Dalam rangka meningkatkan apresiasi dan semangat santri dalam menghafal Al-Qura’an, Diniyyah Tahfizhul Qur’an (DTQ) mengadakan Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) yang bertempat di gedung pertemuan Zainuddin Labay El-Yunusy. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari yang dimulai pada tanggal 18-20 April 2017. Peserta yang mengikuti acara ini terdiri dari seluruh kelas VIII MTs DMP & SMP Diniyyah Puteri yang sedang libur bersamaan dengan adanya USBN.
MHQ ini merupakan suatu cabang lomba Qur'an khusus untuk menguji kefasihan bacaan dan hafalan Al-Qur'an peserta. Kegiatan ini merupakan program perdana DTQ yang terdiri dari 2 kategori, yaitu hafalan 2 juz dan 1 juz.Program ini menjadi sarana yang baik bagi santri dalam mengevaluasi hafalan mereka. Musabaqah ini bertujuan untuk meningkatkan semangat santri dalam muraja’ah (mengulang) agar hafalan mereka semakin mutqin.
Lomba ini disambut antusias oleh santri. Pemenang dari lomba ini diumumkan pada akhir acara dengan Nurul Fadila Razak tampil sebagai juara 1 kategori hafidz 2 juz dan Manisha Marrina Jumrel pada kategori 1 juz.
“Alhamdulillah acara ini berjalan dengan lancar serta diikuti dengan begitu semangat oleh santri. Semoga dengan adanya lomba ini dapat meningkatkan semangat santri dalam menghafal Al-Quran serta menjadikan mereka mutqin, yaitu mereka benar-benar menguasai ayat yang telah mereka hafal,” ungkap Diana selaku musyrifah DTQ.(Irma Febriyani, Diniyyah News Reporter)
Menulis sudah menjadi kegiatan wajib bagi para pelajar, bagaimanapun juga menulis sangat mereka butuhkan. Namun tidak semua orang yang menulis mampu menghasilkan sebuah karya dari menulis. Hal tersebut menjadi salah satu tujuan Diniyyah News Teen (Dinteen) Perguruan Diniyyah Puteri selalu berbagi tentang dunia kepenulisan ke berbagai lembaga sekolah. Dinteen yang merupakan para penulis majalah sekolah di Diniyyah Puteri di bawah bimbingan Diniyyah Researc Centre (DRC) telah memberikan training menulis ke beberapa lembaga sekolah di Sumatra Barat. Sekolah yang pernah dikunjungi antara lain SMA 1 Padang, MTsN Model Padang, SMPN 1 Padang, dan lainnya.
Tahun ini Dinteen berkesempatan berbagi pengalaman mereka tentang dunia kepenulisan di SDs Jakarta Islamic School (JISc), Kamis (19/04/17). Tiga anggota Dinteen dikerahkan untuk mengisi training tersebut. Nadhira Asiyah Arrin santri kelas XII MAS KMI Diniyyah Puteri sebagai trainer utama dibantu oleh Khairun Nisa Amci Ilzania, santri kelas X MAS KMI Diniyyah Puteri dan Puti Rinai Bening Sameto, santri kelas VII MTs DMP Diniyyah Puteri. Sebanyak 180 siswa kelas IV SDs JISc berpartisipasi sebagi peserta dalam kegiatan training tersebut. Kemudian juga dihadiri oleh Kepala Sekolah dan beberapa majelis guru.
“Kegiatan ini sangat spesial bagi SDs JISc, karena tim dari Diniyyah Puteri Padang Panjang berkesempatan hadir di sini untuk sharing tentang kepenulisan. Lebih spesial lagi trainernya adalah alumni SDs JISc. Kita sangat senang dan anak-anak begitu antusias mengikuti training ini. Mereka sangat penasaran saat kita sampaikan informasi tentang kedatangan tim Diniyyah Puteri,” ungkap bahagia Kepala SDs JISc, Bapak Nana Nurdiana.
Bapak Nana Nurdiana juga berharap training ini bisa memotivasi siswa-siswanya untuk semangat menghasilkan karya dan prestasi melalui tulisan. Angkatan yang mendapat training ini bisa menjadi pelopor yang akan membuat majalah sekolah, artikel di media massa, majalah dinding, dan sebagainya.
“Peserta sangat bersemangat untuk langsung praktek menulis setelah kita menyampaikan tips kepenulisan dasar. Mereka juga berkompetisi untuk bisa membacakan hasil tulisan mereka di depan semua peserta. Kita berharap tulisan yang telah mereka buat bisa dilanjutkan atas bimbingan dari guru-guru mereka,” pungkas Nadhira Aisiyah Arrin, trainer utama dalam kegiatan training menulis tersebut.
Salah sau guru SDs JISc yang akrab disapa Miss Diana mengatakan siswa-siswanya kagum saat melihat profil dari trainer utama, Nadhira Aisiyah Arrin. Mereka juga ingin seperti Arrin yang telah mengunjungi beberapa negara dengan prestasinya, salah satunya dengan menghasilkan berbagai karya tulis.
“Anak-anak termotivasi dan kita sebagai guru juga bisa melihat potensi-potensi menulis mereka miliki. Terimakasih kepada tim Dinteen Diniyyah Puteri Padang Panjang yang telah berbagi pengalaman yang luar biasa di SDs JISc. Kita berharap anak-anak kita juga bisa mengikuti jejak Dinteen,” tambahnya.
Muhammad, siswa kelas IV SDs JISc mengatakan training menulis tersebut sangat menyenangkan. Peserta tidak hanya diberikan dasar-dasar kepenuliasan tetapi juga ada ice breaking yang menghibur semua peserta.
“Saya ingin bisa menjadi penulis seperti para penulis cilik di Kecil-Kecil Punya Karya. Kemudian saya bisa terkenal dan bermanfaat bagi orang lain seperti yang disampaikan oleh kak Arrin saat training menulis. Saya juga senang dapat hadiah dari tim Dinteen Diniyyah Puteri karena aktif saat training berlangsung,” ungkap Razzan Nadhif Kesuma kelas 4G SDs JISc. (Jummiati Oktariana/ Diniyyah News Reporter)
Perguruan Diniyyah Puteri gencar menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan di luar negeri. Tahun 2016, tepatnya bulan Agustus, Diniyyah Puteri melaksanakan MoU dengan beberapa Perguruan Tinggi dan Lembaga Bahasa di Maroko. Kerjasama tersebut menjadi wadah bagi santri dan mahasiswi untuk mendapatkan pelatihan bahasa dan ilmu-ilmu keislaman yang memadai. MoU itu ditandatangani langsung oleh Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Ibu Fauziah Fauzan El-Muhammady, SE, Akt, M.Si dan Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammad V Rabat-Maroko. Penandatanganan tersebut dilaksanakan ketika delegasi Diniyyah Puteri berkunjung ke Maroko dalam sebuah misi ilmiah dan pendidikan.
9 santri MAS KMI Diniyyah Puteri mengikuti program short course dan ilmu Keislaman di Maroko dari 4 Maret 2017 hingga 18 April 2017.
“Program itu sebelumnya telah diikuti oleh Mahasiswi STIT Diniyyah Puteri pada tahun 2016 silam. Tahun ini santri kelas X dan XI MAS KMI Diniyyah Puteri berkesempatan untuk menambah wawasan mereka di Maroko. Semua santri yang ikutserta sangat antusias untuk mendalami ilmu Bahasa Arab dan Keislaman disini,” pungkas Resti Khairunnisa salah satu mahasiswi STIT yang diamanahkan untuk mendampingi santri selama di Maroko.
Resti menjelaskan kegiatan santri selama di Maroko cukup Padat. Santri belajar Bahasa Arab di pagi hari hingga sebelum masuk waktu Dzuhur. Selanjutnya mereka melakukan aktivitas pribadi dan muraja’ah Al-Qur’an. Kegiatan belajar dilanjutkan setelah Sholat Isya. Hampir setiap hari rutinitas tersebut dilakukan santri selama berada di Maroko.
Raisa Latifa, salah satu santri yang ikut serta dalam program short course tersebut mengutarakan kebahagiannya bisa datang ke Maroko.
“Alhamdulillah senang sekali diberi kesempatan untuk belajar di Maroko. Negara ini sangat aman dan memiliki wawasan keilmuan yang luas. Banyak hal yang dapat kita pelajari disini. Saya dan teman-teman juga dapat menyaksikan langsung sejarah peradaban yang terbilang cukup lama. Saya berharap saat kembali ke Indonesia bisa berbagi pengalaman selama di sini dengan teman-teman,” tambahnya.
Nasta Syahda Ulya, santri kelas XI MAS KMI berharap ilmu yang telah mereka dapatkan selama di Maroko bisa teraplikasikan dengan baik di negaranya, Indonesia. Ia pun berharap Bahasa Arab bisa menjadi salah satu bahasa keseharian santri di Diniyyah Puteri. (Jummiati Oktariana/ Diniyyah News Reporter)
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ternyata sering mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah. Bahkan kegiatan GLS saat ini hanya diartikan sederhana sebagai kegiatan yang mewajibkan siswa membaca buku minimal 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar sekolah . Akibatnya pihak sekolahpun sering kesulitan dalam memacu motivasi membaca siswa, maupun mengukur efektivitas dan keberhasilan output dari GLS tersebut. Memang dibutuhkan strategi yang lebih kreatif agar outputnya, para siswa mampu berpikir kritis dan berdaya cipta seperti menghasilkan berbagai karya tulis dan mengikuti perlombaan sastra.
Sebanyak lima orang guru SMAN 4 Payakumbuh menyimak penjelasan Bapak Fauzi Fauzan, Direktur Diniyyah Research Center (DRC) di ruang meeting Kantor Utama Perguruan Diniyyah Puteri Padang panjang pada hari Senin 17 April 2017. Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang kebetulan dijadikan contoh dan tempat studi banding tentang bagaimana praktik penerapan GLS ini oleh SMAN 4 Payakumbuh, selain Rumah Puisi Taufik Ismail dan SMAN 3 Bukittinggi.
Menurut Pak Fauzi , strategi yang harus dilakukan untuk membudayakan GLS ini adalah peran aktif guru dan pembentukan tim inti penulis. Inilah yang dilakukan diniyyah puteri selama sepuluh tahun ini. Majalah atau Koran sekolah harus kembali diberdayakan sebagai ruang ekspresi siswa. “Tanpa penghargaan dan apresiasi yang tinggi dari pihak sekolah terhadap siswa siswa yang gemar dan memiliki bakat menulis, maka Gerakan Literasi tidak akan berkembang ,” ujar Pak Fauzi.
Setelah Pak Fauzi menjelaskan strategi yang selama ini dilakukan oleh Diniyyah Puteri, rombongan guru SMAN 4 Payakumbuh juga menyimak persentasi dari Bapak Riki Eka, Koordinator Publishing DRC sekaligus Dewan Penasehat Majalah DINTEEN. Menurut Pak Riki Eka yang memiliki banyak pengalaman menulis cerpen di Koran-koran ini, praktik terbaik untuk mensukseskan GLS adalah dengan mengajak siswa untuk menulis, bukan membaca. “Dengan menulis, maka secara tidak langsung atau halus mengharuskan juga siswa untuk membaca buku. Bahkan buku yang dibaca, pastinya buku-buku bagus karena berkaitan dengan apa yang akan mereka tulis nantinya agar hasilnya berkualitas dan enak dibaca orang lain,” terang Pak Riki. Pak Riki juga mengingatkan pentingnya para guru untuk juga ikut menulis sebagai contoh motivasi atau teladan bagi siswa. Pak Riki juga menyatakan dia siap untuk membantu dengan mengisi training menulis di SMAN 4 Payakumbuh tanpa dipungut biaya. Ia juga akan membantu para siswa agar bisa dimuat tulisannya di koran-koran yang ada di Sumatera Barat. (Mardoni/DiniyyahPublicRelation)