Setelah sukses melaksanakan seminar Internasional pada Sabtu, 30 Mei 2015, Perguruan Diniyyah Puteri REY Padang Panjang mengadakan Workshop International. Tema workshop tersebut adalah Genius Technique In Teaching bersama bapak Hj. Shaya’a Othman. Acara itu berlangsung pada jam 14.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Dilaksanakan di Aula Zainuddin Labay El Yunusi.
Narasumber pada acara tersebut merupakan seorang pakar manajemen dan metodologi penelitian Malaysia dan juga seorang pengusaha sukses yang memiliki hotel bintang 7 di Turki. Moderator untuk acara tersebut adalah bapak Taufik Rahman selaku Dosen di STIT Diniyyah Puteri REY. Peserta workshop diantaranya merupakan majelis guru, karyawan Diniyyah Puteri REY, santri MA. KMI Diniyyah Puteri REY, para dosen dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri REY.
Narasumber memberikan materi dalam bahasa Malaysia dan Inggris. Setelah itu disimpulkan oleh moderator secara ringkas. Meskipun begitu seluruh peserta terlihat begitu antusias dan tertarik dengan materi yang disampaikan. Sehingga acara berjalan lancar dan dapat menarik perhatian peserta untuk mendalami Ilmu mereka dari workshop itu.
Kegiatan itu ditujukan agar peserta bisa menjadi pendidik dan peserta didik yang memiliki kreatifitas dalam belajar dan mengajar. Karena menurutnya cara mengajar bukan hanya memotivasi pelajar untuk belajar, tetapi mengajar mereka bagaimana cara belajar. Salah satu metode pengajaran yang disampaikan adalah metode Mappicxs. Cara tersebut sangat efektif digunakan dalam dunia pendidikan. Karena dapat mempermudah para guru dalam menjelaskan pelajaran di kelas. Sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan lebih cepat mengerti. Selain itu juga menghemat waktu dan media pembelajaran.
Kemudian untuk peserta didik sendiri, metode Mappixcs itu dapat membantu proses berfikir dan mengingat. Karena pada umumnya pelajar itu merasa malas membaca buku pelajaran yang cukup tebal, dengan metode ini mereka bisa belajar hanya dengan menggunakan satu kertas yang berisi Mappicxs dari sebuah pembahasan maupun sebuah buku. Sehingga membuat peserta didik memikirkan setiap point yang ada dalam Mappicxs tersebut, dan mereka bisa mengembangkan daya imajinasinya. Pemateri menyarankan agar Mappicxs yang dibuat oleh guru maupun murid nantinya dapat dibuat semenarik mungkin, supaya peserta didik tertarik dalam mempelajarinya dan menghilangkan kejenuhan.
“Workshop yang luar biasa. Saya merasa senang sekali bisa hadir dalam acara tersebut. Materi yang diberikan oleh narasumber sangat bagus dan bisa diaplikasikan oleh pendidik maupun peserta didik. Semoga acara-acara workshop seperti ini diadakan kembali dengan tema-tema yang lebih menarik,” ujar Wirda Faska, mahasiswi STIT Diniyyah Puteri REY semester Akhir.
Kegiatan workshop tersebut berkesan luar biasa bagi setiap peserta yang hadir. Semoga seluruh peserta dapat mengambil manfaat dari setiap ilmu yang diberikan oleh orang-orang besar dari negara maju tersebut. Supaya kita bisa memajukan system pendidikan di negara kita ini. harapannya ilmu yang telah diberikan oleh narasumber dapat diaplikasikan oleh pendidik dan peserta didik di Diniyyah Puteri REY. Kemudian juga dapat berbagi dengan instansi pendidikan lainnya. Sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan inovasi dan meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia untuk generasi masa depan yang lebih baik. (Jummiati Oktariana/ News Reporter Diniyyah Puteri)
Perguruan Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang mengadakan seminar Internasional, Sabtu, 30 Mei 2015. Seminar tersebut merupakan cooperation antara Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri REY dan International Institut Of Islamic Thought (IIIT) East And Southeast Asia. Dilaksanakan di Aula Zainuddin Labay Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Acara tersebut dimulai pada jam 08.00 WIB hingga jam 12.30 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan acara workshop. Seminar itu bertemakan The Higher Islamic Education Empowerment.
Seminar International ini merupakan kunjungan balasan dari tamu International tersebut, setelah pimpinan Perguruan Diniyyyah Puteri REY memberikan seminar di Malaysia. Tamu tersebut adalah Prof. Dr. Ismail Luthfi selaku Rector of Fatoni University, Thailand yang menyampaikan sambutan dan membuka acara seminar. Dalam acara pembukaan tersebut dimoderatori oleh Dr. Habib Chirzin. Kemudian Prof. Dato’ Wira Dr. Jamil Osman selaku Director of International Instituet Of Islamic Thought (IIIT)East And Southeast Asia, Prof. Dato’ Dr. Abdul Halim Tamuri yang merupakan Rector of Kolej University Islam Selangor (KUIS) Malaysia dan Director of Perguruan Diniyyah Puteri ibu Fauziah Fauzan El Muhammady, SE., Akt, M.Si menjadi panelis dalam diskusi Internasional tersebut. Prof. Dr. Yulizal Yunus sebagai moderator dalam diskusi seminar tersebut.
Selain itu acara bergengsi itu juga dihadiri oleh Prof. Dr. Jamal Badi dari International Islamic University Malaysia, Prof. Madya Dr. Azharuddin Sahil dan Hj.Sahaya’a Othman yang menjadi pemberi materi workshop sebagai kegiatan lanjutan pada acara itu. Acara yang luar biasa itu juga hadir ketua koopertais wilayah VI Sumatera Barat, Rektor UIN Sumatera Utara dan para undangan yang berasal dari Perguruan Tinggi Islam Sumatera Barat. Kemudian tamu internal merupakan dosen, majelis guru, karyawan Diniyyah Puteri REY dan mahasisiwi STIT Diniyyah Puteri REY. Seluruh Peserta seminar tersebut akan mendapatkan makalah, buku dan sertifikat Internasional.
Seminar International ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturrahmi antara sesama instansi pendidikan Islam di Asia tenggara. Selain itu juga penandatanganan MoU antara STIT Diniyyah Puteri REY dan International Instituet Of Islamic Thought (IIIT) East And Southeast Asia. MoU itu dilakukan demi peningkatan mutu pendidikan Islam di Asia Tenggara. MoU Signing Ceremony tersebut berlangsung pada jam 12.00 WIB sampai jam 12.30 WIB, sekaligus foto bersama.
Acara besar itu berjalan lancar dan aman. Seluruh peserta begitu antusias mengikuti acara tersebut sampai akhir. Hal itu juga karena para narasumber memberikan materi yang menarik. Sehingga membuat para peserta ikut berpartisipasi bertanya menggali ilmu narasumber. Diantaranya narasumber membahas tentang kurikulum terbaik untuk meningkatkan pendidikan Islam di Asia Tenggara, serta menyeimbangkannya dengan pendidikan modern.
“Seminar kali ini sangat menakjubkan. Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan itu. saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat dan mendapatkan wawasan baru. Harapannya acara tersebut dapat menjalin silaturrahmi yang lebih kuat antara sesama instansi pendidikan Islam. Semoga acara tersebut bisa membangkitkan semangat kita untuk membangun pendidikan Islam yang lebih baik,” ungkap salah satu peserta bernama Wina Amelia asal Padang Panjang.
Semoga seminar internasional kali ini memberikan manfaat yang luar biasa untuk seluruh tamu yang hadir. Khususnya menjadi kegiatan yang berdampak positif bagi perguruan Diniyyah Puteri REY di masa mendatang. Harapannya pertemuan dan MoU yang telah terlaksana di seminar tersebut terus berlanjut untuk bersama-sama membangun pendidikan Islam yang lebih baik. Sehingga dapat mebentuk pendidik dan peserta didik yang berperilaku dan kaya akan ilmu yang berlandaskan dasar hukum Islam, serta terus membuat Islam terus berjaya di seluruh pelosok dunia. Amin. (Jummiati Oktariana/ News Reporter Diniyyah Reporter)
Ramadhan tahun ini, da’i dan da’iah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang kembali melangkah menuju Akademi Sahur Indosiar (AKSI). Setelah melaksanakan audisi AKSI untuk Sumatera Barat di Diniyyah Puteri pada bulan April 2015 lalu, 4 orang peserta lolos ke tahap selanjutnya di Jakarta. 2 orang diantara peserta yang lolos tersebut merupakan mahasisiwi STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah yakni Rahmani, dan Richi yang merupakan seorang staf di Public Relation Perguruan Diniyyah Puteri.
Sebelum mendapat pemberitahuan kelolosan dari pihak AKSI, Rahmani yang merupakan mahasiswi STIT Diniyyah Puteri REY yang lolos audisi berada di Malaysia, dalam rangka mengikuti Studi Ilmiah dan Praktek Kerja Lapangan (PPL). Hal itu menyebabkan Pihak Indosiar cukup kewalahan menghubungi Rahmani. Kemudian pihak Indosiar langsung memberitahukan ke Diniyyah Puteri, serta menyarankan agar kedua peserta atas nama Diniyyah Puteri tersebut dapat mempersiapkan diri sebelum keberangkatan ke Jakarta.
Para peserta yang telah dinyatakan lolos audisi telah berangkat ke Jakarta tanggal 27 Mei 2015 lalu. Perwakilan peserta dari Diniyyah Puteri diantar oleh Perguruan pada jam 03.00 WIB dini hari menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Setelah itu langsung terbang ke Jakarta menuju tempat yang telah disediakan pihak AKSI tersebut. Rahmani merasa cukup tenang sebelum keberangkatan, karena telah diberi saran dan nasehat dari seniornya Zatria Nasriza yang sudah berpengalaman pada audisi AKSI tahun 2014. Selain mempersiapkan materi untuk kebutuhan selama di ibu kota itu, da’i dan da’iah itu juga mempersiapkan mental dan belajar banyak dari seniornya.
Rahmani mengungkapkan rasa gembiranya setelah mengetahui kelolosannya di acara bergengsi itu. Meskipun banyak yang terlibat dalam pemberitahuan informasi tersebut sehingga bisa sampai kepadanya sewaktu di Malaysia. Diantaranya perguruan Diniyyah Puteri, kemudian disampaikan kepada ketua STIT Diniyyah Puteri REY dan diberitahukan kepada ketua Rombongan studi ilmiah mahasisiwi STIT Diniyyah Puteri REY Rahayu Susanti. Rahmani, mahasiswi semester VI itu merasa begitu senang, bangga dan sedih karena terharu. Sebelumnya Rahmani tidak pernah menyangka akan lolos audisi tersebut. Karena peserta yang ikut audisi ketika itu juga berbakat dan memiliki keunikan masing-masing. Selain itu ia hanya berasal dari keluarga biasa, namun bisa membuat orang tuanya bangga.
“Saya berharap bisa memberikan yang terbaik dan berharap dapat menjadi contoh bagi para junior saya di kampus. Semoga dengan adanya audisi tersebut, membuat seluruh masyarakat tertarik dengan dunia dakwah. Kemudian bisa menjadi masyarakat yang lebih baik dan menjalani kehidupan sesuai tuntutan agama,” ungkap Rahmani.
Harapannya peserta yang berasal dari Sumatera Barat bisa memberikan penampilan yang terbaik dan dapat membuat para penonton tertarik. Terutama peserta yang merupakan perwakilan dari Diniyyah Puteri. Semoga Rahmani dan Richi bisa bertahan hingga final bahkan mampu jadi pemenang untuk tahun ini. Sehingga dapat membawa nama baik Sumatera Barat, khususnya Perguruan Diniyyah Puteri. Semoga mereka bisa menjadi pendakwah yang berbakat, bukan untuk di kompetisi itu saja, namun juga untuk kehidupannya dan lingkungannya. Supaya bisa membawa perubahan di Negara kita tercinta ini menuju kehidupan yang mulia berdasarkan syari’ah Islam. Amin. (Jummiati Oktariana/ News Reporter Diniyyah Puteri REY)
.
“Pendidik antara Dua Negara, Melangkah Kehadapan” Itulah tema dari diskusi interaktif antara Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang dengan Sekolah Menengah Agama Ad-Diniah Al-Islamiah (SMADI) Padang Rengas, Perak, Malaysia. Acara tersebut diadakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Rahmah El Yunusiyyah Padang Panjang pada hari Senin, 25 Mei 2015. Pukul 09.30-12.30 WIB, bertempat di aula Zainudin Labay. Dihadiri oleh Toh Maharaja Indra Dato’ Haji Khairuddin bin Haji Arshad selaku pengerusi yayasan SMADI, Dr. Haji Jurij bin Haji Jalaludin selaku pengetua SMADI dan guru-guru dari Padang Rengas, Perak, Malaysia. Selain itu juga hadir pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, kepala Departemen Sumber Daya Manusia, ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Diniyyah Puteri, para dosen, karyawan dan mahasiswi dari sekolah khusus puteri tersebut.
Kegiatan diskusi ini berjalan dengan lancar, dan yang mengikutinya sangat antusias mendengarkan dan bertanya kepada pembicara Toh Maharaja Indra Dato’ Haji Khairuddin bin Haji Arshad dan Fauziah Fauzan El Muhammadi, S.E.,Akt.,M.Si. Pembicara dari Malaysia juga menjelaskan hubungan antara Diniyyah Puteri Padang Panjang dengan SMADI, bahwa nama dari SMADI itu terinspirasi dari Diniyyah Puteri, karena anak dari pendiri SMADI Syekh Juned Thola yang bernama Datin Sakinah Juned dahulunya sekolah di Diniyyah Puteri.
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Diniyyah Puteri sudah menjalin kerjasama dengan SMADI sejak 2011. Tahun 2012 STIT mengirim mahasiswi ke SMADI selama 3 minggu di Malaysia untuk melaksanakan camp tahfizh, tahun 2013 SMADI datang ke Diniyyah Puteri berkunjung dan juga membuat persetujuan untuk mengeratkan lagi hubungan antara Diniyyah Puteri dengan SMADI. Tahun 2013 STIT juga mengirim mahasiswinya kembali ke SMADI untuk kembali melakukan camp tahfizh, dan tahun ini STIT juga mengirim mahasiswi untuk melaksanakan studi ilmiah selama 2 minggu di SMADI.
“Kita hidup di planet bumi, tapi kita tidak sadar bahwa kita bukan penduduk asli planet ini, tetapi kita adalah penduduk asli dari surga. Banyak orang yang mengganggap bahwa kematian itu adalah perpisahan, meninggalkan tempat yang lama dan pindah ke tempat yang baru itu adalah perpisahan, tapi perpisahan itu adalah ketika kita di akhirat nanti, diantara kita ada yang masuk surga dan ada yang masuk neraka,” itulah pesan yang diberikan pimpinan Diniyyah Puteri, sebelum memulai diskusi. (Neftin Srimayeni/Diniyyah News Reporter)