ini. MYRES tahun ini diikuti oleh perwakilan siswa madrasah jenjang MTs dan MA yang ada di seluruh Indonesia. Dari 1013 peserta yang mengirim proposal penelitian, yang lolos hanya 27 peserta siswa MTs dan 27 peserta siswa MA. Dari banyak peserta yang lolos seleksi proposal penelitian itu, terdapat dua orang siswa MTs. DMP Diniyyah Puteri Padang Panjang, yaitu Fazatil Husainah dan Shalwa Khalisa Aqiilah.
Fazatil Husainah dan Shalwa Khalisa Aqiilah mengajukan proposal penelitian dalam bidang Sosial dan Kemanusiaan (Sosial dan Humaniora). Judul proposalnya adalah “Peran Tradisi Batagak Kudo-Kudo Sebagai Perekat Persatuan di Kecamatan Batipuh.” Mereka pun bersama peserta lain yang lolol seleksi proposal berhak mengikuti Workshop Pendampingan Proposal, yang digelar pada tanggal 3-5 Juli 2019 di Serpong, Banten.
Di kegiatan Workshop ini, rencananya mereka diberikan pembinaan awal untuk mengembangkan proposal penelitian yang mereka teliti. Setelah 3 hari mendapatkan pembinaan di Serpong, mereka pun akan diberi waktu kira-kira satu bulan untuk melakukan penelitian di lapangan sekaligus menuliskan laporan hasil penelitian.
Hasil penelitian ini yang akan dikirim paling lambat bulan Agutus ke Kementerian Agama RI di Jakarta untuk dinilai kembali. Sembilan hasil penelitian terbaiklah yang masuk ke babak grand final, yang Insya Allah digelar di Manado pada tanggal 8-11 September 2019.
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan el Muhammady, SE. Akt. M.Si mengatakan penelitian itu sebenarnya adalah akumulasi dari berbagai keterampilan berpikir yang akhirnya menggarap kemampuan critical thinking. Penelitian ini penting untuk dasar pengambilan sebuah keputusan. “Kalau mereka dari usia sekolah, usia remaja apalagi tingkat MTs. Sudah memahami tentang penelitian maka aslinya itu kemampuan literasi mereka yang berkembang dalam berbagai sisi, tidak hanya membacadanmenulis, juga analisa bahkan semuanya,” ungkap Ibu Fauziah Fauzan penuh apresiasi.
“Itu berarti sudah baik dan kemampuan meneliti harusnya memang dimiliki oleh anak usia sekolah, bahkan saat usia dini. Jadi, jika membahas researcher di usia SMP itu sebenarnya telat. Karena di Negara maju anak TK itu sudah belajar penelitian, seperti sudah bisa mengoperasikan pompa air, membedah burung, dll.” jelas Ibu Fauziah Fauzan menceritakan pengalaman beliau berkunjung ke beberapa negara.
“Tetapi, dengan program yang sudah dibuat di Diniyyah Puteri ini kita bersyukur artinya program yang diberikan kepada santri itu menunjukkan ada hasil setidaknya santri Diniyyah Puteri lolos di tingkat nasional dan diperhitungkan. Kita berharap keterampilan ini terus ditingkatkan sehingga menjadi kemampuan semua santri secara merata. Kalau di usia-usia SMP sudah punya kemampuan keterampilan yang baik untuk penelitian dan di SMA semakin baik maka ketika kuliah sudah bisa menghasilkan sesuatu,” tambah Ibu Fauziah Fauziah.
PimpinanPerguruanDiniyyahPuteri juga memberi saran dan harapannya kepada santri yang akan mengikuti workshop di Serpong yaitu harus beradaptasi dengan lingkungan karena pasti banyak anak-anak dari sekolah lain yang mengikuti lomba ini mempunyai kebiasaan yang berbeda, aturan serta standar sikap yang berbeda maka santri harus siap. Santri juga harus melihat, belajar dari anak sekolah lain, apa yang mereka teliti, apa kehebatan serta keunikannya karena dengan melihat pemikiran orang lain juga bisa menjadi pembanding kepada yang lebih baik. Santri harus sungguh-sungguh mengikuti workshop-nya sehingga nanti bisa berbagi dengan teman-teman, serta adik-adiknya.
“Dalam sebuah perlombaan itu tidak perlu focus dalam masalah menang atau kalah. Berikan saja usaha terbaik kita sebab semua itu orang yang menilai. Kalau menang ya Alhamdulillah dan kalau kalah ya tidak masalah, yang penting kita punya prestasi yang benar,” pesan Bu Zizi mengakhiri perkataannya.
“Waah, kami tidak menyangka sekali bisa lolos dalam kompetisi MYRES 2019 ini. Karena rasanya banyak sekali saingan dari peserta sekolah lain yang hebat-hebat. Tapi, kami juga merasa sangat senang karena perjuangan saat menyiapkan proposal ini membuahkan hasil yang memuaskan,” ungkap Fazatil Husainah dan Shalwa Khalisa Aqiilah dengan gembira.
Sebelum berangkat ke Serpong, Banten, santri yang lolos dalam lomba ini serta pembimbing pergi ke Kantor Kemenag Kota Padang Panjang untuk pamit dan minta restu kepada Bapak Drs. H. GusmanPiliang, M.M selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang Panjang. Beliau bersama seluruh pegawai sangat bangga terhadap santri yang lolos lomba ini, selain membuat harum nama sekolah, mereka juga membawa nama baik Kota Padang Panjang ke tingkat nasional, bahkan nama Sumatera Barat. “Semoga lancar dalam perjalanan, serta dimudahkan dalam segala urusan di sana, dan tentunya semoga berhasil!,” ucap Kepala Kantor Kemenag saat ditemui di ruangan kerjanya. (CiciParamida/Diniyyah News)