Selain MOM (Masa Orientasi Mahasiswi), STIT Diniyyah Puteri juga memiliki kegiatan pembinaan karakter bagi mahasiswi yaitu Super Camp. Tema pada Super Camp ini adalah My Big Dream.
Super Camp merupakan rangkaian kegiatan pembentukan karakter bagi mahasisiwi yang dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut. Kegiatan tersebut dilaksanakan dari tanggal 19-21 November 2016 yang bertempat di aula Zainiddin Labay El Yunusy Diniyyah Puteri. Training ini dipanitiai langsung oleh Diniyyah Training Centre dengan trainer utamanya Fauziah Fauzan SE, Akt. M.Si yang juga merupakan pimpinan Diniyyah Puteri Padang Panjang.
Selama 3 hari, semua peserta diwajbkan silent time tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 dipakai pada siang hari dan tipe 2 dipakai pada malam hari. Peserta tidak boleh berkomunikasi selain dengan trainer.
Tantangan berat lainnya yang diberikan dalam training ini adalah mencari uang di sekitar pasar Padang Panjang. Peserta diharuskan mencari pekerjaan guna mendapatkan sejumlah uang yang sudah ditargetkan oleh panitia.
“Kegiatan ini sangat luar biasa sekali. Saya banyak dapat pengalaman yang luar biasa. Seperti silent time dimana kami tidak boleh berkomunkasi dengan siapa pun selama super camp. Di balik semua itu kami diajarkan untuk bicara seperlunya dan mengerjakan hal yang bisa dikerjakan. Pengalaman lainnya yang sangat menarik ketika kami disuruh mencari duit sebanyak 200 ribu di sekitar pasar Padang Panjang dalam waktu dua jam. Kami juga diajarkan tentang komitmen, jujur, amanah dan saling tolong menolong,” tutur Wan Fitri, salah satu peserta.
Penutupan kegiatan dilakukan dengan pelantikan peserta yang lulus. Satu persatu peserta dipanggil ke depan untuk pelantikan. Nama peserta yang disebutkan beserta gelar masa depan yang telah ditulis dalm lembaran My Big Dream. (Rahmi Yulianti/Diniyyah News Reporter)
Pekerjaan rumah tangga adalah tugas wajib bagi seorang wanita. Untuk menyiapkan seorang wanita yang mandiri dan mampu melaksanakan hal tersebut, Diniyyah Puteri mengadakan ujian keputerian pada hari Jum’at (18/11/16) yang dikhususkan buat santri kelas IX.
Ujian keputerian ini mempunyai 13 item, antara lain mencuci pakaian, menyetrika, merapikan lemari, menyusun sepatu, memasak, penataan ruang, menanam tanaman, membersihkan tanaman, dan lainnya. Semua santri kelas IX MTs DMP dan SMP dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap item ujian diberi waktu selama 15 menit perkelompok.
Pada item menanam tanaman, bibit strawberry menjadi pilihan untuk diujikan kepada santri. Bibit dipindahkan ke dalam polibag yang besar dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Santri harus rela kotor dengan tanah yang sudah ada pupuk kandangnya. Selain itu, etika mereka dalam merawat bibit yang akan ditanam juga dinilai.
Item yang agak menantang lainnya yaitu penataan ruang. Penataan ruang terbagi menjadi 3 bagian yaitu, penataan ruang kelas, ruang rapat, dan pesta. Pesta terdiri dari 3 bagian, diantarnya pesta khittan, ulang tahun, dan perkawinan. Tujuan dari penataan ruang ini santri harus bisa menata berbagai macam ruang nantinya jika sudah dewasa atau suatu saat menjadi pendekor ruangan. Penilaian dari item ini adalah bagaimana cara mereka menata suatu ruangan yang terlihat indah nyaman dan rapi.
“Setiap kelompok untuk item penataan ruang, diberi waktu 15 menit. Sementara penilain pada item ini dilihat dari kekompakan kelompok dalam menata dan mendekorasi ruang, kebersihan ruangan, dan kerapian ruangan,” terang guru Seni Budaya MTs DMP selaku penilai saat ditemui ketika penilain item penataan ruang.
“Terasa melelahkan, namun banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari ujian keputerian ini. Dari ujian ini saya banyak belajar mulai dari tata cara menanam, membersihkan tanaman, hingga menyiram. Kemudian saya juga bisa tahu bagaiman standar kerapian dan kebersihan yang sebenarnya. Karena item pada ujian ini semuanya adalah kegiatan harian seperti nyuci baju, menyetrika baju, bersih-bersih, menyusun sepatu, dan lainnya. Melalui ujian ini, saya dan kawan-kaan diajarkan untuk mandiri dalam melakukan semua pekerjaan,” ungkap Nori Alya, santri kelompok 10 pada reporter Diniyyah. (Rahmi Yulianti/Diniyyah News Reporter)
Dalam rangka memperkuat ukhuwah islamiyyah dengan seluruh keluarga besar Diniyyah Puteri, para santri kelas 3 MTs DMP/SMP dan 3 MAS KMI mengadakan acara Iftor Jama’i (buka bersama), yang dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 di aula Zainuddin Labay El Yunusiy. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri, umi asrama, guru, karyawan dari seluruh divisi yang ada di Perguruan Diniyyah Putri.
Iftor jama’i ini dibuka oleh MC bahasa Arab, Restu Mardhotillah, santri kelas XII MAS KMI dan MC bahasa Inggris, Jihan Khairiyah Iklil, santri kelas IX SMP. Dilanjutkan ceramah agama oleh Ustadz Muhammmad Sarman dari Duri, lalu shalat Maghrib berjama’ah. Acara diselingi dengan penampilan Nasyid dari N-GM dan nasyid dari para santri.
“Acara ini dilaksanakan untuk membangun silaturrahmi serta ingin mengutarakan bahwa kita dari mulai santri, guru, dan seluruh karyawan adalah satu keluarga. Harapannya setelah acara ini selalu sapa, selalu kenal, dan hubungannya tambah lebih akrab lagi. Acara ini juga mengajarkan para panitia bagaimana cara mengatur waktu yang singkat agar acara dapat berjalan dengan lancar,” ungkap Dina Aidah Norasari selaku ketua panitia. (Fitri Yeni/Diniyyah News Reporter)
Menjadi calon guru yang baik tentunya harus banyak persiapan sejak bangku perkuliahan. Baik dari segi ilmu, wawasan, pengalaman, sikap serta etika yang baik sebagai seorang guru. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah (STIT) Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang, memberikan bekal tersebut kepada semua mahasiswinya dengan mewajibkan studi ilmiah dan praktek mengajar di luar negeri.
Senin (7/11/16) STIT Diniyyah Puteri mengirim 8 orang mahasiswi untuk studi ilmiah dan praktek mengajar ke Malaysia. Mereka terdiri dari 6 orang jurusan Pendidikan Guru Raudathul Athfal (PGRA) serta 2 orang jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Mahasiswi yang wajib pergi adalah mahasiswi yang duduk di semester 7. Mereka mengajar di Sekolah Menengah Agama Diniah Islamiah (SMADI) Kampung Lalang Rengas, Perak, selama tiga minggu. Materi yang mereka ajarkan di sana berupa Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Tahfiz.
Selang tiga hari keberangkatan mahasiswi ke Malaysia, (10/11/16) STIT kembali mengantarkan 3 orang mahasiswi untuk studi ilmiah dan praktek mengajar ke Hongkong. Mahasiswi yang berangkat diantaranya 1 orang jurusan PGRA dan 2 orang jurusan PAI. Materi yang diajarkan di Hongkong adalah materi PAI yaitu Fiqih serta 1 orang jurusan PGRA juga melakukan observasi ke TK yang ada di sana. Sekolah yang dituju adalah Islamic Kasim Tuet Memorial College. Selama di sana, mahasiswi STIT mengajar Fiqih dari tingkat SMP dan SMA. Bahasa yang digunakan dalam mengajar adalah bahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa pokok di sekolah tersebut.
“Banyak sekali yang dapat kita pelajari dari Hongkong. Ketika jam sekolah berlangsung, guru berinteraksi hanya dengan siswa saja. Tidak ada seperti di negara kita dimana guru sering duduk dan berbincang-bincang meluangkan waktu pada saat jam sekolah berlangsung. Waktu antar guru dengan guru berbicara hanya pada waktu istirahat saja ketika makan siang. Ketika masih dalam jam sekolah kecuali istirahat, guru yang kosong jam mengajarnya menggunakan waktu untuk mencari bahan ajar yang akan diajarkan pada jam selanjutnya. Jadi di sana sangat berlaku sekali istilah time is money. Pengalaman yang sangat luar biasa. Terima kasih untuk STIT yang sudah menyediakan program ini,” ungkap Desri Wahyuni, mahasiswi jurusan PAI yang ikut serta ke Hongkong. (Rahmi Yulianti/Diniyyah News Reporter)