MAS KMI Diniyyah Puteri Raih Juara Kompetisi Robotik Nasional
Tim robotik MAS KMI Diniyyah Puteri berhasil meraih juara 3 kategori Line Follower Analog Madrasah Robotic Competition (MRC). Tim yang terdiri atas Wirza Khoirunnisa dan Risa Nazifa Kathin dari kelas XI IPA, mendapatkan hadiah berupa sertifikat, uang pembinaan, dan tropi serta medali perunggu.
Dari tujuh kategori yang dilombakan, MAS KMI Diniyyah Puteri memilih kategori Line Follower Analog dengan menyiapkan 4 tim. Dari empat tim tersebut, satu tim yang dibimbing oleh Leni Asmara, S.Pd. berhasil lolos ke tingkat final yang diadakan di Universitas Asy-Syafi’iyah Bekasi pada tanggal 7-10 Januari 2021.
Madrasah Robotic Competition (MRC), merupakan ajang kompetisi Robotika dan Otomasi tingkat Madrasah se-Indonesia. Mulai dari menemukan ide, merakit atau merancang, mengoperasikan hingga menemukan teknologi baru di bidang robotika dan otomasi yang dirancang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kementrian Agama Republik Indonesia dengan Universitas Islam As-Syafi’iyah bersama International Robotics Training & Competition (IRTC) dalam menciptakan siswa kreatif, inovatif, dan cinta teknologi. Lomba diadakan 1 Oktober hingga 21 Desember 2020 secara online. Mulai dari pendaftaran, webinar, upload vidio, serta penyisihan 30 dan 9 besar. MRC memiliki tujuh kategori, diantaranya, Internet of Things, Creative, Under Water, Maze Solving, Amphibious Solar Vehicle, Line Follower Analog, dan Sumo Rc.
Leni Asmara, S.Pd, guru pembimbing dari tim yang juara menyampaikan bahwa ia sangat mengapreasiasi prestasi santri tersebut dan berharap kedepannya terus mengukir prestasi bidang robotik tingkat nasional maupun internasional. (Rahmi Yulianti/Diniyyah News)
PEMBUATAN MAKALAH PROYEK INTEGRASI MAS KMI DINIYYAH PUTERI
Setelah mengikuti proyek integrasi, 10-13 November 2019, santri kelas 12 MAS KMI Diniyyah Puteri mulai melakukan penelitian. Namun, karena masalah pandemi, makalah yang dibuat membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama.
22 Januari 2021, santri kembali mengerjakan makalah dengan menggunakan laptop dan labor IT di sekolah. Pengerjaannya dilakukan selama seminggu dan ditambah dengan pengerjaan slide di power point. Setelah itu, santri melakukan revisi makalah dengan guru. Revisi makalah ini berlangsung berkali-kali. Mulai dari isi dan tata cara penulisannya.
Slide yang dikerjakan juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab karena semua santri Diniyyah Puteri dituntut untuk memahami kedua bahasa tersebut. Setelah pengerjaan makalah selama seminggu, akhirnya semua selesai. Selanjutnya akan ada kompre atau biasanya disebut sidang. Bukannya hanya berbahasa Indonesia, melainkan juga menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab.
“Berharap kedepannya kompre atau sidang akan berjalan lancar. Makalah yang sudah diselesaikan dengan penuh kerja keras bisa dimanfaatkan di masa mendatang dan menguntungkan semua pihak. Semoga semua santri bisa lulus dengan nilai bagus dan memiliki masa depan yang baik,” tutur Salsabila Tiara Farhani, salah satu santri kelas 12. (Afira Azzahra/MAS KMI Diniyyah Puteri)
PROYEK INTEGRASI PER-MATA PELAJARAN MTsS DMP DINIYYAH PUTERI
Pada TP 2020/2021, MTsS DMP Diniyyah Puteri kembali mengadakan proyek integrasi santri. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini masing-masing santri kelas VII,VIII, dan IX membuat proyek individu.
Kepala MTsS DMP Diniyyah Puteri, Meilina Roza, S.Pd.I, memberitahu ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan proyek integrasi per-mata pelajaran ini. Pertama, pengarahan dari Konsultan Pendidikan, Laili Ramadani, S.Pd.,I, MA, kepada semua guru tanggal 5 November 2020. Kedua, ekspo seluruh guru di depan semua santri pada tanggal 7 dan 8 November guna mengenalkan apa saja proyek yang bisa dilakukan di masing-masing mata pelajaran. Ketiga, santri memilih proyek yang akan dilakukan serta berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan masalah dan proyek dari guru pembimbing, 9 November. Keempat, pendampingan proyek oleh guru mulai 10 November-30 November. Kelima, display produk setelah ujian semester, sekitar pertengahan Desember.
Meilina Roza berharap adanya penemuan-penemuan baru yang dihasilkan oleh santri. Di samping itu ia ingin dengan adanya proyek integrasi per-mata pelajaran ini guru juga berinovasi untuk bisa mendampingi santri menghasilkan produk yang punya nilai jual.
Laili Ramadani, menjelaskan proyek individu santri per-mata pelajaran bertujuan agar santri sampai ke level karya guna, yakni bisa membuat sebuah karya yang berguna bagi orang-orang di sekitarnya. Sebenarnya ini juga salah satu program unggulan Diniyyah Puteri karena salah satu visi Diniyyah Puteri adalah menjadi lembaga pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah yang menghasilkan karya di pentas dunia. Guna mencapai visi tersebut pembelajaran dilakukan dengan metode proyek. Selain itu, dengan membuat proyek, capaian santri terhadap materi pelajaran tidak hanya pada level LOT (lower order thingking), yakni santri hanya memahami penjelasan sebuah benda. Namun, diharapkan santri bisa sampai ke tahap HOT (higher order thingking) yakni berpikir tingkat tinggi, seperti bisa menciptakan sebuah karya. Berbekal HOT, santri bisa membuat sesuatu dari materi yang dia pelajari.
Laili menambahkan kalau semua proyek individu yang dibuat santri harus berlandaskan teori dari materi pelajaran. Proyek yang dihasilkan juga tidak terlepas dari Alquran dan Sunnah. Misalnya membuat proyek tentang peta perjalanan haji. Di sekolah, santri belajar tentang haji di mata pelajaran Fiqih. Ia juga harus memperdalam tentang materi haji, wawancara dengan orang yang sudah naik haji, mencari tahu apa saja masalah yang terjadi, sejak mulai mendaftar hingga pulang dalam haji. Berdasarkan semua itu, barulah dia membuat peta perjalanan haji yang memudahkan jemaah haji untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan proyek individu tersebut, santri bisa memperdalam sendiri materi yang ia dapatkan di sekolah. Selain itu, dia bisa menciptakan sebuah karya dengan proyek yang dia lakukan.
Bismil Hamdillah, S.Pd., Guru IPA MTsS DMP berujar kalau proyek ini positif sekali. Ada beberapa proyek yang tidak terlaksanakan saat belajar tatap muka, maka di proyek inilah ajang mereka untuk menampilkan kreatifitas. Guru Fiqih, Nuraisyah Lubis, S.Pd.I, juga merasa sangat senang karena ini adalah tantangan untuk santri. Sebelumnya proyek dilakukan secara berkelompok, sedangkan sekarang dilakukan oleh masing-masing individu.
Santri juga menyambut antusias adanya program proyek per-mata pelajaran ini. Salah satunya Balqis Al-fath Qatrunnada, santri kelas IX MTsS DMP asal Riau. Saat diwawancarai, ia ingin memilih proyek mata pelajaran Bahasa Indonesia yakni musikalisasi puisi. Dengan adanya proyek ini Balqis berharap bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki serta mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang sekitar. Ia juga senang bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat di kelas menjadi sebuah karya. (Riki Eka Putra/Diniyyah News)
Keterampilan Tradisional Minangkabau (KTM)
SMP DINIYYAH PUTERI
Tata Boga merupakan mata pelajaran wajib Keterampilan Tradisional Minangkabau (KTM) di SMP Diniyyah Puteri, yang mengajarkan santri tentang dunia memasak. Pelajaran ini sangat penting karena seorang perempuan harus bisa memasak, terlebih lagi jika ia sudah berkeluarga.
Tri Utami, S.Pd, guru Tata Boga SMP Diniyyah Puteri berharap dengan adanya mata pelajaran ini santri bisa mengaplikasikan ilmu Tata Boga dengan semestinya saat berada di lingkungan keluarga masing-masing.
Kepala SMP Diniyyah Puteri, Rasyidah Z. Day, S.Psi.I, mengatakan KTM diwajibkan bagi santri kelas VII, VIII, dan IX. Santri kelas VII belajar mengenal bumbu-bumbu, kelas VIII mulai memasak, sedangkan kelas IX memasak masakan luar daerah yang lebih rumit, contohnya Soto Medan atau Spagheti. Masakan yang dipelajari santri mulai dari masakan sederhana sampai masakan yang sulit. KTM memiliki target yakni semua santri bisa memasak berbagai jenis masakan Minangkabau dan makanan luar Minangkabau.
“Di pelajaran Tata Boga ini kami diajarkan tentang masak memasak, mulai dari pengenalan bumbu-bumbu masakan hingga cara mengolahnya menjadi masakan yang enak,” ucap Sri Rahma Syarifah, santri kelas IX SMP Diniyyah Puteri asal Pesisir Selatan.
Mutiara Qonita Puteri dan Naufa Azalia Munandar, siswa kelas IX lainnya berujar, “Tak hanya sebatas memasak, di mata pelajaran ini kami juga diajarkan menata dapur dengan rapi. Setelah memasak, kami harus membersihkan dan merapikan kembali dapur yang telah digunakan serta mencuci peralatan memasak yang sudah kotor. Selain itu juga diajarkan cara merawat peralatan dapur dan bahan-bahan masakan yang tak bisa bertahan dalam waktu lama seperti sayuran dan bumbu-bumbu lainnya.” (Rahmi Yulianti/Diniyyah News Reporter)