- Details
- Published on 14 November 2020
PROYEK INTEGRASI PER-MATA PELAJARAN MTsS DMP DINIYYAH PUTERI
Pada TP 2020/2021, MTsS DMP Diniyyah Puteri kembali mengadakan proyek integrasi santri. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini masing-masing santri kelas VII,VIII, dan IX membuat proyek individu.
Kepala MTsS DMP Diniyyah Puteri, Meilina Roza, S.Pd.I, memberitahu ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan proyek integrasi per-mata pelajaran ini. Pertama, pengarahan dari Konsultan Pendidikan, Laili Ramadani, S.Pd.,I, MA, kepada semua guru tanggal 5 November 2020. Kedua, ekspo seluruh guru di depan semua santri pada tanggal 7 dan 8 November guna mengenalkan apa saja proyek yang bisa dilakukan di masing-masing mata pelajaran. Ketiga, santri memilih proyek yang akan dilakukan serta berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan masalah dan proyek dari guru pembimbing, 9 November. Keempat, pendampingan proyek oleh guru mulai 10 November-30 November. Kelima, display produk setelah ujian semester, sekitar pertengahan Desember.
Meilina Roza berharap adanya penemuan-penemuan baru yang dihasilkan oleh santri. Di samping itu ia ingin dengan adanya proyek integrasi per-mata pelajaran ini guru juga berinovasi untuk bisa mendampingi santri menghasilkan produk yang punya nilai jual.
Laili Ramadani, menjelaskan proyek individu santri per-mata pelajaran bertujuan agar santri sampai ke level karya guna, yakni bisa membuat sebuah karya yang berguna bagi orang-orang di sekitarnya. Sebenarnya ini juga salah satu program unggulan Diniyyah Puteri karena salah satu visi Diniyyah Puteri adalah menjadi lembaga pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah yang menghasilkan karya di pentas dunia. Guna mencapai visi tersebut pembelajaran dilakukan dengan metode proyek. Selain itu, dengan membuat proyek, capaian santri terhadap materi pelajaran tidak hanya pada level LOT (lower order thingking), yakni santri hanya memahami penjelasan sebuah benda. Namun, diharapkan santri bisa sampai ke tahap HOT (higher order thingking) yakni berpikir tingkat tinggi, seperti bisa menciptakan sebuah karya. Berbekal HOT, santri bisa membuat sesuatu dari materi yang dia pelajari.
Laili menambahkan kalau semua proyek individu yang dibuat santri harus berlandaskan teori dari materi pelajaran. Proyek yang dihasilkan juga tidak terlepas dari Alquran dan Sunnah. Misalnya membuat proyek tentang peta perjalanan haji. Di sekolah, santri belajar tentang haji di mata pelajaran Fiqih. Ia juga harus memperdalam tentang materi haji, wawancara dengan orang yang sudah naik haji, mencari tahu apa saja masalah yang terjadi, sejak mulai mendaftar hingga pulang dalam haji. Berdasarkan semua itu, barulah dia membuat peta perjalanan haji yang memudahkan jemaah haji untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan proyek individu tersebut, santri bisa memperdalam sendiri materi yang ia dapatkan di sekolah. Selain itu, dia bisa menciptakan sebuah karya dengan proyek yang dia lakukan.
Bismil Hamdillah, S.Pd., Guru IPA MTsS DMP berujar kalau proyek ini positif sekali. Ada beberapa proyek yang tidak terlaksanakan saat belajar tatap muka, maka di proyek inilah ajang mereka untuk menampilkan kreatifitas. Guru Fiqih, Nuraisyah Lubis, S.Pd.I, juga merasa sangat senang karena ini adalah tantangan untuk santri. Sebelumnya proyek dilakukan secara berkelompok, sedangkan sekarang dilakukan oleh masing-masing individu.
Santri juga menyambut antusias adanya program proyek per-mata pelajaran ini. Salah satunya Balqis Al-fath Qatrunnada, santri kelas IX MTsS DMP asal Riau. Saat diwawancarai, ia ingin memilih proyek mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni musikalisasi puisi. Dengan adanya proyek ini Balqis berharap bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki serta mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang sekitar. Ia juga senang bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat di kelas menjadi sebuah karya. (Riki Eka Putra/Diniyyah News)