Padang Panjang -Lima orang guru Malaysia yang menjadi pendamping selama home stay siswa SMA Majelis Agama Islam Wilayah Persekutuan (SMA-MAWIP) Malaysia di Perguruan Diniyyah Puteri merasa kagum dengan karya sastra Santri perguruan ini.
“Kami baru tahu kalau disini banyak penulis sastra muda setelah santri kami dihadiahi sebuah novel remaja karya Resmamita,” ujar Puan Zahura, Wakil Kesiswaan SMA MAWIP.
Hal itu dibenarkan oleh Riki Eka Putera, saat delegasi Malaysia menyambangi kantor Diniyyah Research Centre (DRC), kamis (13/8) lalu untuk membuktikan rasa penasarannya. Ditemani oleh Kordinator Public Relation (PR) Diniyyah Puteri Syafrini Fitri dan Direktur Operasional DTC, Ahmad Rifa’i, para wakil kepala SMA MAWIP sengaja diajak ke ruang kerja DRC .
Benar saja, Riki, cerpenis nasional ini memperlihatkan beberapa novel dan buku training motivasi yang telah beberapa kali naik cetak. Terlihat beberapa buku diantaranya, Novel Resmamita yang berjudul, “Daun”. Selain itu, ada buku Training motivasi, “My Big Dream: Meraih Impian Terbesar Hidupku,” karya Fauziah Fauzan, SE, Akt. Buku Parenting Skill, “ Mengasuh dengan Bahasa Cinta,” karya Eva Delva dan Fauziah Fauzan. Buku ini panduan berkomunikasi dan cara mendidik anak yang berguna untuk orang tua santri dan para guru. Berikutnya,” Aku Datang Wahai Kekasih “ karya Fauziah Fauzan.
“Buku Parenting Skill telah dua kali naik cetak karena buku ini diburu para guru dan orang tua. Sementara buku My Big Dream juga sama. Keduanya adalah edisi revisi, dengan sejumlah penambahan materi, ”paparnya. ( Ahmad/DTC)
Padang Panjang -Kegiatan Homestay Siswa SMA Majelis Agama Islam Wilayah Persekutuan (SMA-MAWIP) Malaysia yang dilaksanakan di Diniyyah Puteri dari tanggal 7-15 Agustus kemarin ditutup dengan pagelaran pentas seni dan budaya dua negara di Aula Perguruan Zainuddin Labay, Jumat ( 14/8/15) kemarin.
Ketua panitia pentas seni, Cindy Agustia, dan Mayola Handika, seksi acara, menjelaskan bahwa rekan-rekannya sengaja menampilkan talempong, tari pasambahan, drama bahasa arab, nasyid, dan randai. Sementara dari siswa SMA MAWIP menggelar Dzikir barat, musikalisasi puisi, dan Coral Speaking. “ ujar keduanya sekarang tengah duduk menimba ilmu di kelas XII MA. KMI Diniyyah Puteri.
Yusmaneli, S. Ag, kepala Sekolah MA, KMI Diniyah Puteri menjelaskan bahwa kegiatan homestay kali ini adalah bentuk kunjungan balasan dari MA. KMI Diniyyah Puteri tahun lalu ke Malaysia untuk kegiatan yang sama, yakni Homestay.
“ Kedua sekolah ini telah menjalin kerja sama melalui penandatangan MoU pada tahun 2014 lalu.Maka kami saling melakukan kunjungan dengan beberapa kegiatan pembelajaran baik di sana mau pun disini,’ ujarnya.
Dia menjelaskan lebih lanjut, selama di lingkungan perguruan, siswa Malaysia, tetap mengikuti proses belajar mengajar di kelas sebagaimana biasa. Mengikuti program Ekskul, senam pagi pada hari kamis.
“Tidak hanya itu, siswa Malaysia, ikut kelas bahasa arab pagi bersama Indra legiono, Lc. Mereka juga bergabung dengan program halaqoh Quran yang diasuh oleh Diniyyah Tahizhul Qur’an,” paparnya.
Erwita Dewiyani, Direktur Diniyyah Tahfizhul Qur’an (DTQ) saat ditanya respon siswa Malaysia ikut program hafalan Al Quran pagi diasrama, ikut menjawab. “ karena di SMA MAWIP belum ada program hafalan Al Quran seperti di Diniyyah Puteri, maka kami memprogramkan selama seminggu untuk mereka agar dapat menghafal surat An Naba. Alhamdulilah mereka berhasil”
Wakil Kesiswaan, Yusneli Syafari, S.Pd, turut membenarkan bahwa pelajar Malaysia juga merasa kagum, begitu menyaksikan santri Diniyyah telah memiliki hafalan Al Quran sampai 30 juz.
” Betul yaitu santri kami atas nama Faidzatun dan Radiatam Mardhiah. Keduanya, santri kelas XII STT ( Studi Timur Tengah ) atau keagamaan,” timpalnya
Syafrini Fitri, kordinator Public Relation menjelaskan selain program belajar, siswa dan guru dari Malaysia yang berjumlah 19 orang tersebut, sengaja diajak melakukan kunjungan kebudayaan ke Istano Basa Pagaruyung di Batu sangkar, melihat tenunan songket di Pandai Sikek, ke Singkarak dan Maninjau, kemudian ke Jam Gadang Bukittinggi sebagai kunjungan terakhir.
Kunjungan ini berakhir dengan acara penutupan berupa jamuan makan malam bersama di RM Pak Datuk, Jumat ( 14/8/15). Dalam acara itu Wakil Kepala Sekolah SMA MAWIP, Zahura Binti Mhd Amin, mengucapkan terima kasih atas penghargaan dan pelayanan yang telah diberikan Diniyyah Puteri kepada mereka.
“ Kami merasa tersanjung dan sangat berkesan dengan program homestay ini, terlebih Diniyah Puteri menyambut dan melayani selama di Padang Panjang dengan sangat luar biasa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu hadir, Pimpinan Diniyyah Puteri, Kepala Departemen SDM, Kadep Pendidikan, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala dan panitia kegiatan homestay Diniyyah Puteri. Acara ditutup dengan foto bersama dan bertukar cendera mata. ( Ahmad/DTC)
Padang Panjang -Dalam rangka pengembangan minat dan bakat santri, Perguruan Diniyyah Puteri memberlakukan satu hari khusus siswa (Student Day), setiap hari kamis.
Pemberlakuan ini sebagaimana menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MA. KMI, Yusneli Syafari, S.Pd, hari khusus siswa ini ditujukan untuk pendalaman minat dan bakat santri.
“Kami membaginya pada dua kelompok, ada kelompok Non Akademis dan kelompok akademis. Yang termasuk ekskul kelompok Non Akademik adalah, Tari, Tata Boga, Tata Busana, Muslimah Care Beauty, Seni Lukis dan Kaligrafi, Photografi dan Video editing, Bela Diri, Tibun Nabawi, seni Kriya, Gitar, Gardener (bertaman/kebun bunga) dan Muslimah Hotel Management,”ujarnya.
Sedangkan yang termasuk kategori Akademik, adalah robotic, Kitab Kuning, Arabic Club, English Club, Jepang Club, Jerman Club, Event Organizer (EO) dan Kepanitiaan, Master Ceremony (MC) dan Presenter, Menulis karya sastra, Reading Club, Pidato, trainer dan Informasi Teknologi serta multimedia.
Dia menambahkan dari semua kegiatan ekskul itu bukan sepenuhnya santri dalam kondisi bermain, melainkan tetap mendapatkan materi tambahan khusus yang pelaksanaannya bisa di dalam kelas, atau diluar kelas dengan guru pembimbingnya. Beberapa diantara pembimbing ada di datangkan dari pihak luar atau pelatih profesional yang berpengalaman, ada pula dari kalangan internal Diniyyah Puteri yang memang menjabat di beberapa divisi bisnis di lingkungan Diniyyah.
Harapannya dengan adanya kegiatan ini santri sudah memiliki beberapa life skill yang bisa menjadi modal hidupnya kedepan karena mereka sudah menguasai beberapa keahlian yang sebenarnya sudah termasuk kedalam bebeberap profesi di dunia kerja.
Dari 26 jenis cabang ekskul yang dipelajari santri, tiga cabang yang terbilang baru, yakni robotic yaitu, mempelajari pembuatan robot, EO dan Kepanitian serta Jepang Club.
Dalam Pantuan Diniyyah Puteri.org, terlihat Rahmani, Peserta AKSI Indosiar 2015 kemarin turut menjadi pelatih untuk ekskul Pidato. Ada juga Benny Hermanto, manager Wisma Syahidah, -sejenis hotel Melati milik Diniyyah- Puteri , mengasuh cabang ekskul Muslimah Hotel Management. Kemudian, Oktafi Hendro, Diniyyah English Centre, sebagai instruktur bahasa Jepang di Jepang Club.
Ada alumni Diniyah Puteri, Rahmi Yuwan, ST, lulusan ITB Bandung, membuka kelas robotic untuk adik tingkatnya. Bidang EO dan kepanitiaan, nampak Direktur Operasional Diniyyah Training Centre sedang mengajar di depan kelas bersama santri yang mengambil cabang ekskul ini. Khusus salon kecantikan, manager Muslimah Care Centre, Yulretni mengasuh tata cara rias wajah dan rambut dalam cabang ekskul Muslimah Care Beauty dan banyak lagi. ( Ahmad/DTC)
Padang Panjang- Sekolah Tinggil Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri kembali menggelar wisuda sarjana S1 minggu lalu. Bertempat di aula Zainuddin Labay, sebanyak 20 orang wisudawati resmi menyandang prediket gelar sarjana atau S.Pd.I.
Kordinator Kopertais wilayah VI Sumbar, Dr. Eka Putera Wirman, M.A, dalam sambutannya memberikan apresiasi atas acara ini. Menurutnya walau pun sedikit jumlah yang ikut wisuda tetapi mereka semua bernas ( berisi).
Rektor IAIN Imam Bonjol Padang yang baru dilantik ini juga merasa kagum dengan pola persyaratan kelulusan untuk menuju Munaqasah atau ujian sidang akhir skripsi yang mesti dilewati setiap calon sarjana STIT Diniyyah Puteri.Diantaranya mereka harus menuntaskan hafalan Al qur’an sebanyak 3 juz selama masa perkuliahan. Merancang SOP lembaga pendidikan, dan bisa berkomunikasi bahasa dalam asing baik secara aktif maupun pasif.
Ketua STIT Diniyyah Puteri, Syarifatul Hayati, Lc, MA, menambahkan, selain itu calon sarjana terlebih dahulu harus magang sebagai junior trainer di Diniyyah Training Centre(DTC), sebagai junior konsultan di Diniyyah Research Centre(DRC), Magang di beberapa perusahaan multinasional dan praktek mengajar di luar negeri.
“Khusus praktek mengajar sebanyak 17 mahasiswi telah melakukan praktek mengajar disana, tepatnya di sebuah sekolah SMA SMADI di Perak Darul Ridzuan untuk selama tiga minggu,” tukasnya,
Dia merincikan jenis kegiatan mahasiswi disana seperti selain menggelar training motivasi, mengajar bahasa asing, juga masuk kelas untuk mengajar dan program tahfizh.
Atul sapaan akrabnya menyebutkan wisudawati terbaik dan tercepat tamat tahun ini adalah atas nama Zatria Nasriza dengan IPK 3.7 dalam masa 3,5 tahun.
“ Ini sebuah pelajaran bagi adik-adik tingkatnya, bahwa pameo yang mengatakan di STIT lama tamat tidaklah benar. Buktinya, Zatria yang juga kuliah sambil bekerja bisa cepat selesai” ujarnya.
Dirinya menilai bahwa cepat atau lama studi seseorang mahasiswa bukanlah ditentukan oleh dosen pembimbingnya atau kampusnya, melainkan dari mahasiswa itu sendiri. Dia juga menghimbau bahwa mahasiswi STIT dapat meniru jejak langkah Zatria yang pernah menjadi finalis pada AKSI Indosiar 2014 lalu.
Disamping itu, lulusan Al Azhar Kairo Mesir ini membenarkan bahwa beberapa wisudawati ada yang berusia paruh baya, “seperti Ibu Zuraida, guru Raduhatul Athfal Diniyyah Puteri, ikut pula wisuda karena telah berhasil menyambung kuliahnya di STIT Diniyyah Puteri dari sarjana muda menjadi sarjana penuh. Kami bangga dan memberikan apresiasi kepada beberapa mereka yang seharusnya kami anggap orang tua kami, tetapi karena semangat menuntut ilmu, mereka berani menyambung kuliahnya kembali di STIT,” ungkapnya.
Selain itu, sarjana yang baru diwisuda kemarin juga ada berasal dari Aceh. Antara lain Merawati,Fitriani dan Dewi Sariati. Katanya, ketiganya masih melanjutkan pengabdiannya di asrama Diniyyah Puteri, karena sebelumnya mereka juga kuliah sambil bekerja di lingkungan asrama.
Atul juga memberi tahu masa penerimaan mahasiswi baru STIT yang akan berakhir kepada media ini.
“ Untuk sekarang, masa pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka, baik jurusan Pendidikan Guru Agama Islam maupun Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. Pendaftaran ini akan segera ditutup awal September nanti. Biasanya, kuota yang kami terima tidak kurang 35- 40 orang. Dengan jumlah ini, kami mampu mencetak sarjana siap pakai dan siap digunakan dengan beragam skill yang dimilikinya,” ujarnya optimis.