Dalam rangka melaksanakan PPL di MTsN Paninjauan, mahasiswi STIT Diniyyah Puteri bergabung dengan peserta didik untuk melaksanakan muhadharah di mushalla sekolah. Guru dan peserta hadir di mushalla tersebut, sebagaimana biasanya muhadharah diadakan setiap Jum’at pagi sebelum masuk kelas. Acaranya beragam. Mulai dari MC, Tilawah, ceramah agama, tahfiz Quran, nasyid, dan ditutup dengan infak sadaqah.
Sebelum acara dimulai, guru bidang kepramukaan MTsN Paninjauan memperkenalkan mahasiswi PPL STIT Diniyyah Puteri kepada para siswa. Di hari kedua PPL ini, mahasiswi tampak sangat bersemangat dan tidak sabar lagi menunggu kegiatan–kegiatan yang akan dilakukan dan tentunya juga mengajar di kelas nantinya. Para murid juga antusias dengan kedatangan mahasiswi.
Mudah mudahan kedepannya para mahasiswi PPL dapat menjalankan program dengan kompak dan sukses. Selain untuk penilaian, PPL juga bermanfaat untuk pengabdian pengalaman yang didapatkan di Diniyyah Puteri selama ini. (Patra Hayati/Diniyyah News)
Selepas kesepakatan penerapan bahasa yang diberlakukan Diniyyah Puteri, kepala asrama ummi Erwita Dewiyani, mengajak kepada santri baru dari Diniyyah Menengah Pertama (DMP) maupun Kulliyatul Mu’allimat El Islamiah (KMI) berkunjung ke asrama terbersih dan rapi tahun ini. Dari kurang lebih 26 buah asrama santri Diniyyah Puteri, tak disangka asrama terbersih sementara jatuh kepada asrama Husainah Atas (HUCATA) dan Husainah Bawah (HUCABA). Asrama ini dihuni oleh santri tingkat akhir MA KMI.
Santri tingkat akhir ini sangat bersemangat untuk menjadi asrama terbersih. Walaupun di tengah kesibukan dalam belajar, namun mereka masih peduli dan memikirkan kebersihan asramanya. Salut kepada santri kelas XII MA KMI dalam hal menjaga kekompakan.
Dalam kunjungan dadakan tersebut, santri baru didampingi ummi asrama bersama ibu Fauziah Fauzan berkunjung dan melihat ke sekitar lingkungan asrama. Kunjungan disudahi dengan foto bersama angkatan 2014/2015 di Husainah Atas. (Patra Hayati/Diniyyah News)
Bahasa asing merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan, apalagi pada zaman sekarang. Selain sebagai alat, juga menjadi bekal utama untuk menghadapi masa depan yang sangat ketat dengan persaingan.
Karena begitu sangat pentingnya penguasaan bahasa asing terutama bahasa Inggris dan Arab, pada Kamis malam, 18 September 2014, seluruh santri Diniyyah Puteri berkumpul di aula. Di sana santri diberi motivasi untuk meningkatkan penggunaan dua bahasa penting tersebut. Bersama ibu Fauziah Fauzan, pak Yani Hamdani dan ummi Erwita Dewiyani, santri Diniyyah Puteri berjanji akan selalu mengaplikasikan 2 bahasa tersebut.
Semoga dengan semaraknya bahasa yang diterapkan di asrama, membiasakan para santri untuk bisa berbahasa dan tentunya sangat berguna untuk masa depan dan intelektualnya. (Patra Hayati/Diniyyah News)
Fenomena sebagian besar pelajar Indonesia saat ini adalah rabun membaca dan pincang menulis. Mereka seringkali kesulitan merangkai kata-kata dan kalimat menjadi sebuah tulisan yang baik. Hal ini tidak hanya dialami oleh sekolah-sekolah berlabel ‘pinggiran’, namun juga sekolah favorit sekalipun. Didasarkan hal tersebut, Diniyyah News Teen (Dinteen) selaku majalah sekolah di Perguruan Diniyyah Puteri tergerak untuk menyebarkan semangat menulis ke sekolah-sekolah lain.
Semenjak tahun 2012, Dinteen sudah melaksanakan training menulis di beberapa sekolah, seperti Pesantren Sabbihisma Padang, SMAN 1 Akabiluru, MTsN Padang Panjang, MAN Gunung Padang Panjang, SMAN 1 Lubuk Basung, dan SMAN 2 Sawahlunto. Pada tanggal 13 September 2014 lalu, Dinteen berkesempatan memberikan training di SMPN 1 Padang. Tampil sebagai trainer adalah reporter Dinteen sendiri yakni Adillah Andika Nasir (Kelas XII IPS MA KMI) dan Resmamita (Kelas XI IPA MA KMI).
Training yang berlangsung di Meeting Room SMPN 1 Padang tersebut berlangsung dalam suasana meriah. Berkali-kali peserta tertawa lepas menyaksikan penampilan trainer yang luwes dan energik.
“Bahagia banget. Baru kali ini ikut pelatihan menulis,” ucap Salsabila Rahmadhani, siswa kelas VIII SMPN 1 Padang yang hobi menulis cerpen.
Dalam materi yang disampaikan, Adillah Andika Nasir selaku trainer mengatakan bahwa menulis itu sangatlah mudah. Namun amat dibutuhkan semangat dan kesungguhan untuk menjadi seorang penulis yang baik. Kegagalan adalah awal untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik. Santri yang pernah meraih juara 1 lomba pidato se-kota Padang Panjang ini juga menjelaskan bahwa dengan menulis, kita bisa meninggalkan jejak bermakna di atas dunia ini. Karena sebuah tulisan akan tetap abadi, meskipun penulisnya telah tiada. (Riki Eka Putra/Diniyyah News)