Kamis (31/1/19), reporter Dinteen (Diniyyah News Teen) dan anggota Sanggar Sastra Rahmah Muda Diniyyah Puteri memberikan training menulis kepada siswa SMA N 2 Lubuk Basung. Kegiatan yang dimulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB ini diikuti oleh 50 siswa SMA N 2 Lubuk Basung yang terdiri dari kelas X dan XI.
Dinteen dan Sanggar Sastra Rahmah Muda merupakan organisasi jurnalistik dan saatra yang dibina langsung oleh Diniyyah Research Centre (DRC), salah satu divisi otonom yang ada di Diniyyah Puteri. Reporter Dinteen dan Sanggar Sastra Rahmah Muda terdiri dari santri MTs DMP, SMP, dan MAS KMI Diniyyah Puteri.
Tarining ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahunnya oleh DRC. Tujuan kegiatan ini adalah melatih reporter Dinteen dan anggota Sanggar Sastra Rahmah Muda untuk bisa tampil di depan umum dan juga berbagi motivasi dan tips menulis kepada teman-teman sebaya mereka di sekolah-sekolah yang ada di Sumatera Barat.
Kegiatan dimulai dengan perkenalan reporter Dinteen dan Sanggar Sastra Rahmah Muda satu persatu kepada seluruh peserta training, kemudian dilanjutkan dengan training menulis yang disampaikan oleh Quratul Akyuni yang merupakan pimpinan Sanggar Sastra Rahmah Muda tahun ajaran 2018/2019. Tidak hanya berbagai tips dan motivasi menulis, acara ini juga dilengkapi dengan sharing tentang trik lulus beasiswa LPDP luar negeri, bersama Bayu Suci Kurnia, peraih beasiswa ke Belanda, yang merupakan alumni Dinteen angkatan pertama.
Kegiatan tidak hanya terfokus pada sharing dan berbagi motivasi tentang menulis, namun juga ada sesi praktek menulis bersama Riki Eka Putra, ST,Manager Publishing juga pembina Dinteen dan Sanggar Sastra Rahmah Muda. Peserta training tampak antusias mengikuti praktek menulis dengan banyak berdiskusi dan bertanya kepada pembicara.(Rahmi Yulianti)
“Anda belum tentu mendapatkan semua yang anda impikan, tapi anda tidak akan mendapatkan apa-apa tanpa mengimpikannya.” Kalimat tersebut menjelaskan betapa pentingnya bermimpi bagi seseorang. Tanpa mimpi, kita tidak akan menjadi apa-apa. Kita hanya akan berputar di satu titik dan tidak akan mengetahui tujuan kita. Dengan mimpi, kita mempunyai visi dan misi yang jelas untuk menjalani hidup di dunia. Namun bermimpi saja tidak cukup. Hal ini harus didukung dengan perbuatan untuk mencapai hal yang kita impikan.
Menyadari pentingnya mimpi ini, sejak tahun 2010 Diniyyah Puteri mengadakan Training Super Camp untuk santri MTs DMP, SMP, dan MAS KMI. Trainer dalam kegiatan ini adalah Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri yakni Fauziah Fauzan El Muhammady.
Setelah hampir sembilan tahun lamanya, di awal tahun 2019 Training Super Camp kembali dilaksanakan, tepatnya 8 Januari hingga 12 Januari 2019. Di angkatan ke-9 ini peserta adalah santri kelas X tingkat MAS KMI dan kelas VII MTs DMP dan SMP Diniyyah Puteri. Acara ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh santri baru di Diniyyah Puteri.
“Training Super Camp yang bertemakan My Big Dream adalah training yang bertujuan untuk merancang masa depan dan pembentukan karakter santri serta mengajarkan mereka untuk memiliki impian dan bagaimana untuk meraih impian tersebut. Selain itu santri juga diajarkan cara menemukan bakat dan minat, mengenal berbagai jenis lapangan pekerjaan, serta mengenal beragam universitas dan jurusannya. Tak kalah pentingnya dalam training ini santri dikenalkan dengan domain untuk perbaikan diri,” jelas Fauziah Fauzan, di Aula Zainudin Labay El Yunusy, 12 Januari 2019. Bu Zizi menyampaikan hal itu di sela-sela training yang berlangsung.
Dari Training Super Camp ini telah banyak santri Diniyyah Puteri yang berani membangun mimpi dan bekerja keras untuk menggapai impiannya tersebut. Salah satunya adalah Nadhira Asiyyah Arrin, alumni SMP dan MAS KMI Diniyyah Puteri yang kini kuliah di Asia Pacifik University, Beppu, Jepang. Sewaktu menuntut ilmu di Diniyyah Puteri, santri yang akrab disapa Arrin ini bermimpi untuk bisa meraih beasiswa kuliah di negeri sakura tersebut. Impian tersebut ia tuliskan dalam blue print yang diajarkan dalam Training Super Camp.
Training Super Camp juga dilengkapi dengan buku ‘My Big Dream” yang ditulis sendiri oleh Bu Zizi. Buku yang diselesaikan beliau tahun 2009 ini berisi tentang bagaimana meraih impian terbesar dalam hidup. Untuk mencapainya harus dibuat blue print masa depan yakni rancangan jadi potret diri di masa depan. Di dalam buku ini juga dijelaskan beragam universitas serta jurusan serta peluang kerja yang akan dimasuki. (Riki Eka Putra/ Diniyyah News Reporter)
Semakin meningkatnya tuntutan terhadap kemampuan literasi membuat kebutuhan terhadap skill literasi semakin tinggi bagi siswa tingkat sekolah. Dalam mendukung peningkatan kemampuan literasi, siswa yang tergabung dalam Redaksi Suara Spensa SMP Negeri 1 Padang mengikuti program Kemah Literasi yang ditaja oleh Diniyyah Research Center. Kemah Literasi kali ini diadakan sejak tanggal 6 hingga 7 Oktober 2018 di Diniyyah Agro Wisata.
Program dengan tema “Berprestasi dengan Literasi” ini diisi dengan kegiatan yang beragam, tidak hanya pemberian materi pendalaman mengenai literasi, namun juga terdapat materi praktik mendongeng, standar performance public speaking, praktik penulisan jurnal, dan diakhiri dengan hiking literasi di hari kedua. Para pemateri yang berpengalaman di bidangnya, hadir untuk berbagi wawasan dan metode praktis kepada 20 perserta yang hadir. Antara lain hadir Riki Eka Putra, Lelen Sartika Woyla serta Relawan Forum Penggiat Literasi sebagai narasumber dan pemateri.
Pada sesi Pengenalan Literasi, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi Literasi Membuatku Berprestasi, siswa diperkenalkan dengan wacana mengenai tingkat literasi di Indonesia pada saat ini. Riki Eka Putra, selaku Koordinator Publikasi Diniyyah Research Center memberikan materi mengenai dampak literasi terhadap prestasi siswa sekolah di Indonesia. Hadir pula Bayu Suci Kurnia, salah satu alumni Diniyyah Puteri yang membagikan pengalamannya dalam mengikuti berbagai kegiatan dan lomba dengan bekal literasi.
Pada sesi literasi alat musik, relawan Forum Penggiat Literasi, Alvin dan Asep turut memberikan materi dan menampilkan permainan alat music tradisional Saluang dan perpaduan alat music klasik gitar yang membuat para peserta berdecak kagum. “Saya merasa terharu mendengar lantunan musik yang dimainkan. Saya jadi ingin mengenal music lebih jauh,” ungkap Syifa Yusmansyah, siswi kelas 7 SMPN 1 Padang.
Di hari terakhir, siswa mengikuti program Hiking Literasi dan mengunjungi berbagai lokasi yang ada di kota Padang Panjang. Rute hiking diantaranya melewati Pemandian Lubuk Mata Kucing, Perguruan Diniyyah Puteri, Stasiun Kereta Api, Dusun Sangkur, dan berakhir di Tambang Batu. Siswa tidak hanya mengamati, namun juga berinteraksi langsung dengan warga yang mereka temui. Siswa mendalami keseharian masyarakat yang tinggal di wilayah Sangkur, yang berada di perbatasan Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar. Mereka juga berbincang-bincang dengan para penambang yang bekerja di sebuah pertambangan batu. Dari kegiatan ini, siswa diharapkan mampu memahami permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
“Kemah literasi diharapkan mampu membuka wawasan para siswa, sehingga mereka bisa memahami apa itu literasi, sehingga terbentuk sikap empati dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Di sini, literasi bukan hanya terbatas pada membaca dan menulis, namun lebih dari itu,” ungkap Riki Eka Putra, pemateri sekaligus ketua panitia Kemah Literasi. (Bayu Suci Kurnia/Diniyyah Reporter)
Setelah melalui beberapa proses penyeleksian, Khairun Nisa Amci Ilzania, santri Kelas XII IPA MAS KMI Diniyyah Puteri, terpilih sebagai Juara 3 Duta Baca Sumbar 2018. Lomba tersebut diadakan di Kantor Perpustakaan Sumatra Barat, 13 Agustus 2018. Gadis kelahiran Jambi, 7 Agustus 2001,yang akrab dipanggil ‘Oca’ oleh teman-temannya ini berhasil menyisihkan para calon Duta Baca yang datang sari seluruh penjuru Sumatra Barat.
Perempuan penyuka pisang tenonk dan jus buah ini sudah memiliki beberapa prestasi, diantaranya, Juara 1 FLS2N Cipta Cerpen Kabupaten Tanjab Timur Jambi, juara 2 baca puisi kemah pramuka Kabupaten Tanjab Timur Jambi, Juara 1 Febastra Cipta Cerpen 2017 se-Sumbar, juara 3 KSM Biologi Padang Panjang 2018, juara 2 daur ulang Jambore ranting 2014, dan penulis terbaik Diniyyah Puteri.
Oca sangat suka membaca dan menulis. Sebab itu pula ia selalu bersemangat berkecimpung dalam dunia literasi.
“Literasi adalah solusi tepat untuk mendidik masyarakat. Terutama pemuda agar menjadi orang yang tidak hanya belajar namun juga berpikir. Menulis adalah jalan dakwah, yang artnya apa yang saya tulis hanya untuk Allah, untuk dakwah, untuk memberikan kebaikan, perbaikan dan pembenaran. Beberapa orang mengatakan bahwa membaca adalah Jendela dunia dan menulis adalah cara agar dikenal dunia. Namun bagi saya membaca adalah cara mencari kebenaran dan menulis adalah sarana menyebarkan kebaikan, bukan untuk dikenal dunia tapi untuk bermanfaat bagi dunia,” terangnya lagi mengenai pentingnya literasi dalam kehidupan.
Tak hanya Oca, santri MAS KMI lainnya, Ainun Afifah, juga lolos sebagai finalis (10 besar) Duta Baca Sumbar 2018. Santri Kelas XII IPA yang juga aktif di Redaksi Diniyyah News Teen (dinteen) ini mengungkapkan kebahagiaannya bisa bersaing dengan calon Duta Baca Sumatra Barat lainnya. (Rahmi Yulianti)