Hai sobat! Semua cinta Indonesia nggak? Cinta dong. Tapi apakah kita benar-benar cinta jika lebih memilih produk lain dari pada produk Indonesia? Hhhmmm.. buktinya anak muda sekarang hobi dan bangga memakai produk luar seperti Jerman, Paris, dan Korea. Didukung dengan perkembangan K-POP di Indonesia yang makin marak saat ini, anak muda sekarang banyak yang bangga jika sudah mirip idolanya. Contohnya Super Junior. Boyband asal Korea Selatan ini pernah mengadakan konser di Indonesia yaitu Super Show 4 yang membuat gempar anak muda Indonesia. Tapi, tau nggak Eunhyuk salah satu personilnya saat itu memakai topi merah yang dibelinya di Korea Selatan. Yang menariknya, topi itu buatan asli Indonesia. Yap! Made In Indonesia.
Keren kan! Kemungkinan besar, banyak anak muda Indonesia malu memakainya. Alasannya tidak modis. Tapi Eunhyuk Super Junior aja nggak malu memakai buatan Indonesia. Ia malah bangga dan menujukkan kepada personil lain. Selain itu, saat konser mereka memakai baju batik Indonesia yang indah banget.
Nah, sekarang jangan malu-malu lagi ya! Karena bagaimana pun kita kita harus bangga dan menghargai Indonesia! Jadi nggak ada alasan lagi ya! (Raudhatul Jannah/MTs DMP Diniyyah Puteri)
Sobat, pernah nggak mikir, kenapa ya kebanyakan anak Yahudi itu jenius semua? Contohnya aja kayak Albert Einstein, sang pencetus teori relativitas dan penemu bom atom yang IQ-nya 160, atau kayak Niels Bohr seorang ahli Fisika, Sigmund Freud seorang psikiatris terkenal, juga ahli-ahli lain yang dapet penghargaan Nobel dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari literatur, kedamaian dunia, kimia, dan lain-lain.
Ternyata, rahasia jeniusnya anak Yahudi udah dimulai sejak mereka dalam kandungan. Waktu seorang ibu tahu bahwa dia sedang mengandung, maka ibu tersebut akan bernyanyi, bermain piano dan ngebeli buku Matematika. Bermain piano plus bernyanyi ini akan berpengaruh pada suasana hati sang bayi yang sedang dikandungnya. Dengan ini sang ibu diharapkan dapat ketenangan, dan akhirnya pas sang bayi lahir, dia bakalan punya karakter yang tenang dan matang buat menghadapi masalah hidup nantinya. Nah, kalo buku Matematika buat apaan, dong? Ternyata, nggak tanggung-tanggung, si ibu bakalan ngerjain soal-soal di dalamnya dan berlatih setiap hari hingga tiba saat melahirkan, dengan tujuan mengembangkan kecerdasan otak bayinya. Kadang mereka ngerjain bareng suaminya, atau nanya ke saudara dan kerabat kalo ada soal yang sulit. Wuih.. perencanaan yang mateng banget, kan?
Lain lagi kalau soal makanan. Sejak awal mengandung, para ibu udah keranjingan mengonsumsi kacang almond dan kurma plus susu. Waktu tengah hari, makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala, barengan sama salad yang dicampur almond dan berbagai jenis kacang-kacangan. Kata mereka, daging ikan itu baik banget buat perkembangan otak, tapi kalau kepala ikan itu mengandung bahan kimia yang nggak baik dan bisa ngerusak perkembangan otak anak di dalam kandungan. Weits, nggak itu aja, mereka juga diwajibkan mengonsumsi banyak pil minyak ikan. Mereka juga selalu makan buah-buahan terlebih dulu, baru mengonsumsi makanan berat kayak roti atau nasi.
Nah, ketika anak-anak mereka lahir, perjuangan nggak sampai di situ aja. Sejak kecil anak-anak Yahudi diwajibkan berlatih piano dan biola. Saintis Yahudi percaya bahwa memahami not musik akan meningkatkan IQ kita. Musik yang didenger juga bukan musik sembarangan, tapi musik-musik klasik karya Beethoven, Mozart, Bach, atau semacamnya. Lanjuut, dari kelas 1 sampai 6 SD, anak-anak Yahudi bakal diajari Matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA juga sangat diutamakan. Olahraga juga menjadi kewajiban, yaitu memanah, menembak dan berlari. Menembak dan memanah bisa ngebuat otak jadi lebih fokus, selain menembak yang jadi bagian dari membela negara.
Menjejak ke sekolah tinggi alias universitas, di sini mereka digojlok dengan sains. Para mahasiswa didorong untuk menciptakan produk dan berkarya. Di tahun akhir universitas, mahasiswa disuruh untuk mengerjakan proyek dan mempratekkannya. Mereka nggak bakalan lulus kalo belum dapat keuntungan sebanyak 1 juta US$! Wuih.. keren nggak tuh?
Satu hal lagi, jangan sekali-kali merokok kalau kita diundang makan ke rumah orang Yahudi. Mereka bakal nyuruh kita keluar dan merokok di luar rumah. Menurut ilmuwan Israel, nikotin bisa merusak sel utama pada otak manusia dan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal ngebawa generasi yang cacat otak alias bodoh. Jadi, merokok itu kayak hal yang kejam dan menjijikkan buat orang Israel, karena bukan cuma ngerusak gen si perokok, tapi juga gen orang-orang yang menghirupnya.
Coba bandingin sama orang-orang di Indonesia. Dari mulai angkot, bus kota, warteg, sampai di teras masjid, bahkan tak sedikit di dalam masjid, pasti ada orang yang dengan santainya merokok. Mereka nggak peduli dengan akibat yang bakal ditimbulkan. Orang Yahudi juga nggak cuma melatih anaknya sejak balita atau bayi, tapi sejak usia kandungan!
Yuk, kita contoh bangsa Yahudi dari kejeniusan mereka. Nggak usah dilihat dari hal lain, contoh aja gimana cara mereka mengembangkan keturunan yang jenius dan bisa ngerubah dunia. Salam sukses untuk generasi bangsa! (Qurrota Aini/MA KMI Diniyyah Puteri)
Hy sobat, pernah nggak liat ada teman-teman kita yang perempuan pergi sekolah pake jilbab, tapi pas pulang sekolah nggak pake jilbab lagi. Bahkan ada yang baru keluar pagar sekolah, jilbabnya udah dicopot aja.
Hmm… kebayang nggak sih, kalau semua kita kayak gitu? Pulang sekolah jilbabnya copot semua. Mungkin Indonesia bakal dicap sebagai negara yang siswinya dipaksa untuk memakai jilbab. Nggak mau kan?
Lalu, kenapa sih masih banyak juga kita ketemu anak sekolah yang nggak pake jilbab pergi ke mall. Padahal waktu sekolah tadi pagi pake jilbab, waktu ke rumah guru pake jilbab, waktu ke masjid pake jilbab. Apa pake jilbab itu hanya karena peraturan?
Kalau emang hanya kerena peraturan, rasanya nggak adil deh. Masak pake jilbab hanya karena peraturan doang. Kalu memang iya, berarti terpaksa dong. Kalau terpaksa, berarti percuma aja. Tau nggak, ternyata kita disuruh pake jilbab ke sekolah itu untuk kita juga lho. Percaya nggak?
Hmm kamu pasti sering dengar berita di TV tentang gadis yang terjaga dari orang-orang jahat karena jilbabnya. Percaya atau nggak, itu nyata lho. Coba deh kalau ada temanmu pake jilbab, satunya lagi pake baju ngepas trus rok pendek. Cowok-cowok pasti ngegoda yang nggak pake jilbab, dibanding yang pake jilbab. Secara logika aja kamu milih yang mana? Pastinya milih yang pake jilbab dong.
Kalu secara agama Islam, kamu pasti udah tau kan tentang kewajiban nutup aurat itu. Di dalam Al-Quran surah Al-Ahzab Allah SWT berfirman yang artinya, “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Sudah jelas kan, kalau ternyata jilbab sangat menjaga kita. Anehnya, ada yang awalnya sudah memakai jilbab, tapi akhirnya dilepas lagi. Karena dia menganggap belum siap untuk pake jilbab. Contohnya aja artis yang kita liat di televisi. Oo.. nggak bisa gitu dong, itu kan kewajiban kita. Sebagai muslimah, harus dong kita melakukannya. Dan satu lagi sob, jangan menganggap pake jilbab itu sebuah peraturan, karena itu akan membuat kita berat untuk melakukannya. Namun, jadikanlah itu sebagai sebuah kebutuhan. Ok (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri)
Tahukah teman- teman salah satu hari penting di negara kita ini? Salah satu hari dimana bangsa Indonesia bangkit dan beraksi memperjuangkan haknya yang telah lama diinjak-injak kaum kolonial? Itulah dia hari kebangkitan nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Hari tersebut diperingati untuk mengenang saat-saat bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia yang sangat sulit diraih. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana, tak sedikit nyawa melayang agar bisa menegakkan sang saka merah putih.
Untuk itu, kita harus melanjutkan pedihnya perjuangan pahlawan sebelumnya, dimana rasa kebangsaan yang tinggi perlu ditegakkan, agar Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan yang menjadi slogan belaka, tetapi benar-benar dapat menjiwai perilaku seluruh rakyat Indonesia. Dan salah satu hal yang bisa menumbuhkan rasa kebangsaan adalah Kebangkitan Nasional, bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketertinggalan, bangkit dari ketidakadilan, bangkit dari kemiskinan dan kebodohan. (Nesa Maharani/MA KMI Diniyyah Puteri)
Hai sobat-sobat semua, besok kita akan sampai di hari bersejarah yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap anak bangsa di negeri garuda ini, yaitu hari pendidikan, karena hari itu adalah modal awal dari perkembangan bangsa kita.
Sebagaimana yang kita ketahui, para pahlawan telah melakukan perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah, dimana berbagai pertumpahan darah terjadi karena hak anak bangsa diinjak-injak oleh para penjajah. Sehingga bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan belanda tersebut. Namun, pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putri bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia.
Untuk itu kita harus berterima kasih kepada para pejuang bangsa tersebut, karena atas jasa-jasanya kita bisa sampai pada masa cemerlang sekarang ini. Salah satunya yaitu bapak Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh perjuangan yang sangat berjasa dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Beliau dilahirkan tepat pada tanggal dan bulan yang sama dengan hari ini, yaitu tanggal 2 Mei 1889 dan disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Memang, bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global, pendidikan merupakan kunci utama. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan sangat strategis. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan dasar terbentuknya peradaban yang baik. Sebaliknya sumber daya manusia yang buruk, akan secara pasti melahirkan masyarakat yang buruk pula. Untuk itu, kualitas pendidikan harus selalu ditingkatkan.
Selain itu, kemajuan sebuah negara tergantung dari pendidikannya. Di Indonesia, sudah lumrah jika dikatakan segala sesuatunya membutuhkan uang. Pejabat kaya, banyak yang merasa masih kurang kekayaannya. Padahal mereka seharusnya memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Dana negara lebih banyak dialokasikan untuk membayar hutang, sehingga dunia pendidikan kurang menjadi prioritas. Pejabat yang korupsi seolah tak berperikemanusiaan, karena banyak uang negara yang mereka ambil dengan berbagai cara. Padahal uang itu sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperbaharui pola pikir bangsa ke arah yang lebih baik.
Maka, kita harus memperbaiki itu semua, kita harus menghapus segala bentuk KKN (korupsi, kolusi dan nepotime) di negeri ini dan memperjuangkan pendidikan bangsa kedepannya. Jangan biarkan lagi dunia pendidikan kurang diperhatikan. Kita harus mampu bersaing dalam dunia Internasional karena anak Indonesia memliki kemampuan. (Nesa Maharani/ MA KMI Diniyyah Puteri).