Hey sobat, diantara hobi-hobi yang kamu punya, pasti travel ada dong masuk dalam daftar itu. Untuk hobi yang satu ini emang bisa dibilang hobi yang paling seru untuk para peminatnya. Untuk temen-temen yang suka traveling, pasti suka menjelajah tempat-tempat yang emang cocok banget untuk hunting foto.
Well. Sesuatu yang buat saya sendiri merasa sedih adalah banyaknya warga negara kita (Indonesia) yang memilih menghabiskan biaya travelnya ke luar negeri. Padahal, masih banyak tempat di Indonesia yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi dan belum banyak tuh orang Indonesia sendiri mengunjunginya. Terkadang hal tersebut membuat banyak pertanyaan, “Kenapa bisa kaya gitu ya?” Jawabannya cuma satu, banyak orang yang berfikir bahwa jika seseorang travel ke luar negeri itu keren. Sebenarnya gak juga kok. We can see, negeri yang kita cintai ini mempunyai tempat-tempat yang keren. Apa aja tuh? For example is Raja Ampat di Papua. Kita bisa lihat, belum terlalu banyak orang Indonesia yang berani mengeluarkan budget yang besar untuk menikmati alam yang super indah itu. Coba deh kita lihat, kebanyakan pengunjung Raja Ampat adalah turis-turis dari Eropa dan berbagai benua lainnya.
So, where are we? Kita terlalu sering mengagumi sesuatu milik orang lain dibanding dengan apa yang kita miliki. Bukan hanya tempat wisata alam saja, Indonesia juga mempunya banyak tempat bersejarah yang bisa dijadikan tujuan travel kita.
Dan sekarang saatnya kita melihat negeri kita yang memiliki banyak tempat-tempat yang cocok untuk dikunjungi dan yang pasti langka banget untuk dijumpai di negeri orang. Jangan takut kecewa, karena kamu bakal kaget dan takjub setelah mengunjungi tempat-tempat yang bagus itu. So, selamat bertraveling ria.
(Atya Salma/MA KMI Diniyyah Puteri)
Wah.. coba liat! Dari tadi orang yang lewat pada megang payung semua. Kok bisa serempak gitu ya?” kataku sambil menunjuk jendela bus.
Di Jepang, prakiraan cuacanya melalui tekhnologi canggih yang mereka miliki. Ya, mereka sangat mempercayai ramalan cuaca pada layar televisinya. Jika yang tampil awan cerah, maka aman. Tapi jika yang tampil adalah awan berhujan, maka mereka akan mempersiapkan payung dari rumah.
Mungkin cara ini sudah lama juga diterapkan di Indonesia. Tapi jarang sekali kebenarannya dapat terbukti. Tapi kalau di Jepang, ramalannya sudah sangat akurat. Dan terbukti, hari itu tak lama setelah kami keluar dari hotel, gerimis pun turun. Dan payung yang tadinya dibawa langsung dikembangkan. “Waw! ternyata bener-bener hujan. Pantas ya tadi di TV aku lihat cuaca memang nunjukin bakal hujan gitu,” ucapku. (Safira Widastika/MA KMI Diniyyah Puteri)
Hey sobat SMS. Jumpa lagi nih di hari Rabu yang ceria. Kali ini kita akan membahas tentang belajar mandiri. Pasti tau kan apa itu mandiri? Mandiri yaitu menyelesaikan sesuatu pekerjaan atau masalah dengan sendiri. Contohnya nyuci baju sendiri, punya masalah diselesaikan sendiri dan lain-lain.
Tau gak, salah satu tempat belajar mandiri itu dimana? Salah satunya adalah di sekolah yang ada asramanya, terutama bagi perempuan. Karena di asrama diajarkan kemandirian agar tidak manja sama orang tua.
So, belajar mandirilah dari sekarang. Janganlah kita terlalu manja kepada orang tua karena bisa menambah beban mereka. Jika kita mandiri, pasti orang tua akan bahagia dan mereka tidak khawatir karena kita telah mampu melakukan sesuatu dengan sendiri saat mereka telah meninggal dunia nanti.
(Ayu Putri Puspita Dewi/MTs DMP Diniyyah Puteri)
Sobat, tahukah bahwa sebuah ideologi penting awal berdirinya negara kesatuan kita ini telah mencapai usia yang dikatakan sudah cukup tua. Semua itu berawal dari perjuangan panjang para pembela tanah air yang berujung pada kemerdekaan yang berdaulatnya negara merah putih ini. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidato di hadapan Rapat Besar Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BUPKI) yang mengacarakan pembicaraan tentang dasar negara Indonesia. Karena tanpa dasar itu, maka suatu negara tak bisa berdiri kokoh, soalnya ideologi adalah tiang penyangga untuk menentukan nasib suatu bangsa.
Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945 ini kemudian didokumentasikan dan diterbitkan pada tanggal 1 Juli 1947 oleh Kementerian Penerangan di Yogyakarta dengan judul “Lahirnya Pancasila”, dengan kata pengantar ditulis oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat.
Pancasila merupakan komitmen bersama untuk hidup bersama sebagai bangsa. Itu merupakan kesepakatan bersama para founding fathers kita. Sebagai sebuah bangsa yang sangat beragam ditinjau dari segi etnis, suku, agama, pulau, wilayah yang berbeda, tentu sulit menjadi satu bangsa tanpa kehendak yang sama. Kebetulan karena faktor historis yang sama dan geografis yang berhubungan, bangsa-bangsa yang beragam ini berkehendak menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Perbedaan disadari memang ada nyatanya. Namun dari yang berbeda-beda ini diikat oleh niat yang kokoh untuk hidup sebagai satu bangsa. Untuk hidup bersama sebagai bangsa ini perlu ikatan yaitu sebuah dasar, yaitu dasar terbentuknya suatu negara.
Menurut Ir. Soekarno, bangsa Indonesia bukan sekedar satu golongan orang. Bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Allah SWT, tinggal di kesatuannya, semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatera sampai Irian. Manusia Indonesia (yang saat itu) berjumlah 70 juta menjadi satu. Kita mendirikan Negara Indonesia, yang semua harus mendukungnya. Semua buat semua. Demikian pidato Ir. Soekarno dengan gaya yang berapi-api itu.
Kondisi saat ini sudah banyak berubah. Penduduk kita sudah jauh melampaui 70 juta seperti pada tahun 1945 dulu, dan sudah berkembang melampaui 135 juta seperti yang dikumandangkan oleh penyanyi dangdut H. Rhoma Irama beberapa dekade yang lalu. Sedangkan, menurut hasil Sensus Penduduk, bulan Mei 2010 penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa. Luar biasa jumlahnya. Tentunya jumlah penduduk yang besar ini tetap ingat dengan komitmen bersama yang dicetuskan founding fathers kita yakni menjadi Indonesia yang bersatu teguh atas dasar Pancasila.
(Nesa Maharani/MA KMI Diniyyah Puteri)
Selain songket dan tenun, Pandai Sikek juga memiliki keindahan alam. Gunung Singgalang merupakan aset nagari yang sangat berharga karena keindahannya yang memukau. Gunung ini adalah gunung tertinggi di Sumatera Barat. Gunung itu sendiri diapit oleh gunung Tandikek dan gunung Merapi. Itu sebabnya gunung itu memiliki landskape yang sangat memukau hingga menarik perhatian para wisatawan. Biasanya pada tahun baru, banyak yang pergi camping sekalian hacking di sana. Dan sebuah pemandangan yang tidak heran jika sobat bakal bertemu sama bule. Itung-itung melatih bahasa Inggris, kan lumayan, ya nggak sih!
Selain itu, nanti jika sobat kuat mendaki, di puncak gunung Singgalang ada sebuah telaga yang airnya jernih banget namanya telaga Dewi. Walaupun digunakan untuk sumber air minum bersih warga setempat, dengan izin Allah, airnya nggak abis-abis sampai detik ini Subhanallah. Kata orang yang pernah mendaki gunung Singgalang, ”Kalo udah nyampe puncak ni ya, rasanya rasa capek naik gunung terbalas sudah”. Nah seandainya sobat SMS mendaki trus nggak kuat, jangan kecewa dulu, soalnya dari badan gunung Singgalang kita bisa melihat gunung Merapi yang berdiri kokoh tepat di seberang sana dan pemandangan danau Singkarak yang memukau sejauh mata memandang.
Tips tambahan buat yang minat mendaki, lihat dulu cuaca yang cocok supaya pak polisi nggak susah-susah mengawasi sobat. Yah memang, pak polisi memang banyak di kawasan ini ketika para pendaki naik gunung, supaya kita terhindar dari tindakan kriminal yang pastinya tidak diinginkan. Selama perjalanan pendakian brelangsung, sobat juga akan ditemani para guide yang berpengalaman. InsyaAllah, jika sobat mengikuti saran-saran para guide, aman kok sampai turun gunung.
Selama perjalanan pendakian gunung Singgalang, sobat akan menemukan hal-hal unik di nagari ini yang jarang sekali ada di nagari-nagari lain. Diantaranya, pondok pengilangan tebu. Di sana sobat bisa melihat proses pembuatan gula merah dengan mata kepala sendiri. Kalo diizinin ama pemilik lading tebunya, ya tinggal ambil aja tebu-tebu manis sebagai pengganti cemilan selama perjalanan pendakian. Lebih menghemat duit. Ya nggak? Nah, pas pendakian, lihat pak petani atau buk tani lagi ngolahin sawah, jangan segan-segan sapa dengan sopan ya.. Mana tau bisa jadi dikasih beberapa buah jagung atau apalah yang bisa dikonsumsi selama perjalanan. Lagi lagi kan lumayan buat ngemat duit.
Kalo membahas tentang pasar. Mmm, kira kira ada nggak ya? Coba kita cari dulu! Nah ketemu! Yah so pasti ada dong, namanya “pakan ambek” Lucu kan namanya. Keunikannya karena terletak di persimpangan tiga dan para ibu menjajakan dagangannya di atas tikar yang dibawanya dari rumah. Nah, trus letak uniknya dari mana coba? Pasar ini dibuka hanya pada hari Kamis dan Minggu, dari selesai sholat Subuh hingga terbitnya matahari. Waaah bentar banget yah. Tapi tenang, sebenarnya pasarnya sih masih ada sampai siang, cuma pasarnya pindah tempat yang namanya pasar baruah. Disinilah para ibu-ibu rumah tangga membeli keperluan sehari hari. Dari lauk pauk, sayur mayur, bumbu masakan, sabun dan lain lain. Berbagai macam sarapan juga dijual di sini, enak lagi bergzi. Wah.. jadi kepengen makan nih.
Satu lagi, sobat pada tau nggak sih tentang “karupuak jangek” (kerupuk kulit). Mungkin sebagian besar sudah tau. Harga “bijo karupuak” (kerupuk yang belum dimasak) sangat mahal, seratus ribuan keatas. Waaa… tau nggak asalnya dari mana? Kerupuk ini berasal dari kulit sapi yang sudah dipotong kecil-kecil lalu dijemur di terik matahari dengan waktu yang tertentu. Nah inilah salah satunya yang membuat harganya mahal, karena proses pembuatannya sangatlah susah. Butuh kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi untuk membuatnya. Pandai Sikek punya pabrik pembuatan karupuak jangek ini. Kalo sobat mau lihat, silahkan saja datang dan lihat langsung pembuatannya dengan mata kepala sendiri.
Oke sampai disini penjelasan tentang potret nagari wisata Pandai Sikek. Pada tertarik nggak? Nah, kalau sobat berminat untuk mengunjunginya, silahkan aja datang. Sekalian aja belajar ukir dan belajar tenun. Kan lumayan dapat tambahan keterampilan. Chek it out!
(Nadia Salami/MA KMI Diniyyah Puteri)