Kuliah Umum Bersama Rektor UIN Imam Bonjol

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri Rahmah El Yunussiyyah, Padang Panjang, melaksanakan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) untuk 36 mahasiswi baru (MaBa) tahun akademik 2022/2023.
Salah satu materi pada PBAK ini adalah pendidik berjiwa emas di era 5.0 yang dibawakan oleh Fauziah Fauzan El Muhammady, SE. Akt, M.Si di Aula Zainuddin Labay El Yunusy pada 19 September 2022.
Pendidikan berjiwa Emas, merupakan packaging dari konsep seorang pendidik yang sudah di setting dari bunda Rahmah El Yunusiah, bagi bunda Rahmah guru itu harus memiliki kemampuan tiga hal yang pertama menjadi seorang pendidik, pengajar dan mubalighah. Ucap pimpinan Diniyyah Puteri saat diwawancara.
Ia juga berharap seseorang yang ingin menjadi guru, tidak hanya karena lowongan pekerjaan banyak, sertifikasi dan segala macam. Tetapi menjadi seorang guru yang meluruskan niatnya karena Allah SWT. tuturnya
Kegiatan ini turut diikuti oleh Ketua STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah, Syarifatul Hayati, Lc., MA, Wakil Ketua II Sri Intan Wahyuni, M. Pd. I. Wakil Ketua III, Taufik Rahman, S. Pd. I., MA, dan seluruh dosen STIT Diniyyah Puteri. (Tasya Sabila dan Syifa Khaira Najwa/ Diniyyah News)
SANTRI MAS KMI JADI MODERATOR WORKSHOP LITERASI
Fazatil Husainah Fauzi El Muhammady, Santri MAS KMI Diniyyah Puteri tampil sebagai moderator pada Workshop Literasi yang dilaksanakan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatra Barat di Hotel Pangeran Beach, Padang (30/8). Acara tersebut dihadiri Gubernur, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Bunda Literasi Propinsi, Bunda Literasi Kabupaten dan Kota serta para pegiat literasi di Sumatra Barat.
Pemateri adalah Harneli Bahar, Bunda Literasi Sumatra Barat, Gol A Gong, Duta Baca Indonesia, Mardhiyan Novita MZ, Duta Baca Sumatra Barat periode 2019-2022, dan Yusrizal KW, Ketua Forum Taman Baca (FTBM) Sumatra Barat
Workshop diikuti secara luring dan daring via zoom. Sesi pertama diisi Harneli Bahar, Bunda Literasi Sumatra Barat. Beliau menegaskan bahwa kebiasaan membaca penting ditanamkan sejak dini agar kemampuan literasi anak bisa meningkat.
Pemateri selanjutnya, Gol A Gong. Beliau berpesan, “Sumatra Barat tanah airnya kata, nenek moyangnya sastra. Untuk itu sangat penting ditanamkan bahwasanya literasi dapat meningkatkan kualitas kehidupan.” Gol A Gong juga menjelaskan program-program literasi Indonesia serta kendala-kendala yang dihadapi para pegiat literasi dalam meningkatkan minat baca.
Di sesi kedua, Mardhiyan Novita MZ, membagikan pengalamannya saat bertugas menjadi Duta Baca. Banyak kendala yang dihadapi pegiat di lapangan serta minimnya dukungan masyarakat terhadap Taman Baca. Beliau juga mengharapkan seluruh pihak berkontribusi, berkolaborasi, dan bersemangat untuk meningkatkan minat baca Indonesia, khususnya di Sumatra Barat.
Sementara itu, Yusrizal KW, pemateri penutup pada workshop ini menjelaskan strategi meningkatkan literasi di masyarakat. Salah satunya mengenai literasi di tingkat PAUD yang bisa diwujudkan dengan tas literasi, dimana anak membawa satu buku untuk dibacakan orang tua di rumah.
Ketika diwawancarai, Fazatil Husainah merasa sangat senang bisa jadi moderator di acara ini. Banyak pengalaman yang ia dapatkan dari para pemateri yang sudah lama berkecimpung dalam dunia literasi. (Tasya Sabila/Diniyyah News)

