Riki Eka Putra, yang mewakili MIS Rahmah El Yunusiyyah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang menjadi salah satu penerima penghargaan Sayembara Penulisan Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal 2016. Sayembara yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut diikuti oleh 1427 peserta dari seluruh penjuru Indonesia. 20 naskah terbaik hasil penilaian dewan juri akan diterbitkan dalam bentuk antologi.
Riki Eka Putra yang merupakan guru menulis di MIS Rahmah El Yunusiyyah Perguruan Diniyyah Puteri telah menulis ratusan tulisan dalam bentuk cerpen, puisi, pantun, artikel, dan lainnya di berbagai media masa. Baik media lokal maupun nasional. Selain itu, berbagai prestasi di bidang menulis telah diraihnya. Diantaranya, karya terpilih Madrasah Award tingkat nasional 2013, Nominator lomba menulis cerpen UPI Bandung 2014, juara 2 lomba menulis cerpen FSDI FIS UNP 2015, dan nominator sayembara cerpen Sumatera Barat 2016.
“Prestasi yang luar biasa telah diraih oleh Riki Eka Putra menjadi nominasi dari 1427 peserta. Kemampuan kepenulisannya yang sudah masuk tingkat Nasional, bisa dianggap sebagai penulis Nasional. Kemampuannya dalam mendalami dunia fiksi telah menghasilkan berbagai tulisan-tulisan fiksi seperti cerpen, novel, dan cerita bersambung yang memiliki nuansa tersendiri, serta mampu menghanyutkan pembaca. Sebagai penulis senior yang sudah banyak menulis cerita-cerita yang penuh motivasi diberbagai media lokal dan Nasional, Riki selalu memproduktifkan diri untuk berbagi solusi tentang permasalahan kepenulisan,” pungkas Kepala SDM Perguruan Diniyyah Puteri, Bapak Fauzi Fauzan El-Muhammady, Lc, S.Fil.I.
Riki Eka Putra mengungkapkan bahwa cerita anak yang dikirim dalam sayembara tersebut berjudul “Tim Rahasia”. Cerita tersebut terinspirasi dari ucapan sebagian besar siswa yang saat ini jauh dari empat aturan dalam kato nan ampek, salah satu kearifan lokal Minangkabau.
Penulis yang hobi berkebun ini menjadikan prestasi yang ia raih sebagai motivasi bagi santri dan mahasiswi yang ia bimbing untuk juga berprestasi di bidang menulis. Karena bagaimanapun seorang guru adalah panutan bagi siswanya.
“Alhamdulillah. Bahagia rasanya bisa berprestasi. Terlebih lagi bisa bersaing dengan 1427 naskah cerita yang ikut serta. Semoga di masa yang akan datang bisa lebih baik lagi sehingga dapat mengharumkan nama Perguruan Diniyyah Puteri ke tingkat nasional bahkan internasional,” ujar Riki Eka Putra bangga. (Jummiati Oktariana/Diniyyah News)
Pada tanggal 11-14 Oktober 2016, Diniyyah Puteri menjadi penyelenggara perdana 7 Essential Life Skill camp di Indonesia. Materi camp ini berdasarkan hasil penelitian Ellen Galinski tentang faktor penentu kesuksesan seseorang.
Peserta diwajibkan membawa 10 item perlengkapan yang harus dibawa setiap pemeriksaan kelengkapan barang, diantaranya; kokarde, selotip, gunting, pisau, mantel hujan, perlengkapan sholat, kaus kaki, buku catatan, dan pena, serta ram kecil. Selain itu, peserta juga dibekali sebutir telur dan segenggam beras yang harus dijaga hingga hari ketiga camp.
Acara dibuka oleh bu Fauziah Fauzan, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri pada hari pertama dan dilanjutkan dengan kegiatan menjahit. Setelah kegitan ini, diberikan materi tentang skill 1 dan 2 tentang focus and self control dan perpective taking. Setiap malam, santri ditugaskan untuk menulis jurnal malam tentang ringkasan kegiatan yang telah diikuti pada hari itu sebanyak 4 halaman.
Pada hari kedua, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri sekaligus pemateri 7 Essential Life Skill menyampaikan pembelajaran tentang skill 3, making connection. Tak sekedar teori, pembelajaran yang didapat langsung diaplikasikan kepada 3 barang bekas yang dibawa oleh setiap peserta harus dirancang menjadi satu produk berkaitan dengan jurusan masing-masing selama 1,5 jam. Selesai mengkreasikan produk, santri diberikan materi tentang skill 5 dan 3 critical thinking dan communicating.
Santri juga diinstruksikan untuk menjual produk yang telah dibuat dalam waktu 2 jam untuk melatih kemampuan expression language yang merupakan salah satu indikator domain terkait dengan communicating. Sebelum terjun ke lapangan, santri berkumpul per kelompok untuk berlatih mempresentasikan produk dengan semenarik mungkin.
Camp dilanjutkan dengan pemberian materi skill 6 tentang taking on challange di hari ketiga. Panitia juga mengadakan diskusi kelompok untuk menyampaikan pemicu stres yang pernah dialami per individu. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi skill 7, self directed-enggaged learning.
Tak hanya sampai di sana, santri diberi tantangan untuk memasak telur dan beras yang telah dibagikan pada hari pertama secara berkelompok untuk makan siang dan malam. Peserta tidak diperbolehkan meminjam atau meminta barang milik penduduk agar dapat melatih kemampuan santri agar dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun. Kegiatan ini diselenggarakan di Diniyyah Agro Wisata (DAW) dan berlangsung hingga malam.
Kemampuan 7 Essential Life Skill peserta juga kembali diuji sepulang dari DAW. Peserta harus pulang melewati lapangan belakang sekolah dan pemakaman keluarga Diniyyah Puteri dengan mengikuti tali di sebelah kiri. Berbeda dengan jurit malam, kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta untuk berpikir kritis. Membedakan imajinasi dengan realita, dan dapat menjembatani keinginan dengan kenyataan melalui solusi.
Di hari terakhir, santri diminta untuk merangkum materi beserta pengalaman yang telah didapat selama 4 hari sebanyak 6 halaman. Dilanjutkan dengan pengujian kemampuan berkomunikasi individu secara berkelompok. Dalam agenda ini, peserta diminta mempresentasikan jurnal yang telah dibuat sebelumnya selama 5 menit. Jika terjadi kesalahan, seperti penggunaan bahasa yang belum sesuai SPOK atau kurang dimengerti sebanyak 3 kali, peserta dipersilahkan untuk mengakhiri presentasinya.
Pada hari Jum’at 14 Oktober 2016, 7 Essential Life Skill ini resmi ditutup. Kelulusan diumumkan pada tanggal 6 November 2016. Bagi peserta yang masih memerlukan bimbingan akan mendapat pelatihan khusus lebih lanjut. Ini menandakan target peserta untuk mencapai 7 Essential Life Skill ini sangatlah besar. (Nadhira Asiyah Arrin/MAS KMI Diniyyah Puteri)
Padang Panjang- Dipenghujung tahun 2016 ini Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah (STIT) Diniyyah Puteri melaksanakan pergantian jabatan Wakil Ketua II STIT Diniyyah Puteri. Serah Terima Jabatan (Sertijab) dilaksanakan Kamis lalu di kampus STIT Diniyyah Puteri, (06/10). Acara tersebut berlangsung dari pukul 13.30 WIB hingga 15.00 WIB. Dihadiri oleh Kepala SDM Perguruan Diniyyah Puteri, Ketua STIT Diniyyah Puteri, Dosen STIT Diniyyah Puteri dan beberapa mahasiswi STIT Diniyyah Puteri.
Pembacaan SK dibacakan oleh Bapak Fauzi Fauzan, Lc, S. Fils.I, Kepala SDM Diniyyah Puteri dan disaksikan oleh Ketua STIT Diniyyah Puteri. Ibu Diana Sartika, S.Pd.I, M.A terpilih menjadi Wakil Ketua II bidang Administrasi dan perpustakaan menggantikan bapak Taufik Rahman, S.Pd.I, M.A.
“Perguruan Diniyyah Puteri selalu support atas program-program yang akan dibuat oleh STIT Diniyyah Puteri, maka kita memberikan 2 SK untuk Wakil Ketua II STIT Diniyyah Puteri yang dilantik hari ini. SK pertama diberikan oleh yayasan Perguruan Diniyyah Puteri dan SK kedua diberikan oleh STIT Diniyyah Puteri sendiri.” Pungkas Kepala SDM Diniyyah Puteri, Bapak Fauzi Fauzan, Lc, S.Fils.I.
Ketua STIT Diniyyah Puteri, Ibu Syarifatul Hayati, Lc, M.A mengungkapkan meskipun masa jabatan untuk Wakil Ketua II sebelumnya yang diemban oleh Bapak Taufik Rahman belum habis, namun karena Bapak Taufik Rahman akan melanjutkankan pendidikan S3, maka STIT Diniyyah Puteri mendukung hal itu.
“Kita memilih Wakil Ketua II STIT Diniyyah Puteri berdasarkan kemampuan dan kecakapan di bidang administrasi. Kita berharap Wakil Ketua II terpilih bisa mendapatkan bimbingan dari Wakil Ketua II sebelumnya. Seluruhan jajaran STIT akan bekerjasama dengan baik untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas STIT Diniyyah Puteri.” Tambah Ibu Syarifatul Hayati.
Wakil Ketua II STIT Diniyyah Puteri terpilih mengatakan bahwa sebuah pekerjaan baru yang akan kita emban itu memiliki banyak makna. Pekerjaan itu bisa bermakna sebuah amanah, profesi, tanggung jawab dan sebagainya.
“Perasaan saya saat ini bercampur aduk antara senang dan takut, karena akan banyak tantangan-tantangan baru yang dihadapi. Kedepannya kita akan melanjutkan program-program yang sudah ada, dan masih banyak lagi PR kita untuk menyelesaikannya. Semoga saya bisa menjalankan amanah ini sebaik-baiknya. Tentunya tidak lepas dari dukungan semua pihak yang memiliki satu tujuan.” Ungkap Ibu Diana Sartika, Wakil Ketua II STIT Diniyyah Puteri terpilih. (Jummiati Oktariana/ Diniyyah News Reporter)
47 santri kelas XII MAS KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang melaksanakan kegiatan ekspedisi di Sawahlunto. Kegiatan ini merupakan program perdana, berbeda dengan tahun sebelumnya yang melaksanakan program integrasi.
Peserta ekspedisi dilepas langsung oleh Kepala Departemen Pendidikan Perguruan Diniyyah Puteri, Ibu Mutia Nilda dan beberapa guru pada Sabtu, 17 September 2016 lalu. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari (17-21 September 2016). Santri didampingi oleh Konsultan Program yaitu ibu Laili Ramadani, M.A, Wakil Kesiswaan sekaligus pelaksana program, ibu Yusneli Syafari, S.Pd, konselor, ibu Nurasiah, S, Pd, dan salah satu wali kelas MAS KMI Diniyyah Puteri, ibu Mutia Rosadi, S, Pd.
“Kita disambut baik oleh ibu Kamsri Benti yang merupakan ketua Asosiasi Homestay di Sawahlunto dan juga para warga di sana. Peserta menggunakan 7 homestay untuk penginapan. Hari pertama, santri mengambil paket-paket kebudayaan seperti tenun Songket Silingkung, memasak makanan tradisional Sawahlunto, belajar musik tradisional, dan lainnya.” Jelas ibu Yusneli Safari, pelaksana program Ekspedisi tersebut.
Minggu (18/09), santri dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok Sejarah, Agama, Sosial Budaya Ekonomi dan Sumber Daya Alam. Mereka akan mengintegrasikan pelajaran di sekolah dengan aplikasi nyata di lingkungan Sawahlunto.
Ibu Yusneli Syafari menambahkan, santri juga memiliki tugas mandiri mengumpulkan data sesuai judul makalah yang dipilih. Mereka melakukan interview langsung ke kantor Kepolisian, kantor Lingkungan Hidup, Museum Gudang Ransoem, Museum Kereta Api, Museum IPTEK, pasar Sawahlunto, Museum Mbah Soero dan masyarakat di sana. Santri akan menggabungkan hasil dari ekspedisi tersebut untuk dijadikan sebuah display di akhir semester nanti.
“Alhamdulillah, secara keseluruhan kegiatan ekspedisi kita berjalan dengan lancar. Saya berharap seluruh peserta tahun ini mampu menyelesaikan makalah ilmiah mereka sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Sehingga kita bisa mengembangkan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam proyek ekspedisi Sawahlunto.” Ungkap Ketua Panitia program, Nadhira Asiyah Arrin.
Naila Husnaini, santri kelas XII MAS KMI mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut sangat menyenangkan. Selain menambah wawasan dan relasi baru dengan masyarakat di sana, santri juga berkesempatan menikmati wisata di Sawahlunto. Beberapa tempat yang dikunjungi para santri seperti daerah Silingkuang, Puncak Cemara, dan lainnya.
“ Kita juga mendapat ilmu dari PT. BA UPO Sawahlunto dan Badan Ekonomi Kreatif Jakarta. Semoga kelas XII MAS KMI tahun ini bisa membuat display yang menarik dan bermanfaat.” Pungkas Naila. (Jummiati Oktariana/Diniyyah News Reporter)