MA KMI Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang kembali mengadakan training untuk para santriwatinya tepatnya santriwati kelas XII MA KMI. Training ini merupakan training dengan tema terbaru dan ini adalah peserta training perdana dari kalangan santri. Tanggal 03-05 Januari 2016 di gedung pertemuan Zainuddin Labay El Yunusi milik Diniyyah Puteri, training tersebut dilaksanakan. Kegiatan ini dinamakan dengan Character Building Camp yang merupakan terobosan dari pimpinan Diniyyah Puteri yaitu Fauziah Fauzan. Namun, kegiatan ini lebih akrab disebut sebagai Training 18 Sikap Santri. Karena training ini membahas mengenai 18 sikap yang harus diterapkan oleh santriwati Diniyyah Puteri dan bertujuan agar training ini menjadi wadah membentuk karakter baik untuk menjalani kehidupan kedepannya.
“Tidak penting seberapa besar ataupun kecil yang kita lakukan, tapi seberapa bermanfaatnya hal yang kita lakukanlah itu yang penting,” kata Fauziah Fauzan dalam salah satu sesi training yang dilakukan selama 3 hari tersebut
Sikap yang harus diaplikasikan santriwati dan dijelaskan pada hari pertama yaitu bermutu, hormat, jujur, ikhlas, syukur, dan sabar. Sedangkan pada hari kedua yaitu berpikir positif, rendah hati, ramah, kasih sayang, khusyu’ serta bersih. Pada hari ketiga dijelaskan mengenai disiplin, tanggungjawab, istiqomah, qanaah, dan takwa. Selain penjabaran dari ke 18 sikap tersebut, para santriwati juga bermain dan menjadi murid di Taman Kanak-kanak (TK) yang juga milik Diniyyah Puteri untuk melihat seperti apa guru-guru dalam mendidik anak-anak TK dengan 18 sikap. Hal ini disebabkan, pendidikan di Diniyyah Puteri dari tingkat baby house, play group serta TK telah menerapkan 18 sikap dalam pengajaran maupun belajarnya. Sehingga hal inilah yang akan dicontoh oleh santriwati MA KMI dalam pengaplikasian 18 sikap santri. Training ini diakhiri dengan muhasabah diri bersama untuk menjadi yang lebih baik dengan doa bersama yang diselingi dengan tangisan dari santriwati yang hadir di aula Zainuddin Labay tersebut.
“Saya merasa senang mengikuti training, karena saya merasa menjadi manusia yang baru dengan mengaplikasikan 18 sikap ini,” ujar Ainul Mardhiyah, salah satu dari santriwati yang mengikuti training ini. (Resmamita/MA KMI Diniyyah Puteri)
Sidang kompre 3 bahasa diikuti oleh santri kelas IX SMP, MTs DMP dan XII MA KMI. Sidang dalam bahasa Arab, Inggris dan Indonesia itu merupakan salah satu syarat kelengkapan administrasi pengambilan ijazah. Ditingkat SMP, MTs DMP ujian kompre dilaksanakan dari tanggal 28 -31 Desember dan ditingkat MA KMI ujian itu dilaksanakan dari tanggal 29-31 Desember lalu.
Yusneli Safari, Wakasis MA KMI Diniyyah Puteri mengatakan, santri kelas XII MA KMI yang mengikuti ujian kompre telah melakukan observasi sebelumnya di Lembah Anai. Setelah itu, mereka juga melaksanakan display proyek integrasi di kelas mereka masing-masing pada 17 Desember lalu, serta membuat laporan secara berkelompok. Sedangkan untuk ujian kompre, santri diminta membuat laporan sendiri-sendiri dan mempresentasikannya dalam bentuk slide. Mereka bebas memilih masalah yang ada pada proyek integrasi tersebut, kemudian memberikan solusi berdasarkan ilmu yang telah dipelajarinya dalam jurusan mereka masing-masing.
“Kegiatan ujian berjalan lancar, meskipun ada beberapa santri yang masih grogi dalam hal penampilan. Santri mendapat pengalaman baru yang bermanfaat untuk masa kuliah nanti dan masa depan mereka. Ketika mereka menjadi orang besar, mereka mampu melihat suatu masalah dengan real. Mereka tidak hanya omong besar, namun mereka langsung action. Itulah yang dibutuhkan negara kita sekarang. Semoga mereka bisa menjadi generasi yang berguna untuk bangsa.” Tambah Yusneli.
Sistem kompre di tingkat MTs DMP dan SMP pun tidak jauh berbeda dengan MA KMI. Mereka juga melakukan observasi ke Lobang Jepang dan membuat laporan untuk dipresentasikan saat ujian kompre.
“Setelah menyelesaikan ujian kompre kemaren, saya merasa sangat lega dan tidak ada kegelisahan lagi. Kami diberi waktu 20 menit oleh penguji untuk mempresentasikan makalah kami dalam bentuk slide. Kemudian kami mempresentasikan kegiatan sehari-hari dalam Bahasa Arab, slide tentang laporan Lobang Jepang dalam Bahasa Inggris, serta untuk Bahasa Indonesia tentang my big dream. Semoga saya dan teman-teman tetap fokus dan semangat untuk ujian selanjutnya.” Ujar Niky Angela kelas IX C M.Ts DMP.
“Alhamdulillah saya bisa melalui ujian kompre dengan baik, sehingga satu persatu tantangan terselesaikan. Setelah ini akan ada ujian-ujian lainnya hingga UN nanti. Salah satunya ujian kompre Tahfiz. Kompre ini sangat bermanfaat bagi kami, karena dengan itu bisa menguji mental kita. Sehingga ketika di perguruan tinggi nanti kita telah terbiasa dengan ujian kompre.” Tutur Gika rahmayati, XII IPS 1 M. A KMI Diniyyah Puteri. (Jumi/ Diniyyah News Reporter)
Staf ahli Gubernur, Bapak Jefrinal Arifin, S.H, M.Si memotong pita peresmian display solusi proyek santri
didampingi pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri ibu Fauziah Fauzan El-Muhammady, SE, Akt, M.Si.
Padang Panjang- Peresmian display Integrasi solusi proyek santri Diniyyah Puteri diapresiasi oleh Pemprov Sumatera Barat, Kamis, (17/12). Acara dihadiri oleh Pj. Gubernur Sumbar, yang diwakili oleh Staf Ahli, Jefrinal Arifin, S.H, M.Si. Selain itu, juga dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumbar, Pemko Padang Panjang dan Bukittinggi, serta Pemkab Padang Pariaman dan Tanah Datar. Para tamu undangan sangat suprise terkait dengan karya yang murni dihasilkan oleh santri Diniyyah Puteri.
Pada acara peresmian display integrasi solusi proyek santri, pimpinan Diniyyah Puteri menyampaikan sambutan bahwa, santri menciptakan berbagai proyek yang memberikan solusi terhadap tema yang mereka pilih dalam bentuk miniatur. Tema yang dipilih diantaranya Lubuk Mata Kucing yang diproyeksi oleh santri kelas VII, Lobang Jepang diproyeksi oleh santri kelas VIII, dan Jam Gadang yang diproyeksi oleh santri kelas IX MTs. DMP & SMP. Kemudian kelas X MA KMI memproyeksi pasar Koto Baru, kelas XI memproyeksi daerah Pandai Sikek, dan Lembah Anai diproyeksi oleh kelas XII. Mereka memanfaatkan bahan-bahan yang ada untuk dijadikan sebuah miniatur yang menarik.
Kunjungan Staf Ahli Gubernur, Bapak Jefrinal Arifin, S.H, M.Si dan rombongan melihat hasil proyek integrasi solusi santri yang bertema Lembah Anai
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, ibu Fauziah Fauzan El-Muhammady, SE, Akt, M.Si ikut senang dengan keberhasilan santri menyelesaikan display tersebut. “Kebanggaan bagi kita semua atas keberhasilan santri menyelesaikan proyek integrasi ini. Kegiatan ini membina santri untuk mampu menggabungkan seluruh materi pembelajaran di kelas ke dalam suatu proyek. Selama ini pendidikan di Indonesia hanya fokus pada teori yang tidak jelas ujung pangkalnya,” ungkapnya.
Kunjungan Staf Ahli Gubernur, Bapak Jefrinal Arifin, S.H, M.Si dan rombongan melihat hasil proyek integrasi solusi santri yang bertema Pandai Sikek
“Ilmu itu harus mereka gunakan, karena fungsi sekolah itu untuk menyelesaikan persoalan. Semakin besar suatu sekolah, semakin besar persoalan yang harusnya bisa diselesaikan. Jadi, integrasi ini melatih santri-santri untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki secara nyata dan mampu memberikan solusi terhadap persoalan yang ada. Misalnya menangani proyek Lembah Anai, dari sana mereka memahami bagaimana menangani sebuah kawasan menjadi baik. Untuk mengukur tanahnya mereka gunakan ilmu Geografi, ketika menangani permasalahan tentang perilaku masyarakat, bisa dengan Sosiologi, masalah halal-haram menggunakan ilmu Fiqh, dan sebagainya. Sehingga jelas arahan, tujuan, dan manfaat dari ilmu yang telah mereka dapat,” tambahnya.
Ibu Fauziah Fauzan juga menambahkan bahwa Pemprov Sumbar meminta untuk menyiapkan laporan santri dalam bentuk eksklusif, kongkrit dan lengkap, agar pemerintah setempat bisa langsung follow up dengan proyek integrasi santri. Selanjutnya kegiatan ini pun akan dilakukan setiap semester.
Kunjungan Wali santri melihat galery hasil proyek integrasi solusi santri
Pada hari berikutnya, display Integrasi solusi proyek santri dijadikan pameran display untuk santri dan wali santri yang datang, dalam rangka terima rapor santri semester ganjil. “Bagus sekali hasil karya para santri dan ini kreatif. Disamping mengenalkan kondisi real masyarakat, anak-anak juga dilatih untuk berkreasi, mengubah, berimajinasi dan mengenalkan teknik-teknik analisis. Itu, metodelogi ilmiah yang sudah dari awal harus dikenalkan kepada anak-anak, sehingga dalam kehidupan sehari-hari dan belajar, mereka bisa berfikir secara terstruktur. Ada fakta, analisis dan solusi. Ini membuat saya salut,” ungkap salah seorang wali santri MTs DMP, Ir. H. Indra Catri, Dt. Malako Nan Putiah, Bupati Kabupaten Agam terpilih periode 2016-2021. (Jumi & Lelen, Diniyyah News Reporter)
Ibu Fauziah Fauzan El-Muhammady, SE, Akt, M. Si, pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang raih penghargaan dalam ajang Apresiasi Pendidikan Islam (API) se Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama di hotel Borobudur Jakarta Pusat , (11/12) lalu. Penghargaan yang didapatkan untuk kategori pimpinanan pondok pesantren yang konsen pada pengembangan program pendidikan pondok pesantren. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Mentri Agama Lukman Hakim Saifuddin kepada Pimpinan Pondok Pesantren.
API merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Kementrian Agama kepada insan Pendidikan Islam yang telah berprestasi, berdedikasi, dan peduli dengan pengembangan dan kemajuan Pendidikan Pondok Pesantren di Indonesia. Ibu Fauziah Fauzan mengatakan, ada beberapa kategori yang diberikan seperti, Walikota dan Bupati yang ikut mengembangkan Pendidikan Islam di kabupaten atau kota, dosen dan guru berprestasi, pimpinan Perguruan Tinggi Islam dan pesantren yang memberikan terobosan bagi lembaga pendidikan, tokoh masyarakat yang ikut serta mengembangkan Pendidikan Islam dan beberapa santri berprestasi.
Ada tiga Pimpinan pondok pesantren yang mendapat penghargaan, pesantren di Papua karena mengembangkan Pendidikan Islam di daerah terisolir. Kemudian pesantren di Sidogiri karena berhasil membangun kemandirian pondok, dimana Koperasinya mencapai omset 1.5 triliun. Pimpinan Diniyyah puteri sendiri meraih penghargaan tersebut karena kita berhasil mengembangkan perubahan kurikulum dan beberapa penghargaan yang didapat pimpinan, seperti penghargaan srikandi 2 negara di Perak, Malaysia serta penghargaan untuk pengembangan pendidikan yang lainnya.
“Kita merasa senang dengan usaha yang dilakukan pemerintah untuk merangsang prestasi dalam dunia Pendidikan Islam. Apa yang dilakukan pemerintah ini luar biasa, upaya yang dilakukan pemerintah menonjolkan kepedulian pemerintah terhadap Pendidikan Islam. Pendidikan Islam saat ini telah mengalami peningkatan dan sekarang sudah berada pada level yang dihargai.” Ungkapnya.
Mentri Agama RI menegaskan, pemerintah memberikan apresiasi Pendidikan Islam ini, sebagai ekspresi kesyukuran dan pengakuan, bahwa kita memiliki banyak putera-puteri terbaik bangsa yang peduli dan mewaqafkan dirinya untuk Pendidikan Islam agar terus maju dan berkembang diseluruh pelosok tanah air.
“Pristiwa saat ini merupakan momen istimewa bagi saya dan keluarga besar Kementrian Agama. Suatu kebanggaan bagi kita semua dapat berkumpul dengan para prionir dan inspirator Pendidikan Islam dari seluruh Indonesia.” Ungkap semangat Bapak Lukman Hakim Saifuddin . ( kami kutip pada uraian berita Kemendag.go.id/L-8)
Ibu pimpinan Diniyyah Puteri mengakui, terobosan kedepan yang akan dilakukan adalah menyempurnakan pelaksanaan perubahan kurikulum Diniyyah Puteri yang disebut dengan Quran-Sunnah Brain Attitude. Dimana al-Quran-Sunnah memimpin kerja otak yang terlihat pada sikap dan tingkah laku. Minimal pada tahun 2018 guru-guru di Perguruan Diniyyah Puteri mampu mencapai level trushted teacher. Guru tidak perlu diawasi lagi, mereka bisa menyelesaikan semua tugasnya dengan baik. Seperti halnya di Finlandia saat ini. (Jumi/Lelen, Diniyyah News Reporter)