7 ess 2

Pada tanggal 11-14 Oktober 2016, Diniyyah Puteri menjadi penyelenggara perdana 7 Essential Life Skill camp di Indonesia. Materi camp ini berdasarkan hasil penelitian Ellen Galinski tentang faktor penentu kesuksesan seseorang.

            Peserta diwajibkan membawa 10 item perlengkapan yang harus dibawa setiap pemeriksaan kelengkapan barang, diantaranya; kokarde, selotip, gunting, pisau, mantel hujan, perlengkapan sholat, kaus kaki, buku catatan, dan pena, serta ram kecil. Selain itu, peserta juga dibekali sebutir telur dan segenggam beras yang harus dijaga hingga hari ketiga camp.

            Acara dibuka oleh bu Fauziah Fauzan, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri pada hari pertama dan dilanjutkan dengan kegiatan menjahit. Setelah kegitan ini, diberikan materi tentang skill 1 dan 2 tentang focus and self control dan perpective taking. Setiap malam, santri ditugaskan untuk menulis jurnal malam tentang ringkasan kegiatan yang telah diikuti pada hari itu sebanyak 4 halaman.

            Pada hari kedua, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri sekaligus pemateri 7 Essential Life Skill menyampaikan pembelajaran tentang skill 3, making connection. Tak sekedar teori, pembelajaran yang didapat langsung diaplikasikan kepada 3 barang bekas yang dibawa oleh setiap peserta harus dirancang menjadi satu produk berkaitan dengan jurusan masing-masing selama 1,5 jam. Selesai mengkreasikan produk, santri diberikan materi tentang skill 5 dan 3 critical thinking dan communicating.

Santri juga diinstruksikan untuk menjual produk yang telah dibuat dalam waktu 2 jam untuk melatih kemampuan expression language yang merupakan salah satu indikator domain terkait dengan communicating. Sebelum terjun ke lapangan, santri berkumpul per kelompok untuk berlatih mempresentasikan produk dengan semenarik mungkin.

Camp dilanjutkan dengan pemberian materi skill 6 tentang taking on challange di hari ketiga. Panitia juga mengadakan diskusi kelompok untuk menyampaikan pemicu stres yang pernah dialami per individu. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi skill 7, self directed-enggaged learning.

ess3

Tak hanya sampai di sana, santri diberi tantangan untuk memasak telur dan beras yang telah dibagikan pada hari pertama secara berkelompok untuk makan siang dan malam. Peserta tidak diperbolehkan meminjam atau meminta barang milik penduduk agar dapat melatih kemampuan santri agar dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun. Kegiatan ini diselenggarakan di Diniyyah Agro Wisata (DAW) dan berlangsung hingga malam.

Kemampuan 7 Essential Life Skill peserta juga kembali diuji sepulang dari DAW. Peserta harus pulang melewati lapangan belakang sekolah dan pemakaman keluarga Diniyyah Puteri dengan mengikuti tali di sebelah kiri. Berbeda dengan jurit malam, kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta untuk berpikir kritis. Membedakan imajinasi dengan realita, dan dapat menjembatani keinginan dengan kenyataan melalui solusi.

Di hari terakhir, santri diminta untuk merangkum materi beserta pengalaman yang telah didapat selama 4 hari sebanyak 6 halaman. Dilanjutkan dengan pengujian kemampuan berkomunikasi individu secara berkelompok. Dalam agenda ini, peserta diminta mempresentasikan jurnal yang telah dibuat sebelumnya selama 5 menit. Jika terjadi kesalahan, seperti penggunaan bahasa yang belum sesuai SPOK atau kurang dimengerti sebanyak 3 kali, peserta dipersilahkan untuk mengakhiri presentasinya.

Pada hari Jum’at 14 Oktober 2016, 7 Essential Life Skill ini resmi ditutup. Kelulusan diumumkan pada tanggal 6 November 2016. Bagi peserta yang masih memerlukan bimbingan akan mendapat pelatihan khusus lebih lanjut. Ini menandakan target peserta untuk mencapai 7 Essential Life Skill ini sangatlah besar. (Nadhira Asiyah Arrin/MAS KMI Diniyyah Puteri)

You are here: Home News and Events 7 Essential Life Skill Camp