Mengenal 5 Fakta Miqdad, Sahabat Nabi Muhammad yang Jarang Terdengar

Miqdad

 

Setiap pelajaran agama ataupun ceramah di Masjid, tentunya sangat sering masyarakat mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru tentang agama Islam. Semisal perkembangannya, cara dakwahnya hingga sejarahnya.

 

Namun, yang kerap terdengar di telinga masyarakat, hanyalah ceramah yang sering dikenal masyarakat juga. Semisal kisah-kisah para nabi, atau kisah para sahabat Rasulullah. Itupun, hanya beberapa tokoh saja, dan masyarakat sudah hampir melupakan Miqdad.

 

1. Golongan Pertama yang Memeluk Islam

 

Miqdad masuk dalam bagian tujuh orang pertama pertama yang menyatakan keislamannya secara terbuka atau terang-terangan. Namun, dari dulu hingga kini, kisah tentang perjalanan Miqdad ini hampir hilang dan tak lagi diceritakan saat ceramah keagamaan.

 

Jika melirik kepada sahabat Rasulullah yang lain, kisah Miqdad ini tak jauh berbeda dengan Bilal bin Rabah. Miqdad adalah seorang pemikir ulang, tapi ia juga harus menerima penderitaan atas siksaan yang diterimanya dari kaum Quraisy.

 

Akibat sering mendapatkan siksaan di keyakinan lamanya, yaitu di kaum Quraisy, Miqdad berpikir lebih dalam dan merenung, lalu memutuskan untuk masuk Islam dan meninggalkan keyakinan lamanya itu.

 

2. Pernah Menjadi Amir (Pemimpin Daerah)

 

Belum lama masuk Islam, Miqdad bahkan langsung diberikan amanah oleh Rasulullah untuk memimpin suatu daerah dan melantiknya menjadi seorang Amir (pemimpin). Namun, tak lama usai menjabat sebagai pemimpin, ternyata Miqdad  tak nyaman dengan posisi itu.

 

Rasulullah sempat bertanya kepada Miqdad, "Bagaimanakah pendapatmu tentang menjadi amir?" Miqdad lalu menjawab dengan jujur, bahwa tidak ingin meneruskan amanah sebagai amir/pemimpin.

 

Miqdad mengambil keputusannya itu, sebab tak ingin memiliki kedudukan di atas orang lain. Sikap dari Miqdad itu justru sangat berbeda dengan masyarakat kebanyakan, ketika orang lain ingin menjadi pemimpin, Miqdad justru menolak itu dan tak menginginkan jabatan.

 

"Anda telah menjadikan diriku berada di atas semua manusia. Demi yang telah mengutus Anda membawa kebenaran, sejak saat ini aku tidak berkeinginan lagi menjadi pemimpin sekalipun untuk dua orang untuk selama-lamanya," ucap Miqdad, dikutip dari buku Kisah Seru 60 Sahabat Rasul karangan Ummu Akbar.

 

3. Pemimpin yang Amanah dan Baik

 

Selama menjadi pemimpin, Miqdad dikenal dengan sosok pemimpin yang baik dan amanah dalam menjabat. Sebab, Rasulullah pernah dua kali mengajak Miqdad untuk menjadi pemimpin sehabis periode pertamanya.

Namun, Miqdad hanyalah menjadi sebentar menjadi seorang pemimpin di suatu daerah, sebab ia merasa tidak pantas dan ingin menjadi manusia yang biasa-biasa saja.

 

Melalui sikap dari Miqdad itu, bisa kita simpulkan betapa rendah hati dan baiknya beliau selama hidupnya. Apalagi saat Rasulullah mempercayai suatu daerah kepada Miqdad, artinya Miqdad adalah sahabat nabi yang patut diperhitungkan.

 

4. Tak Suka Kemewahan

 

Salah satu alasan besar yang membuat Miqdad tak ingin menjadi pemimpin saat ditawari Rasulullah adalah kemewahan dan martabat.

 

Semenjak menempati posisi sebagai pemimpin, Miqdad selalu dikelilingi oleh kemewahan dan sanjungan dari banyak orang.

 

Namun, Miqdad menganggap, hal tersebut adalah suatu yang bisa menjauhkan dirinya dari agama. Akhirnya, Miqdad pun memutuskan untuk tidak lagi menjadi pemimpin, supaya bisa lebih khusyuk dalam beribadah.

 

5. Tokoh Berpengaruh di Perang Badar 

 

Miqdad tampil menjadi tokoh yang berpengaruh pada Perang Badar. Sosok Miqdad kala itu pernah berbicara untuk mengobarkan semangat di tengah ketakutan kaum Muslimin dalam Perang Badar karena kekuatan musuh.

 

Miqdad berkata, "Wahai Rasulullah, teruslah laksanakan apa yang dititahkan Allah, dan kami akan bersama anda, Demi Allah, kami tidak akan berkata seperti apa yang dikatakan Bani Israil kepada Nabi Musa," tegas Miqdad saat Perang Badar kala itu.

 

Kata-kata Miqdad mengalir laksana anak panah yang dilepas dari busurnya, hingga merasuk ke dalam hati kaum Muslimin yang sedang berperang tersebut.

Pawai Syukuran Milad ke-99

pawai99.jpeg

 

            Kegiatan pawai turut mewarnai kemeriahan Milad ke-99 Perguruan Diniyyah Puteri, Rabu (2/11/2022). Kegiatan ini dimulai pukul 08.30 WIB yang diikutioleh Pimpinan Perguruan, Fauziah Fauzan El Muhammady SE, Akt, M.Si beserta seluruh guru, dosen, karyawan, santri, dan mahasiswi Diniyyah Puteri.

            Fauziah Fauzan mengatakan bahwa pawai ini dilaksanakan untuk memperkenalkan seluruh unit pendidikan yang ada di Diniyyah Puteri mulai dari Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS), Madrasah Tsanawiyah Swasta Diniyyah Menengah Pertama (MTsS DMP), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Aliyah Swasta Kulliyatul Muallimat El Islamiyah (MAS KMI), dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT).

Rute pawai meliputi Perguruan Diniyyah Puteri, Jembes, Simpang Lampu Merah PDAM, Gedung M. Syafe’i, SMPN 1, SMPN 5, Masjid Taqwa Muhammadiyah, AB Mart, Masjid Jihad, Pasar Padang Panjang, Kantor Lurah Pasar Usang, dan kembali ke Perguruan Diniyyah Puteri.

            Pawai dimeriahkan dengan penampilan drum band santri MTsS DMP, SMP, dan MAS KMI, serta drum band MIS Rahmah El Yunusiyyah. Sementara itu, murid-murid RA memakai baju tradisional Minangkabau dan menaiki kereta wisata. Hal yang sama juga dilakukan siswa MISRahmah El Yunusiyyah yang sebagiannya memakai pakaian tradisional Minangkabau dan sebagian lagi memakai seragam polisi.

            Santri yang ikut pawai turut memeragakan lima orang tokoh yang pernah memimpin Diniyyah Puteri. Mulai dari Rahmah El Yunusiyyah, Isnaniah Saleh, Husainah Nurdin, Zikra, dan pimpinan saat ini yakni Fauziah Fauzan. Di samping itu turut dipamerkan kaligrafi 99 Asmaul Husna yang ditulis oleh santri, mahasiswi, guru, dan karyawan Diniyyah Puteri.

            Ketika diwawancarai, Fauziah Fauzan mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksananya pawai dengan lancar. “Pawai ini sejatinya merupakan momen untuk kita kembali memperkenalkan diri lebih dekat ke masyarakat khususnya warga Padang Panjang,” ucapnya. (TasyaSabila/DiniyyahNewsReporter)

  

Resepsi Internal Milad 99 Tahun Perguruan Diniyyah Puteri

WhatsApp_Image_2022-11-02_at_07.40.04_10.jpeg

            1 November 2022, bertepatan dengan 6 Rabiul Akhir 1444 H, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang yang didirikan oleh Rahmah El Yunusiyyah berulang tahun ke-99. Acara milad ini dilaksanakan di Aula Zainuddin Labay El Yunusy yang dihadiri oleh Ketua Yayasan Rahmah El Yunusiyyah, Prof. Dr. Nadirman Haska, APU, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan El Muhammady, SE, Akt, M.Si, Staf Khusus Pimpinan, Muthia Nielda, S.Pd,I, Kepala Departemen Pendidikan, Dr. Laili Ramadhani, MA, serta seluruh santri, mahasiswi, karyawan, guru, dan dosen di lingkungan Perguruan Diniyyah Puteri.

            Acara yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas usia ke 99 tahun ini bertema “Menggaungkan 99 Asma Allah di 99 Tahun Pengabdian”. Sebelum acara dimulai, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri dan Pengurus Yayasan Rahmah El Yunusiyyah disambut dengan atraksi drum band yang dimainkan oleh para santri di lapangan depan aula. Setelah memasuki aula, rombongan disuguhkan pertunjukan musik tradisonal talempong yang dimainkan oleh santri MTsS DMP.

WhatsApp_Image_2022-11-02_at_07.38.21_10.jpeg

            Pada kata sambutannya yang diiringi dengan ekspos pencapaian Diniyyah Puteri selama 99 tahun, Fauziah Fauzan menyampaikan bahwa 99 tahun bukanlah angka yang mudah bagi sebuah sekolah untuk bertahan. “Alhamdulillah Allah mudahkan setiap perubahan yang dilakukan oleh Perguruan Diniyyah Puteri sehingga sampai sekarang Diniyyah Puteri masih mampu mendidik wanita-wanita muslimah yang akan mewarnai perjuangan bangsa ini kedepannya,” ucapnya. Beliau berpesan untuk seluruh santri agar selalu ikhlas dalam menjalankan program dan mengingatkan bahwa pencapaian 99 tahun ini merupakan bantuan Allah SWT.

            Acara ini dilengkapi dengan hiburan pertunjukan kesenian kolaborasi talempong yang dipersembahkan oleh santri MAS KMI. Selain itu juga ada penampilan paduan suara santri. Acara ditutup dengan kunjungan ke makam Bunda Rahmah El Yunusiyyah.

            Ketua Yayasan Rahmah El Yunusiyyah, Nadirman Haska, mengucapkan terima kasih atas pengabdian seluruh guru dan karyawan Diniyyah Puteri. Beliau juga mengingatkan di usia 99 tahun ini untuk selalu melaksanakan nasehat-nasehat Bunda Rahmah El Yunusiyyah dan terkhusus untuk para santri agar selalu belajar bersungguh-sungguh. (Tasya Sabila/Diniyyah News Reporter)  

Diniyyah Wafa Care Berbagi
gantinama.jpeg

            Diniyyah Wafa Care mengadakan santunan kepada Yayasan Yatim Anugerah Amanah Indonesia pada Rabu, (01/11). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Zainuddin Labai El Yunusy, dalam rangka milad Diniyyah Puteri yang ke-99. Peserta yang diberikan santunan berjumlah 38 orang dari Yayasan Yatim dan 17 orang dari lingkungan Diniyyah Puteri yang terdiri dari siswa dan santri. Kegiatan yang berlangsung pukul 13.30-15.00 WIB ini dihadiri oleh pengurus Yayasan Yatim, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, staf ahli, guru, dosen, dan karyawan.

            Dalam sambutannya, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan, SE. Akt, M.Si mengajak anak-anak yatim dari Yayasan Yatim Anugerah Amanah Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di Diniyyah Puteri. “Adik-adik yang sudah tamat dari SD nanti bisa melanjutkan ke MTsS DMP. Begitu juga yang tamat dari SMP/MTs bisa melanjutkan pendidikan ke MAS KMI. Selanjutnya yang sudah menamatkan SMA bisa menyambung ke STIT Diniyyah Puteri. InsyaAllah kami menyediakan beasiswa penuh untuk yang ingin melanjutkan pendidikan di Diniyyah Puteri,” tegasnya.

            Beliau turut menjelaskan bahwa Yayasan Yatim Anugerah Amanah Indonesia juga bisa menjalin kerja sama dengan berbagai unit yang ada di Diniyyah Puteri. Salah satunya mengadakan outbond bersama Diniyyah Training Center.

            Sementara itu, Manager Diniyyah Wafa Care, Dasri Sila, M.Pd menjelaskan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan lembaga sosial yang peduli kepada pengembangan pendidikan. Contohnya memberikan beasiswa, membantu menambah kebutuhan sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan, dan lainnya.

            Acara ini turut dimeriahkan dengan penampilan talempong yang dimainkan oleh santri Diniyyah Puteri dan ditutup foto bersama dengan anak yatim. (Syifa Khaira Najwa/Diniyyah News)

You are here: Home News and Events