Hiking Literasi, Belajar Menemukan Masalah dan Solusi
8 orang reporter Diniyyah News Teen (Dinteen), majalah sekolah Diniyyah Puteri mengikuti Hiking Literasi bersama 5 orang tim Diniyyah Literacy Center (DLC). Reporter yang terdiri dari santri Madrasah Aliyah Swasta Kulliyatul Muallimat El Islamiyah (MAS KMI) dan Madrasah Tsanawiyah Diniyyah Menengah Pertama (MTsS DMP) melaksanakan Hiking Literasi pada Jum’at 12 Agustus 2022, pukul 07.00-12.00 WIB.
Riki Eka Putra, ST, Manager DLC mengatakan bahwa Hiking Literasi merupakan sebuah kegiatan outdoor yang berisirekreasi dan olahraga yang dibarengi dengan kegiatan belajar menemukan beragam persoalan disepanjang rute yang dilalui. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para santri tidak hanya menulis dan membaca tetapi juga mampu melihat persoalan yang ada di sekitar mereka serta menemukan solusinya.
Rute pertama dimulai pukul 07.00 WIB yang diawali dengan mengunjungi makam Rahmah El Yunusiyyah. Fazatil Husainah, Ketua Redaksi Dinteen yang juga seorang keturunan dari Rahmah El Yunusiyyah menjelaskan kepada peserta hiking tentang silsilah keluarga besar pendiri Diniyyah Puteri tersebut.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri gang di belakang kompleks Perguruan Diniyyah Puteri. Perjalanan kali ini terasa berbeda karena para santri diajak melihat Diniyyah Puteri dari sisi yang berbeda dari yang biasa mereka lihat. Di perjalanan, mereka banyak bertemu dengan masyarakat sekitar. Para santri turut memungut sampah plastik sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Sampah yang didapatkan tersebut langsung dipisahkan. Botol-botol plastik yang bisa dijual dibedakan tempatnya dengan sampah plastik yang tak laku dijual.
Rute perjalanan ini mengantarkan santri ke Jembatan Besi yang lebih dikenal dengan sebutan Jembes. Jika dilihat sekilas tidak ada yang menarik dari jembatan ini kecuali nilai-nilai sejarah yang dimuatnya. Jembatan yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda ini adalah jembatan besi pertama yang dibangun di kota Padang Panjang.
Tidak jauh dari Jembes terdapat Mesjid Zuama yang dahulunya dikenal dengan nama Surau Jembatan Besi. Di tempat inilah Rahmah El Yunuisiyyah menuntut ilmu kepada seorang ulama besar Minangkabau yakni Haji Abdul Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan nama Inyiak Rasul.
Berikutnya, tim melanjutkan perjalanan ke Kampung China, tempat yang menjadi cerminan tingginya toleransi di bumi Serambi Mekah, Padang Panjang. Para santri berinteraksi dengan warga keturunan Tionghoa dan membeli sembako di kedai mereka untuk acara bakti sosial di sepanjang perjalanan hiking. Salah seorang warga keturunan Tionghoa, Eliana,mengakui bahwa Padang Panjang merupakan kota dengan toleransi yang tinggi. Menurutnya tidak ada pengkasta-kastaan ditempat ini. Semua mampu beradaptasi dan hidup rukun antar umat beragama.
Perjalanan dilanjutkan hingga sampai di stasiun kereta api Padang Panjang. Disini para anggota tim menjelajahi bangunan tua tersebut. Mereka juga mengamati kereta api uap yang sudah tidak aktif lagi. Sejak dinonaktifkan pada tahun 2012 lalu stasiun kereta api yang mengandung banyak nilai budaya dan sejarah ini memang seakan mati suri dan tidak bergairah lagi di tengah hiruk pikuk kota Padang Panjang. Pada kesempatan ini para santri memberikan botol-botol plastik yang sudah dipungut di sepanjang jalan serta menyerahkan bantuan berupa sembako kepada keluarga pemulung yang tinggal di dekat stasiun. Santri juga mewawancarainya guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Setelah menapaktilas sejarah di beberapa sudut Kota Padang Panjang, tim melanjutkan ekspedisi ke bagian lereng Gunung Singgalang, tepatnya di Sangkua, daerah perbatasan Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar. Sangkua yang merupakan bagian dariJorong Sikabu, Nagari Singgalang punya pesonanya tersendiri. Meskipun terletak jauh dari pusat Tanah Datar, wilayah ini menyimpan keindahan alam yang memanjakan mata. Dipisahkan oleh aliran sungai dengan Kota Padang Panjang membuat identitas asli Sangkua jarang diketahui sampai tahun 2013 Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadigoe berkunjung dan membangun jalan di nagari tersebut. Di daerah ini anggota tim melakukan bakti sosial dengan menyerahkan sembako kepada penduduk asli Sangkua sekaligus mewawancarai mereka.
Perjalanan diakhiri dengan menyaksikan pertambangan batu kapur yang dijalankan masyarakat setempat. Letaknya tak jauh dari Sangkua. Kegiatan ini berakhir jam 12.00 WIB yang ditutup dengan makan siang bersama di kantor DLC.
Syahidah Naura El Khaer, peserta Hiking Literasi menyampaikan kesannya pada kegiatan ini, “Hiking literasi ini berbeda dengan hiking-hiking sebelumnyakarena pada kegiatan ini pikiran dan wawasan saya jadi terbuka. Betapa besarnya dunia yang belum saya jelajahi. Hiking ini tidak hanya membuat tubuh saya kuat tapi juga menambah ilmu dan wawasan. Saya berharap kegiatan seperti ini akan lebih sering lagi dan pesertanya juga lebih banyak.”(ShifaKhairaNajwa/TasyaSabila/DiniyyahNews)
Pentas Seni dan Budaya Mahasiswi STIT Diniyyah Puteri
Rabu, 27 Juli 2022, Divisi Seni dan Budaya Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri Rahmah El Yunussiyyah mengadakan pentas seni dan budaya yang dilaksanakan di Aula Zainuddi Labay El Yunussy. Acara ini di buka oleh Ketua STIT Diniyyah Puteri, Syarifatul Hayati, Lc,MA. Turut hadir pada kegiatan ini, Wakil Ketua II Bidang Sarana dan Prasarana, Sri Intan Wahyuni, M.Pd, Wakil Ketua III, Taufik Rahman, S.Pd.I,MA.
Acara yang bertema The Inspiring Art ini diikuti oleh mahasiswi aktif semester II-VI. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan bakat mahasiswi dan sebagai wadah untuk kegiatan kreativitas dan mengekspresikan seni. Kegiatan ini mempertunjukkan pidato tiga bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Drama musikal ulat yang lapar dan rintihan ibu pertiwi. Paduan suara lagu daerah Indonesia dan nasyid 99 cahaya serta pertunjukkan tari tradisional Nirmala dan tari Tor-Tor.
“Saya berharap adik-adik yang tampil tidak hanya sekedar mempertunjukkan tarian tetapi juga memahami makna filosofis dari tari yang ditampilkan” ujar Ketua STIT Diniyyah Puteri, Syarifatul Hayati,Lc.MA saat pembukaan acara.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa, Aisah Bulan menjelaskan bahwasanya seni tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Ia juga mengutip kalimat Ki Hajar Dewantara dan mengungkapkan bahwasanya seni adalah ekspresi dari perasaan jiwa yang senang dan pelakunya juga akan merasa bahagia saat mengekspresikannya.
Ketua Pelaksana Pentas Seni, Miftahul Khairi, menyampaikan harapannya “Saya berharap kegiatan ini akan terus berjalan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi. Semoga acara ini akan terus membaik dari segi kuantitas dan kualitas dan mampu menjadi wadah para mahasiswi dalam mengekspresikan diri melalui seni”(TasyaSabila/DinyyahNews)
Santri Diniyyah Puteri lolos seleksi MYRES
17 Juli 2022, 2 orang santri Madrasah Aliyah Swasta Kulliyyatul Mu'allimat El Islamiyyah (MAS KMI), Naila Amalia Ridwan dan Syalsya Rahma Abene lolos seleksi tahap pertama kompetisi Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES). Judul proposal penelitiannya adalah Pemanfaatan Limbah Plastik (Polymer Carbon) terhadap ketahanan cat tembok. Mereka memilih kompetisi MYRES di bidang ilmu matematika, sains dan pengembangan teknologi.
MYRES merupakan sebuah lomba karya tulis ilmiah siswa madrasah berbasis riset badi siswa tingkat MTs dan MA. Lomba ini rutin dilaksanakan setiap tahun oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan mempunyai tiga bidang lomba yang bisa diikuti yaitu ilmu keagamaan islam, ilmu sosial dan kemanusiaan, ilmu matematika, sains dan pengembangan teknologi.
Pengambilan judul pemanfaatan limbah plastik terhadap ketahanan cat tembok ini merupakan hasil dari kekhawatiran terhadap permasalahan sampah di dunia terkhusus Indonesia. Pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan untuk kethanan produksi cat tembok dipabdang menjadi solusi yang tepat.
Santri yang lolos tahap pertama kompetisi ini melakukan presentasi proposal secara online dihadapan para juri MYRES pada 22 Juli 2022. Sebelum presentasi secara nasional mereka mendapat pendampingan dari Kanwi Kemenag Sumatera barat via zoom dengan pemateri Maifalinda Fatra,S.Ag,M.Pd, dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
“Saya berharap para santri yang lolos menjadikan kesempatan ini sebagai ajang menambah ilmu pengetahuan, menambah kemampuan di bidang riset dan memaksimalkan usahanya untuk memberikan hasil yang terbaik” ujar Yusmaneli, kepala MAS KMI Diiniyyah Puteri.
Yudya Azhari,S.pd sebagai pembimbing mengungkapkan rasa harunya. Ia mengucap syukur dengan hasil tahap pertama. Ini berupa kejutan yang luar biasa mengingat judul penelitian yang diangkat bertema sains. Ia berharap anak didiknya mampu berlaga sampai tahap akhir MYRES yaitu tahap 6 besar.
Santri yang lolos tahap pertama MYRES, Syalsya Rahma Abene mengungkapkan “Dengan lolosnya saya di ajang perlombaan MYRES ini saya berharap anak-anak muda lebih peka terhadap lingkungannya dan berpikir untuk kebaikan bangsa dan negaranya, serta berkontribusi dalam pemecahan masalah bangsa terutama dibidang lingkungan”(TasyaSabila/DiniyyahNews)
More Articles...
- Bimtek Kurikulum Merdeka Perguruan Diniyyah Puteri
- Wisuda Tahfizh dan Syukuran MIS REY
- Khatam Al-Qur’an Madrasah Ibtidaiyah Swasta rahmah El Yunusiah tahun 2022
- Diniyyah Literacy Center Ikuti Workshop Cafe Agen Literasi
- Santri dan Mahasiswi Diniyyah Puteri Lolos Seleksi Workshop Karya Tulis Ilmiah Bung Hatta